Senin, 17 Desember 2018

BUDAYA MENDENGARKAN


Hasil gambar untuk gambar motivasi mendengarkan
Wulandari Nur Fajriyah


Orang sukses mau mendengarkan
Orang gagal hanya mau berbicara

Bukannya melihat diri sendiri
Tapi sukanya mengomentari
Bukanya banyak menyimak
Tapi malah bikin suasana rusak


Coba kamu dengarkan lagi apa yang selalu kau ucapkan?
Apakah kamu tidak bosan setiap kali selalu berbicara?
Menyalahkan keadaan? Mendebat orang lain?
Tidak mau belajar? Tidak mau mendengarkan?


Setiap kali selalu bicara
Seakan-akan kamu adalah orang yang paling berpengaruh
Padahal dirimu tak tahu siapa kamu
Ingat banyak bicara adalah untuk orag yang menutupi kelemahan
Banyak bicara adalah untuk orang yang tak mau maju


Orang gagal adalah yang banyak bicara
Membicarakan temannya, mengomentari sahabatnya, mencari kesalahan orag lain, mendebat lawan bicara.
Semua salah kecuali dirinya
Kamu mungkin tertawa tak terima
Tapi jangan-jangan kamu begitu juga


Selama kamu masih terus berbicara tanpa arah dan tujuan
Kamu tidak akan mengubah masa depan
Kalau pun itu pernah terjadi inilah saatnya kamu sadar diri
Sadar bahwa hari ini harus berbeda
Sadar bahwa kamu harus berhenti menyela saat orang lain berbicara
Berhenti menggurui, siap menghadapo kenyataan, siap mengubah masa depan
Kesuksesan kamu adalah tanggung jawab kamu
Begitu juga kegagalan kamu adalah tanggung jawab kamu


Dan kalau itu tanggung jawab kamu
Berarti kamu bisa mengubahnya
Kalau kamu yang menyebabkan banyak bicara
Kamulah yang pegang kendali


Jadi, hari ini buat tekad dan putuskan
Tidak ada lagi banyak bicara
Tidak ada lagi cari kesalahan
Tidak ada lagi mendebat
Tidak ada lagi menyela orang berbicara
Tidak ada lagi penyesalan

Apapun yang terjadi berjanjilah
Saya akan selalu cari jalan
Karena hidup saya adalah tanggung jawab saya


My Quote
“Yang keren itu bukan anak muda yang banyak gaya tapi anak muda yang punya karya”
“Yang keren itu bukan anak muda yang baut sensasi tapi anak muda yang berprestasi”

Siapkan hati, jiwa, dan raga
Dan jangan lupa berdoa
Berikan yang terbaik dan buat orang tuamu tersenyum bahagia
Mereka pasti bangga karena anaknya belajar dengan percaya pada dirinya sendiri



Selasa, 27 November 2018

Saya Kecewa.......



Pagi ini indah seindah diriku yang kemarin mendapatkan kejutan yang indah. Yah.....  itu sih kemarin, hari ini mungkin berbeda. Dan hal tersebut terbutik degan mendengar nama dipanggil tak terpesit prasangka buruk namun makin ke sini saya tak diberikan kesempatan untuk berbicara.
Ini bukan sebuah yang diharapkan dan dibayangkan tapi setiap kata ditelaah ternyata ini PERINGATAN.

Saya akui saya memang salah dan saya hanya ingin mengatakan terimakasih atas kritikan bahwa saya tidak berhati-hati dalam berbicara.

Saya memang tidak berhati-hati dalam memberikan pertanyaan tentang kegelisahan saya kepada seorang pakar pendidikan dalam seminar yang diadakan. Kegelisahan saya mengenai motivasi belajar dan tidak adanya kopetisi dalam sekolah menjadikan hal yang sangat dan perlu diperhatikan dan saya meminta solusi untuk hal tersebut?

Pertanyaan tersebut ditanggapi dengan guyonan pembicara, jika Ibu mengharap semua anak sukses, Ibu salah. Ada satu anak yang sukses saja sudah bagus. Guru bukanlah Nabi yang bisa mengatasi semua masalah. Kalau memang, Ibu hanya dibayar biasa saja yah bekerjalah dengan biasa saja. Jika Ibu dibayar secara profesional maka bekerjalah secara profesional begitupula sebaliknya. Karena sesungguhnya mengidamkan guru yang ideal dimulai dari memberikan kesejahteraan. Dengan sejahtera guru tidak akan memikirkan hal lain selain mengajar, dengan sejahtera guru tidak akan melakukan pekerjaan sampingan, dan dengan sejahtera guru akan maksimal dan profesional dalam bekerja.

Kegelisahan saya kedua dalam menanggapi seminar Prof. Arif Rahman Hakim yang saya menyatakan persetujuan bahwa memang sekolah masuk dalam gedung SMA saya sama dengan beliau bahwa “tidak merasakan nasionalisme”. Kalau dari sudut pandang beliau adalah tidak ada tulisan dalam setiap sudu sekolah yang menunjukkan nasionalisme. Kalau mnurut sudut pandang saya adalah tidak ada tulisan dalam bahasa Inonesia dari tulisan namnya sekolah nya saja tidak Inonesia yah walaupun menggunakan kurikulum nasional.
Hal tersebut menjadi sorotan keras juga pihak sekolah kepada saya. Hal tersebut ditanggapi dengan pengibaratan “permen yang telah dimakan” apakah bisa dijual. Rasanya ingin saya tanggapi apa menariknya suatu makanan yang bisa habis lebih baik habiskan dan buat inovasi yang lebih baru. Ada baiknya mengibaratkan dengan barang yang sesuai atau tanpa pengibaratan bahwa kita bisa maju dengan perubahan.

Saya tahu perubahan tersebut memanglah tidak mudah, harus bersama. Tapi jikalau terus mengiuti yang ada dan tidak ada agn perubahan mau jadi apa ladang pendidikan ini? Tak bosankah melihat dan mendidik dengan seperti ini? Sudah cukupkah kita hanya di zona nyaman kita tanpa melakukan sesuatu tanpa perubahan? Perubahan dinilai kotroversial, jika memang berubah lebih baik untuk mengatasi masalah satu per satu apakah salah?


Saya hanya mengira dari hari tersebut kita bisa sama-sama saling memperbaiki dan mengoreksi segalanya. Namun ternyata, saya dinilai memberikan pertanyaan yang membuka aib, saya dinilai tidak profesional. Jika saya membuka aib apa untungnya untuk saya, jika saya tidak profesional saya tidak akan masuk 3 hari ini karena upah saya pun tidak diberikan sesuai dengan tanggal kontrak.
Yap...... saya kecewa, cukuplah sabar dan lagi-lagi santai serta cuek menjalani hari-hari ini. Akankah terus ku begini? Kita lihat saja kelanjutannya.


Pertayaan terbesar dalam diri saya sendiri saya adalah “Apakah iya, peraturan kita dapat dibeli dengan uang?”


Mohon maaf jika banyak pihak yang tak berkenan dengan kata-kata saya. Saya mohon maaf lahir batin tetapi ini suara kekecewaan saya dan saya berhak untuk menyuarakan jika tidak secara langsung maka lewat blog ini saya meulis.
Semoga dapat mengambil hikmah dan pelajaran bagi kita semua. Amin

Kamis, 22 November 2018

Teruntuk Pendidik yang Mengalami Kegelisahan



Menjadi pendidik tidaklah mudah. Saya mengalami, saya menjalani, dan saya merasakan.

Bukan hanya saya yang gelisah namun banyak yang gelisah. Semua dihaturkan kepada Sang pencipta agar selalu mendapat petunjuk dan bimbingannya.

Dan ternyata siswa juga banyak yang bimbang mengenai masa depan kita, aturan kita, kebebasan shalat. Banyaknya demokratis menuntut kita untuk tersus berfikir logis. Berfikir logis merupakan hal yang sangat rawan antara kebenaran dan kebatilan. Menjadi satu merupakan hal yang bagus, menjadi sama bukan hal yang diharapkan kembali di zaman ini.

Salah satu contoh adalah, menjelang siang ini saya mengajar di salah satu kelas XII mereka tengah berdebat adanya pendidikan dan agama. Mereka berfikir bahwa aturan-aturan yang sangat mendoktrin membuat mereka tidak maju, seperti kita selalu menerima aturan agama dan hal terseut dianggap menghalangi pikiran kita.

Saya menanggapinya hanya tersenyum tanpa memisahkan mereka sampai mereka capek dan puas sendiri. Akhirnya mereka pun mereda dan melemparkan pertanyaan mengenai hal yang diperdebatkan. Saya memeberikan masukkan bahwa kita memang bisa dan bebas berpendapat tapi ada baiknya kita berpendapat yang sesuai dan dengan aturan diskusi dan debat yang akan kita pelajari di pelajaran Bahasa Indonesia.

Akhirnya dengan penengahan tersebut menjadi redahlah permasalahan tersebut. Perdebatan selanjutnya adalah mengenai bagaimana pendidikan berlangsung apakah harus dinilai prosesnya atau hasilnya. Satu sisi saya sangat senang melihat mereka bisa berpikir sampai sejauh itu tetapi di sisi lain ada kesedihan bahwa gak bisa menjelaskan seutuhnya kepada mereka karena memang permasalahan dan materi tersebut diajarkan pada tingkat perkuliahan namun sesingkat dan seaplikatif mungkin saya jelaskan pada pengaplikasian proses dan hasil tersebut pada kurukulum 2013.

Beberapa kasus tersebut hanya kasus kecil dari seberapa banyak kasus yang ada. Pemikiran mereka yang kritis dan logis seharusnya ada yang menuntun memberikan mereka pencerahan, yah... kembali lagi bahwa guru lah yang harus memiliki dan mengambil peran tersebut.

Maaf yah kalau dari postingan ini pendidik hanya bisa mengkritisi fakta yag ada di lapangan terus pertanyaan nya adalah. Apa sih yang sudah kamu lakukan Lan? Okeeee...... ada beberapa yang telah ku lakukan dalam beradaptasi di sini.

1. Jadilah penyimak yang baik.
Mungkin dari sekian banyak guru hanya saya yang paling banyak diam. Bukanku kalem namun ada baiknya pada awal adaptasi adalah dengan penyimak yang baik. Dengan menjadi penyimak yang baik kita dapat berteman dengan siapa saja tidak hanya pada satu orang dan merasa bisa mengetahui sifat teman kerja, atasan, dan sistem yang ada.

2. Banyak bertanya
Selain jadi penyimak baik, haruslah menjadi orang yang banyak bertanya karena banyak hal yang tidak diberi tahu mengenai perizinan, sistem pelanggaran, peraturan guru, seragam penyesuaian, dan lain sebagainya. Jadi, ada lebih baik banyak bertanya dengan senior dan wakil kepala sekolah. Dengan begitu kita tidak akan ketinggalan informasi dan melakukan kesalahan sebelum ditegur karena saya pernah sekali ditegur karena memakai sendal ke lorong kelas karena keperluan memanggil guru di ruang guru atas. Hehehehe

3. Kenali karakter siswa per kelas
Setiap kelas memiliki karakter yang berbeda-beda, berteman kelompok yang berbeda, latar belakang, dan cara belajar yang berbeda pula. Perbedaan tersebut juga sangat mempengaruhi dengan metode mengajar yang digunakan begitupula dengan penerimaan materi tiap kelas juga berbeda juga. Misalnya, metode diskusi pada kelas IPA dapat berjalan dan berbanding terbalik dengan kelas lain yang ternyata metode tersebut tidak berjalan sesuai rencana.

4. Pendekatan pada siswa paling aktif
Pendekatan pertama saya lakukan pada geng kelas XII yang sampai sekarang belum berhasil saya dekati melalui karya sastra kesukaannya mencoba memecah persahabatannya tetapi saya masih perlu ekstra pendekatan agar kelas bisa kondusif. Dikelas XI yang saya lakukan adalah menggandeng salah satu murid dan saya jadikan asisten dan hal tersebut berangsur-angsur dapat meredakan kelas yang tidak kondusif dan membuat dia mau untuk belajar.

5. Hilangkan Idealisme, tebar senyuman, tetap sabar, dan santai
Dengan tersenyum kita bisa meredakan segala macam masalah yang ada. Dengan sabar kita bisa menghadapi masalah sebayak dan serumit apapun, dan dengan santai kita bisa terus menjalani pekerjaan di sini. Hehehehe....
Keempat hal tersebut yang sangat penting harus dilatih dan dimiliki sebagai pendidik yang memiliki permasalahan yang sama dengan saya. Menjadi tidak santai membuat hati hanya kesal dan baper. Hanya membuang-buang energi ketika harus marah-marah menghadapi hal yang harus sesuai dengan idealis kita.
Mulalilah dari sekarang untuk bisa santai menikmati hidup, pekerjaa, dan rutinitas yang kalian miliki. Simpan energimu untuk bermain dengan anak dibandingkan marah-marah. Dan senyum meunjukkan bahwa kita legowo dan bisa terus terlihat muda. Hahahaha


Semangat mengajar wahai para pendidik bangsa dan tunas muda pemimpin masa depan.





Rabu, 21 November 2018

Kegelisahan Pendidikan Islam Plus



Ini berawal dari aku menginjakkan kaki hari pertama mengabdikan diri sebagai pendidik. Yah... menjadi pendidik di salah satu sekolah swasta Islam yang mengusung kurikulum nasional plus dengan tambahan agama islam, tahfidz, dan shalat berjamaah zuhur serta ashar. Visi misi berkarakter Islam pun selalu terpampang dalam ikrarnya.

25 Oktober 2018 merupakan hari pertamaku yang akan mengenal generasi yang akan memimpin bangsa ini 10-20 tahun yang akan datang. Perkenalan dan segala macam semuanya berjalan lancar di hari pertama.

26 Oktober 2018 hari keduaku, semangat dan idealisku sebagai pendidik masih membara hingga pada suatu ketika sifat dan tingkah laku anak-anak yang satu kelas tidak mencapai 20 orang bagaikan 50 orang, yang seharusya hormat kepada seorang guru menjadi berani unuk keluar tanpa izin dan melanggar semua aturan yang telah ku perbuat. Dari kejadian itu pun aku merasa ‘syok’ dengan kenyataan yang dihadapi.

Minggu selanjutnya aku mencoba mengubah strategi belajarku, metode mengajar, dan gaya mengajar dengan idealisme yang hanya mengurang 10% namun ternyata aku salah menilai ini semua. Adaptasi ini sungguh membuatku kerepotan...... yang akhirnya aku berkonsultasi dengan berbagai teman-teman satu profesi yang lebih dulu berpengalaman mengajar. Kesimpulannya adalah hilangkan idealisme, dekati secara individu perlahan dan SABAR.

Akhirnya aku menyimpulkan ada beberapa masalah yang menjadi hal yang perlu dikoreksi dan dibenahi bersama bukan hanya diriku yang tak punya power (pendidik baru) namun semua aspek terutama pihak sekolah seharusnya dapat membenahi ini semua karena ini adalah ‘penyakit sangat berbahaya’ infeksinya halus namun dampaknya sangaaattttlah besar bagi penerus bangsa.

1. Ketegasan Peraturan Sekolah

Ini adalah yang paling utama dimulai dari datang sekolah, berpakaian seragam lengkap, membawa gawai, dan komputer jinjing. Terlihat memang sepele namun ini sangatttlah berpengaruh bagi keberlangsungan KBM. Peraturan HP memanglah dikumpulkan ketika anak sebelum berkegiatan KBM dengan wali kelas, namun hal terseut sangat tidak efektif banyak alasan gawai tertinggal di mobil, ada keperluan dengan gawai, dan sampai berbohong tidak membawa gawai ternyata membawa gawai. Begitupula dengan komputer jinjing seharusnya ada batas di mana digunakan laptop dan tidak. Seharusnya bukan hanya gawai yang dibatasi tetapi seharusnya laptop juga diberlakukan hal yang sama karena laptop juga memiliki fasilitas wifi dari sekolah. Jadi, apa bedanya mengumpulkan gawai tapi tetap dengan laptop? Ketika dilarang banyak alasan ketika laptop diambil melapor?????

Ada beberapa pendidik lain yang menyatakan bahwa kita di sini sistemnya tarik ulur aja Miss..... Menurutku, sikap kita yang tarik ulur itulah yang membuat peraturan menjadi tarik ulur juga sehingga siswa tidak ada rasa hormat dan takut dalam peraturan yang ada di sekolah. Inikah sistem sekolah?

Hal tersebut terbukti ketika beberapa kali saya mendengar dari beberapa guru dan saya juga melakukan ancaman pengurangan nilai, tidak diabsen, ditdai, melaporkan ke BK atau wali kelas menjadi tidak mempan. Entah memang sudah karakternya atau hanya saya yang tidak tegas?


