Pemindahan (Transmigrasi) Orang
Jawa ke Lampung dalam Novel Layar
Terkembang Karya Sultan Takdir Alisyahbana
“Saleh
mengangkat mukanya dari koran, diambilnya sebatang sigaret dari meja, lalu
berkatalah ia dengan suara yang tiada turun naik, ‘Tiada berhenti-henti
pemindahan orang Jawa ke Lampung, sekarang sudah 2000 orang pula lagi. Lampung
nanti menjadi negeri orang Jawa”.[1]
Kutipan
dalam novel Layar terkembaang
tersebut merupakan salah satu berita dari surat kabar pada masa tersebut yaitu Bintang Timur yang dibaca oleh Saleh.
Bintang timur merupakan salah satu surat kabar tertua yang berbahasa Melayu
terbit di Surabaya, semenjak 1862. Sastrawan Pramoedya
Ananta Toer pernah menjadi Redaktur rubrik Lentera dalam Majalah Bintang Timur milik Partai Indonesia (Partindo),
partai yang politiknya sejalan dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). Surat
kabar Bintang Timur tidak bertahan lama karena politiknya sejalan dengan Partai
Komunis Indonesia (PKI).
Saleh merupakan paman dari Maria dan Tuti yang telah
mempunyai seorang istri bernama Ratna. Percakapan tersebut terjadi ketika Yusuf
dan Tuti sedang berada di rumah mereka setelah makan malam. Perkataan Saleh
mendapatkan respon dari Yusuf:
“Yusuf mengangkat mukanya pula dan seraya tersenyum ujarnya,
“Kalau mereka sudah di Sumatera tentulah mereka menjadi orang Sumatera!”.[2]
Sebagai
orang Sumatera Yusuf tidak setuju bahwa orang Jawa yang bertransmigrasi ke
Lampung maka jadilah mereka orang Sumatera karena tinggal, hidup, dan
berpenghasilan di Sumatera.
Sultan
Takdir Alisyahbana menggunakan latar Lampung sebagai tempat yang indah, yang
dikagumi oleh Yusuf.
“Keesokan
harinya Yusuf pergi mengikuti Sukartono pergi ke Keroi. Jalan yang tiada
putu-putus berkelok-kelok menurun menuju ke bawah, hutan yang hijau meliputi
lurah dan tebing sepanjang jalan dan akhirnya pemandangan yang dahsyat ke arah
lautan Samudra yang biru luas membentang …”[3]
Selain
Keroi, ada beberapa nama daerah di Lampung yang digunakan sebagai latar tempat,
yaitu: Liwa, dan Danau Ranau.
Lampung
adalah salah satu provinsi yang berada paling ujung timur pulau Sumatera.
Artinya dalam novel Layar Terkembang Lampung diposisikan di antara Sumatera
Selatan dan Batavia. Sehingga jika dilihat dari segi strategis provinsi Lampung
yang berada ditengah tersebut Lampung merupakan sebuah penghubung dan seringnya
dilalui oleh orang yang menuju Batavia. Hal ini berpontesi menjadikan Lampung
sebagai salah satu tempat transmigrasi.
Transmigrasi
adalah perpindahan pendudukan dari satu daerah (pulau) yang berpenduduk pada ke
daerah (pulau) yang lain yang berpenduduk jarang.[4]
Penyelenggaraan transmigrasi di Provinsi Lampung pertama kali dimulai pada tahun
1905 yang dikenal dengan program kolonisasi dengan penempatan pertama sejumlah
155 KK transmigran yang berasal dari daerah Kedu Jawa Tengah ke Desa Bagelen
Gedong Tataan, 25 km sebelah barat kota Bandar Lampung.
Selain
dilihat dari segi strategisnya, Lampung merupakan daerah dengan luas 35.376,50 km² yang tanahnya belum terjamah dan
berpontensi sebagai lahan pertanian. Sehingga banyak orang Jawa yang
disosialisasikan dan ditempatkan pekerjaan di tanah sebrang tersebut.
Jika
dikaitkan dengan keadaan Lampung sekarang, Lampung adalah salah satu pusat
transmigrasi. Tingginya tingkat transmigrasi sekarang yang tidak hanya dari
Jawa namun dari berbagai daerah mengakibatkan provinsi Lampung tidak memiliki
identitas yang jelas, dapat dikatakan budaya Lampung menjadi semakin luntur
karena banyaknya budaya lain yang masuk. Sehingga informasi yang kita dapat
sampai hari ini pun kita tidak mengetahui bagaimanakah adat budaya,bahasa
Lampung asli. Hal ini mengakibatkan bahasa dan kebudayaan Lampung menjadi
minoritas dan tidak berkembang.
Transmigrasi
ke Lampung dimulai dari tahun 1905. Novel Layar
Terkembang termasuk dalam angkatan 1920-an yang menyinggung mengenai
transmigrasi ke Lampung. Lampung telah
menjadi salah satu tempat transmigrasi hingga sekarang pun provinsi tersebut
masih menjadi tempat transmigrasi.
Benarlah
kata Saleh “Lampung nanti menjadi negeri orang Jawa”, bahwa sekarang Lampung
merupakan provinsi yang mayoritas bersuku Jawa. Namun hal tersebut haruslah
menjadi acuan orang asli Lampung untuk dapat terus bersaing dan mempertahankan
budaya,bahasa, dan menampilkan bahwa Lampung mempunyai identitas. Lampung bukan
sedang dijajah melainkan sedang diuji untuk kebangkitannya menjadi provinsi
yang besar nantinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar