Rabu, 05 Desember 2012

Coba menganalisis puisi 1970-an



Analisislah sebuah puisi dengan cara

1.      Parafrasakan puisi

2.      Menemukan hubungan pemilihan kata dengan gaya bahasa

3.      Fungsi gaya bahasa tersebut digunakan dalam puisi tersebut


Puisi

1970-an


Lapar aku, aku lapar. Kumakan buah segala buah
segala padi segala ubi
Kumakan sayur segala sayur. Segala daun segala rumput
Kumakan ikan, ketam, udang, kerang
Kumakan kuda
Ayam, sapi, kambing, babi, tikus, bekicot
Aku lapar, lapar lagi!
Ku makan angin
Ku makan mimpi
Ku makan pil
Ku makan kuman
Ku makan tanah
Ku makan laut
Ku makan mesiu
Ku makan bom
Ku makan bulan
Dan bintang dan matahari
Kumakan mimpimu
Rencanamu
Tanganmu, kakimu
Kepalamu
Astaga, kumakan tanganku
Dan kakiku dan kepalaku
Dan hah, kumakan kamu!
(Abrar Yusra)

1.      Prafrasa
Lapar aku (dalam puisi), aku (dalam puisi) lapar, aku (dalam puisi) makan buah segala buah, makan padi segala ubi. Makan sayur segala sayur, makan daun segala rumput, makan ikan, ketam, udang, kerang, kuda, ayam, sapi, kambing, babi, tikus, bekicot. Tapi aku (dalam puisi) masih lapar, lapar lagi.
Ku (dalam puisi) makan angin, mimpi, pil, kuman, tanah, laut, mesiu, bom, bulan, bintang, matahari.
Ku (dalam puisi) makan mimpimu, rencanamu, tanganmu, kakimu, kepalamu. Sampai aku (dalam puisi) kaget Astaga ku (dalam puisi) memakan tangannya, kakinya, kepalanya. Dan hah, ku (dalam puisi) makan Kamu !

2.      Dalam puisi tersebut kata paling dominan/yang sering diulang adalah kata “lapar dan makan”. Kata-kata yang dominan itu dapat memberiakan suasana yang dominan pula terhadap sebuah puisi. Dengan melihat kata-kata yang dominan itu akan terbuka pula kemungkinan untuk memahami makna keseluruhan puisi.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) hal.789 kata “lapar” adalah berasa ingin makan (karena perut kosong). Dan kata “makan” dalam KBBI hal. 860 adalah 1. Memasukkan makanan pokok ke dalam mulut serta mengunyah dan menelannya; 2. Memasukkan sesuatu ke dalam mulut serta mengunyah dan menelannya.
Dari dua pengertian kata lapar dan makan, kami temukan adanya hubungan antara kata lapar dan makan, yaitu: keadaan lapar merupakan berasa ingin makan karena perut kosong, dan kegiatan makan disebabkan karena lapar.
Pada awal Puisi tersebut dibuka dengan kata “lapar”. Ini menguatkan bahwa keadaan lapar Aku (dalam puisi) menjadikannya harus makan segala makanan, buah, padi, sayur, rumput, ikan, sapi, hingga segalanya dimakan termasuk anggota tubuhnya sendiri.
Gaya bahasa yang dipilih adalah gaya bahasa pararelisme, enumerasi, dan metafora. Artinya bahwa hubungan antara pemilihan kata dan gaya bahasa tersebut ada kaitan yang erat sehingga menimbulkan efek yang sangat mudah dipaham, dan maksud si pengarang tersampaikan.
Jika dihubungkan dengan judul puisinya yaitu 1970-an, artinya isi puisi pasti berhubungan dengan tahun 1970-an. Pada tahun 1970-an merupakan zaman Orde Baru. Orde baru adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soeharto di Indonesia. Orde Baru menggantikan Orde Lama yang merujuk kepada era pemerintahan Soekarno. Orde Baru hadir dengan semangat "koreksi total" atas penyimpangan yang dilakukan oleh Soekarno pada masa Orde Lama.
Orde Baru berlangsung dari tahun 1966 hingga 1998. Dalam jangka waktu tersebut, ekonomi Indonesia berkembang pesat meskipun hal ini terjadi bersamaan dengan praktik korupsi yang merajalela di negara ini. Selain itu, kesenjangan antara rakyat yang kaya dan miskin juga semakin melebar
Sangat disayangkan kemajuan Indonesia hanya semu belaka. Hasil pembangunan telah mencitakan kesenjangan antara yang kaya dengan yang miskin. Hal ini terjadi karena adanya praktik-praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) yang berkembang dalam kehidupan bangsa Indonesia. Akibatnya terjadi krisis multidimensional (berbagai bidang), seperti :
1.Krisis politik, karena terlalu lamanya Presiden Suharto berkuasa ( kurang lebih 32 tahun)
2.Krisis ekonomi, karena terlalu banyak utang Indonesia kepada luar negeri, dan banyak terjadi korupsi.
3.Krisis sosial , pertikaian sosial yang terjadi sepanjang tahun 1996 telah memicu munculnya kerusuhan antar agama dan etnis, misalnya di Situbondo(Jawa Timur), Tasikmalaya(Jawa Barat), Sanggau Ledo (Kalimantan Barat) yang meluas ke Singkawang dan Pontianak.
Dari fakta tersebut dapat disimpulkan kaitan kata “lapar”,”makan”, dan “1970-an” adalah pemilihan kata lapar dan makan merupakan gambaran dari keadaan di tahun 1970-an. Yang menggambarkan orang-orang rakus pada masa tersebut,yaitu para pejabat/pemerintah yang digaji, bersikap otoriter (tidak ada yang boleh menentang dan mengutamakan kestabilan negara) ternyata dibalik itu kestabilan negara menjadi kacau karena banyaknya praktik Kolusi, Korupsi, Nepotisme (KKN) sehingga menyebabkan krisis moneter di Indonesia.
Fungsi digunakannya gaya bahasa pararelisme dalam puisi 1970-an adalah untuk menimbulkan adanya gambaran yang jelas dan nyata/deskriptif yaitu keadaan yang sangat lapar dan lapar dari si aku (dalam puisi) sehingga memakan apapun tanpa memilihnya.
Fungsi gaya bahasa enumerasi dalam puisi tersebut yang dinyatakan dengan
Kumakan ikan, ketam, udang, kerang
Kumakan kuda
Ayam, sapi, kambing, babi, tikus, bekicot
Gaya bahasa pemerincian/enumerasi ini agar menimbulkan efek yang sangat benar-benar lapar dan lapar pada si aku (dalam puisi) dengan adanya pemerician ini kita pun dapat mengetahui seberapa laparnya aku (dalam puisi). Sehingga dapat kita simpulkan bahwa aku (dalam puisi) seorang yang rakus. Rakus dalam KBBI hal.1135 adalah 1. Suka makan banyak dengan tidak memilih;lahap;gelojoh; 2. Ingin memperoleh lebih banyak daripada yang diperlukan;loba;tamak;serakah.
Dapat disimpulkan bahwa fungsi penggunaan gaya bahasa pararelisme, enumerasi, dan metafora dalam puisi ini adalah untuk dapat menguatkan maksud penayir, dan memberika penekanan betapa lapar (sangat lapar) sehingga apapun dimakan sampai tak sadar dimakannya anggota tubuhnya, dari penguatan gaya bahasa dalam puisi tersebut mendeskripsikan pada kita betapa rakusnya aku (dalam puisi) karena makan apapun selalu lapar dan lapar lagi. Inilah yang terjadi pada masa orde baru tahun 1970-an.

Kamis, 11 Oktober 2012

Catatn harian ^^"


TERNYATA
27 Januari 2012 pukul 21:41
Posisi yang berat, seberat apa sajalah yang engkau bayangkan.., yang ku tahu selalu ADA. Sepertinya malam ini selalu mendukung untuk tiap kali merenung, merenung atas segala ap yang kini ku renungkan, halah…, ilusi belaka. MUNGKIN tapi kapan ?
Palung ini berlonjak beteriak JANGAN tapi mata ini semakin lemah untuk menatap dunia yang semakin berwarna gelap hingga tuk tak tau apa bedannya HITAM dan PUTIH ?
Lebih baik menyalahkan palung ini, ini semua salahmu palung... sambil berkecil palung berkata "aku ingin membuat kau yang baik" hanya untukmu, its just for you :). Tapi diluar semuannya di jauhh alam nun jauh disana KENAPA dan KENAPA
TERNYATA dan TERNYATA... di belakang ku kau berpacu seluruh isi mu kau curahkan? Apa arti sebuah kepercayaan palung ini kepada mu, 365 hari bersamamu terasa hancur palung kepercayaan ku padamu... bukan PECAH tapi menghujam tajam,,, lukaku tak berdarah tapi menhitamkan langit hingga menusuk tulang-tulangku kaku...
Menembus semua dimensi cakrawala, tidak semenit maupun tak sedetik... merasa tuhan izinkan aku untuk tidak di dunia menit dan detik ini.... palung jujur ap adannya.. mecoba bercumbu dengan mereka yang menunggu tapi kali ini dan saat dulu tak ada kesempatan untuk melakukannya, palung ini tak berdaya karena palung ini terlalu kuat bukan kerangke atau terikat tetapi SUDAH menyatu.
Satu yang palung inginkan,,, tiga yang palung tak suka dan satu yang palung suka. Siapa lagi yang tahu selain kamu, selain kamu di dunia ini hanyalah mungkin impianku,, impian yang ku inginkan padamu ;)
Biarlah ini apa adannya.., biarlah termakan oleh waktu yang begitu cepat menyerang waktuku,, memakan waktuku.., waktu kau lah yang berkuasa ternyata di dunia ini.., tanpamu apalah daya semua orang didunia ini.. ibarat itu semoha kau mengerti.
Lebih menghujamkan laut yang tak  prnah ku temui ujungnya.. ujung dari emosi, dr kemarahan.., seolah kau telah menhujamkannya tapi menarik ke pantainnya.. alangkah lebih lebar lukaku ini olehmu.., alangkah oh alangkah.
Setelah di pantai itu kau memberhentikan segalannya kau berpacu dengan siapa ? Aku tak akan ragu.., mereka penting tapi kenapa kau mengatakan yang membuat aku kecewa... bukan sekarang tapi hari itu telah terjadi .. lagi dan lagi... kau di mana? Saat aku mulai menghujam lagi.., biarlah kini ku hujamkan ini ke laut yang tak akan ada ujungnya. Aku tak ingin menengok sedikitpun, karena palung ini lebih paham untuk menjelaskannya.