2. Motivasi Belajar

Redahnya motivasi belajar menjadi momok yang sangat mengerikan. Ketika masuk kelas pemandangan kursi dan meja berantakan, siswa hanya 5-8 orang (entah yang lain kemana) dan pada kesempatan saya mau mencari mereka teryata berkumpul dengan adik dan kakak kelas mengobrol dan main gitar. Yah.............. ini sangat mirisss. Suatu ketika saya menanyakan alasan tidak mau belajar? Jawabnya, capek Miss, free time donk Miss, laper Miss, males Miss, ngantuk Miss. Banyak alasan itu merupakan pengalihan karena mereka tidak ada motivasi dan semangat dalam belajar. Setelah saya survei dan observasi kurangnya kompetisi antar siswa dan cita-cita masa depan bukan menjadi hal yang penting. Yang penting hanya memikirkan kesenangan, tertawa, perut kenyang, dan punya temen (geng).

Yap.... memang benar kalau mereka seslalu berkecukupan, dengan latar belakang berbeda-beda, dan memiliki kecerdasan yang berbeda-beda. Namun apakah itu cukup untuk masa depan dan bersikap tidak menghormati pada peraturan dan pendidik? Lalu di manakah nilai agama yang diajarkan dan nama Islam yang ada? Banyak pertanyaan yang seharusnya dijawab atau mungkin pertanyaan ini hanya bisa disimpan dan sampai kapan akan berubah. Atau memang sudah begini dan harus begini dan diriku hanya jadi pegikut yang tarik ulur?


3. Dukungan Orang Tua

Banyak orang tua yang sangat perhatian dengan anak-anaknya namun terkadang perhatiannya tersebut menjadi kecamuk tersendiri bagi pihak sekolah terkait meminta kelonggaran peraturan, tidak terima diberikan hukuman, dan sebagainya. Namun, hal positifnya adalah banyak orang tua juga yang mengomentari berbagai kegiatan sekolah dan memberikan masukkan kepada pihak sekolah.

Dukungan orang tua sangat penting namun lebih penting adalah orang tua yag seharusnya mendukung dalam hal-hal yang mendidik dan menyerahkan sepenuhnya siswa kepada guru dan peraturan sekolah. Karena dengan mendaftarkan anak ke sekolah berarti dengan begitu orang tua dan siswa setuju dengan peraturan yang berlaku di sekolah. Bukan masalah sudah membayar mahal tetapi malah kena hukuman, bayaran adalah kewajiban dan seharusnya tidak dijadikan alasan dalam kelonggaran mematuhi peraturan.


Masalah tersebut adalah sudut pandang dari diriku yang mengalami kegelisahan dalam pendidikan. Memangkah siswa lelah dengan tuntutan segala ilmu yang barat (native, berbahasa asing) dan mengharuskan menghafal, taat, dan patuh pada agama. Haruskah kita ke barat atau ke timur? Bersikap dengan ke barat dan justru ilmunya tak ada. Taat dengan timur namun tidak bisa mengikuti pendidikannya. Dukh..........pikiranku makin jauh..... hehehehe.....

Kalau memang ada teman-teman yang mengalami hal yang sama denganku dan punya solusi, bisa deh di share di kolom komentar...... biar bisa saling berbagi dan share.

Rabu, 21 Februari 2018

Teruntuk suamiku: Ragaku Matenggo Dirgantara

Kumencintaimu


Foto superdegdegan akad
Pah.... sabarnya dirimu menghadapi perempuan penuh tingkah anak kecil ini
Menjadikanku paham bahwa kamulah yang terkuat



Pah.... aku ingin sepertimu lembut perkataan dan perlakuan
Aku ingin mencotoh segala kebaikanmu
Tuntun aku untuk belajar bersama
Jadikan aku dan permata hati kita ma’mum dalam setiap sujudmu










Acara resepsi sore
Maafkan istrimu yang kau temui masih tertidur di kala kau berangkat dan pulang kerja
Maafkan istrimu yang masih egois menyiapkan baju sendiri dibandingkan perlengkapanmu
Maafkan istrimu yang tak mengingatkanmu dikala barang-barangmu tertinggal
Dan maafkan istrimu yang masih belajar untuk slalu bersyukur








Setelah posesi adat jawa



Aku ingin membangun istana dunia dan akhirat bersamamu
Mendidik permata hati kita bersama
Tersenyum dan selalu bercanda
Dan menua hingga ajal memisahkan kita














Dari istri yang masih belajar


Wulandari Nur Fajriyah

Kamis, 08 Februari 2018

REVIEW SEKUEL INSIDIOUS: PEMBUKA DAN PENUTUP

Hasil gambar untuk insidious


Setelah menonton penutup insidious di bulan Januari 2018 ini saya berminat banget nih mereviewnyadan yang pasti saya jadi nonton ulang dari pertama film sekuel ini.


Yap.... Insidious: The Last Key merupakan sekuel terakhir dari film ini. Elis sebagai pemeran utama merupakan kunci dari segala perjalanan film ini, tak jauh berbeda memang masih satu produser yang sama James Wan beranjak dari beberapa kejadian yang di alam oleh seorang cenayang. Jika di film conjuring merupakan kisah yang diangkat dari perjalanan pasangan Ed dan Lorrien dan menurut saya film insidious memiliki kesamaan karena mengikuti perjalanan Elis si cenanyang.


Saya mulai dari sekuel terakhir yang menurut saya filmnya tidak terlalu memaksakan harus seram dan menakutkan seperti sebelumnya tapi memiliki kengerian sendiri mengenai fakta-fakta hidup Elis yang membawanya menjadi seorang cenanyang. Dengan cerita yang disuguhkan menjawab segala permasalahan hantu yang ada selama ini di insidious. Itulah mengapa saya berikan judul review ini dengan pembuka dan peutup dan jawabannya adalah pada diri Elis.


Hasil gambar untuk insidious

Mengapa selalu ada pintu merah? Yang diisyaratkan sebagai portal antara dunia nyata dan dunia future (sebutan dari Elis) setiap roh yang melewati pintu merah ini akan melihat seluruh roh yang ada dan hanya beberapa orang yang memiliki kemampuan itu salah satnya adalah Elis, Josh (anak yang pernah di tolog oleh Elis) bapak Dalton, dan Dalton tokoh anak yang mewarisi kemampuan bapaknya Josh (Insidious 1). Memang sangatlah menarik yang chapter pertama apalagi diakhiri dengan pembunuhan Elis oleh hantu bergaun pengantin hitam yang ternyata masuk di tubuh Josh. Dan sekuel film selanjutnya merupakan kejadian kilas balik Elis.





Hasil gambar untuk insidious pintumerah









  Pintu merah itu ternyata telah di buka oleh Elis semasa dia kecil ketika masih tinggal di daerah   Five Keys, hal tersebut dilakukan karena Elish kecil dirasuki untuk membuka pintunya dan   akhirnya Elis selamat tidak masuk namun Ibunya dibunuh oleh iblis tersebut. ajakan iblis tidak     berhenti sampai disitu tetapi merasuki ayah Elis yang ternyata memiliki ruangan yang dibuat     untuk orang-orang tak berdosa yang ditahan jiwanya dan dirantai sampai mati setelah itu jasadnya   dikumpulkan di dalam koper dan ini bagian yang paling menegangkan sih... heheheheh. Hal itu   bukan hanya terjadi pada ayah Elis tetapi terjadi pada pemuda yang mengundang Elis ke mantan   rumah lamanya di Five Keys yang ternyata dia pun melakukan hal yang sama dengan Ayah Elis   dahulu. Beruntunglah perempuan itu ditemukan di bawah tanah oleh Elis dan rekan-rekan.










Elis kecil mmutuskan untuk pergi dari rumah dan tak bisa menyelamatkan tahanan ayahnya yang bernama Anna, meninggalkan Adik laki-laki yang akhirnya bertemu dengan keponakannya yang diambil jiwanya ketika mencari pluit ayahnya di rumah lama dan disinilah segalanya dimulai untuk menyelamatkan keponakan Elis. Beberapa drama terjadi disini ketika Elis masuk dunia future dan melihat Dalton, Josh kecil, saat kematiannya (insidious 1 dan 2) dan kekuatan seorang ibu (insidious 3) yang menyelamatkan Elis pada akhirnya,  hal tersebut terangkum dan terjawab dalam film penutup ini . Hal tersebut membuatnya tersadar bahwa dialah yang membuka pintu merah itu dan pada akhir cerita ini maka dialah yang menutup kembali pintu tersebut.



Secara cerita yang tidak telalu memaksakan insidious merupakan film horror yang berhasil mempertahakan kehororrannya (apa sih, heheheh) maksudnya dapat secara seimbang mempertahankan sebagai film yang layak ditoton, memiliki alur cerita yang kompleks, meneganggangkan, dan memberikan sentuhan-sentuhan mistis di setiap sekuelnya.


Intinya film sekuel ini adalah ketika kamu membuka sesuatu harus ditutup kembali yah, bertanggungjawab dengan apa yang diperbuat. Okayyyyy kayak Elis nih mempertaruhkan nyawanya untuk bertanggung jawab loh....

Hasil gambar untuk insidious pintumerah

Dalam hati agak sedih juga sih, karena udah gak ada sekuel yang ditunggu lagi tapi tahun ini akan ada sekuel Conjuring baru tapi produsernya bukan James Wan lagi, jadi penasaran gimana yah? Kalau kalian suka gak sekuel film horror ini?



Sabtu, 03 Februari 2018

Perbandingan Film “Pengabdi Setan” 2017 dengan Film “Pengabdi Setan” 1980

Hasil gambar untuk pengabdi setan



Awal bulan Oktober 2017 ini layar lebar di Indoesia diwarnai dengan berbagai film bergenre horor. Film horor Indonesia diawali dengan film berjudul “Pengabdi Setan”. Waktu melihat cuplikan film ini ternyata film ini terinspirasi dari film yang sebelumnya di tahun 1980 dengan judul film yang sama. Jadilah sebelum menonton film pengabdi setan 2017 ini saya menonton yang sebelumnya.


Pertama, saya akan membahas dan mengulas mengenai film Pengabdi Setan tahun 1980. Ada beberapa poin yang terpenting di dalam, yaitu:


1.      Film lawas ini memilki kualitas gambar yang jauh berbeda dengan sekarang, begitupula dengan perpindahan dari satu scene ke scne yang lain tidak semulus film sekarang terlalu berjeda (yahh mirip-mirip dengan kualitas film-filmnya suzanna) heheheh

2.      Awalnya kupikir film setan yah pasti suzanna yang main ekhh ternyata bukan dan yang main adalah teman satu keaktrisannya sih, yang cukup menyeramkan dengan tatapan dan suaranya bernama Ruth Pelupessy.

3.      Film ini menampilkan setan yang menurut kita tahun kini tidaklah seram mungkin malah cenderung lucu dan menggelikan, heheheh (tonton sendiri deh karena ada salah satu mayat hidup yang seperti kena lempar buah naga kepalanya) heheheh

4.      Pengabdi setan pada film ini diartikan sebagai para pengikut dan penyembah setan karena mereka tidak menyembah Allah melainkan mengikuti aturan main dukun yang diperankan oleh Ruth yang mengajak si Tommy anak yang sedang bimbang karena baru ditinggal selamanya oleh ibunya.

5.      Sosok ibu tidak diceritakan secara detail di film ini hanya ada foto di kematiannya karena dari awal film sudah menampilkan pemakan si ibu.

6.      Sosok ustad yang menyita perhatian karena muncul selalu mendatangi keluarga ini, di mulai dari ingin menemui ayahnya beberapa kali namun menolak, kemudian ke rumah, dan akhirnya secara tidak sengaja bertemu tommy di toko buku yang menunjukkan agar Tommy shalat.

7.      Keluarga ini hanya memiliki dua anak, Tommy (L) memiliki kakak perempuan bernama Rita (P). Tommy yang diceritakan masih anak sekolahan sedangkan Rita sudah kuliah dengan latar belakang keluarga kaya dan Bapak sibuk di Kantor.

8.      Sosok pembantu yang muncul setelah kematian Ibu menjadi penyebab semua masalahnya karena inilah sosok dukun si Ruth yang menyamar sebagai PRT di keluarga Tommy. Jadilah rumah Tommy dijadikan tempat untuk mengabdi setan karena si dukun ini pengen punya kekuatan untuk ilmunya dengan mengambil jiwa orang hidup dan menghidupkan para mayat yang telah dibunuhnya untuk menjadi pasukannya.

Hasil gambar untuk pengabdi setan
Hantu zaman 1981 beda bangett yah, hehehe

9   9. Beberapa jiwa sudah meninggal karena ingin menolong keluarga ini, seperti:  dari penjaga rumah Pak Karto yang mengingatkan Tommy untuk tidak mengabdi setan dan belajar ilmu hitam, Pak Karto ditemukan gantung diri di gudang. Kemudian teman Rita bernama Herman meninggal di tabrak mobil ketika akan membantu mengusir setan dan membawa tommy pada dukun yang lebih benar dan bukan ilmu hitam (tetep aja dukun, wkwkwkwk)

10.  Epicnya cerita ini adalah diakhiri dengan histerisnya satu keluaraga Munarto (Bapak), Rita dan Tommy ketika mengetahui Darminah (pembantunya) adalah dukun yang menghidupkan mayat-mayat yang telah diambil jiwanya olehnya untuk menghabisi keluaraga ini kemudian keluarlah rumah dan Pak Ustad sudah rapih membawa pasukan warga memegang obor dan membacakan ayat kursi kemudian terbakarlah Darmina. Selesai deh....


Kedua, saya akan membahas dan mengulas mengenai film Pengabdi Setan tahun 2017. Ada beberapa poin yang terpenting di dalam, yaitu:


Hasil gambar untuk pengabdi setan

1.      Tidak diawali dengan latar pemakaman namun diawali dengan proses sosok “IBU” yang mengalami sakit yang mengarah pada sakaratul maut yang panjang dan memberikan kesan mistik dari penampilan hingga ke beberapa adegan ibu dengan anak-anaknya.

2.      Spot-spot gelap dengan kamera yang tajam menampilkan adegan mengngagetkan membuat film ini tergolong seram dan sangat diminati.

3.      Secara alur film ini hampir sama dengan film yang dahulu bahwa ada sebuah keluarga dengan memiliki anak dan ibu yang meninggal yang membedakan pengabdi setan terkini memiliki kesulitan biaya dan mengharuskan ayah untuk pergi ke kota bekerja.

4.      Pengabdi setan disini sebagai penyembah setan, di filim pengabdi setan terkini yang menyembah setan adalah IBU nya, yang dengan bantuan mahluk gaib untuk dapat memiliki anak karena tidak mendapatkan keturunan setelah bertahun-tahun. Dan pada akhirnya anak-anak menyadari mereka secara fisik berbeda-beda.

5.      Ibu diceitakan secara detail dan justru ibu lah yang menjadi ikon hantu yang menakutkan dengan proses meninggal yang susah hingga menjemput anak iblis yang merupakan anak terakhirnya, dengan menggunakan lonceng dan gaun putih.

6.      Di film pengabdi setan ini tidak dihadirkan sosok ustad dan penjaga kebun melainkan memunculkan tokoh nenek yang meninggal dan akhirnya memberikan petunjuk dari kematian dan apa yang telah diperbuat ibunya melalui bantuin teman nenek yang ada di kota.

7.      Sosok teman nenek yang merupakan peneliti dan penulis mengenai hal-hal gaib tersebut adalah tokoh yang akhirnya menjadi tempat bertanya, berkonsultasi, dan penyelamat di akhir cerita

8.      Keluarga pengabdi setan ini memiliki kesusahan ekonomi dengan tersedatnya album penjualan ibunya yang sudah sakit-sakitan, bapak yang menjaga ibu dan denga 3 anak. Anak pertama perempuan, anak kedua laki-laki dan anak terakhir laki-laki yang dijemput dan merupakan anak iblis.
Hasil gambar untuk pengabdi setan
Keluarga Pengabdi Setan 2017 

9.      Tidak memunculkan beberapa setan namun beberapa orang berbaju gelap dan berpayung yang mengelilingi rumah dan menebar biji-biji menjadi simbol adanya penjemputan untuk anak iblis, yang awalnya harus menjaga adiknya (anak terakhir) tetapi harus dilepaskan dan diserahkan ke ibu dan orang-orang tersebut.

10.  Pada akhirnya mereka pergi bersama mobil yang digunakan teman nenek dan tinggal di rumah susun yang sederhana dan diakhiri dengan kermah-tamahan tetangga dan tarian pasangan mereka berdua yang tak sabar menunggu panen anak selanjutnya... ada apakah itu??? Yakin banget deh bakal ada film selanjutnya.. heheheheh



Nah, dari uraian tersebut jelas banget kita dapat ambil kesimpulan bahwa nilai agama yang ada yang ada dalam film 1980 sudah tidak ada lagi di tahun 2017. Secara singkat hal tersebut menunjukkan bahwa kepercayaan orang secara umum lebih percaya kepada orang-orang yang pintar (ilmu gaib) dibandingkan dengan ustad ahli agama dan mengembalikannya kepada Allah SWt, pencipta segalaya. Itulah yang sangat disyangkan dari film-film zaman sekarang.