Disini biar semua jadi saksinya.., palung yang tetap ingin menhujamkan walau semunnya tersa biasa bagi yang lain dan drimu.., Terimakasih.

20 januari 2012
20 Januari 2012 pukul 13:34
Hari ini semuanya telah dipersiapkan, aku siap untuk menghabiskan hari ini bersamamu sayang, hatiku berdebar. Teringat  satu tahun dua bulan yang lalu ketika pertama mulai menatap matanya dan seolah berkata aku mencintanya, tapi aku bukan untukmu. Itu semua tertepiskan dan terjawab ketika hari ini aku siap untuk menuju surgaku kau mendampingiku kemanapun aku pergi sebelum menuju ke surgaku. Hal yang terindah, melelahkan namun ada salah satu yang menyeruak dari sedemikian rasa CINTA.
Inilah rasa yang sesungguhnya, mulai mengerti apa yg kau maksud ketika dahulu air ini menetes tanpa henti serasa kerongkongnku kering dan mencekat hingga membuatku sesak, sesak yang kurasa. Seisi penghuni terpaku dan seolah melihat, mencari tahu, aku berbicara hingga mejerit tapi ekspresi mereka sama seperti menit yang lalu. Ombak itu mengulung dan menyapaku kembali, seolah berirama dengan irama hatiku menjadikan sebuah melodi klasik lebih indah dari musik apapun juga. Sesekali ku helakan semua, ku kuatkan ayunan ini dan yakin kepada Sang Kuasa bahwa aku wanita paling bahagia :)
Air muka ini tak bisa berbohong sedikitpun, mata ini tak bisa melihatmu sayang,,tapi hati ini bergejolak, yang ada hanya tanganmu yang selalu membatku tenang, entah apa yang ada dalam mataku hingga perih dan tak mampu menahan kacamata ini untuk dilepas kembali. Maafkan aku dan terimakasih, kata yang sudah diujung mulut menjadi membeku seketika itu. Keberanian itu tak muncul sedikitpun, hingga sejam berlalu air muka ini masih sama, bahwa kau menyakinkan dengan segenap perasaan. Aku mulai yakin bahwa CINTA itu ADA J

Mouse Tragedy
30 September 2011 pukul 15:59
Mouse and mouse i hate it. Demi apapun juga harusnya hari ini indah, aku sudah membuatnya indah dan sugestiku menyatakan ini akan indah dan bersih, owh tidak rencanaku kacau, cuma karena MOUSE yang seharusnya semua beres jadi gak karuan , ya allah sang heroo datang terlalu lambat, aku mencintainnya tapi bibir ini menyatakan BENCI, alah. Aku ini siapa untukmu?
Kembali ke MOUSE,  hah…. Hnya kata HAH yang bisa kuucapkan sampai sekarang. MOUSE sangat tidak berdosa. Ya iyalah emang dia punya otak, hahahahhaha…. Dengan santainnya dia berenang di pojok kolam renangku, ya allah dengan bunyi yang sangat FALS lebih FALS dari laguku di kolam renangku selama ini. Hiks, aku hanya bisa merenung dan membatin, mimpi aku semalam tak ada satupun yang menyentuh air hingga detik ini juga. Tragedy, owh tragedy, kita butuh PEMBASMI online... ckckckckckckck

Cuma Di sini
30 September 2011 pukul 15:37
Hanya di sini aku berbagi dengan huruf ini aku bermain dan bercanda. Aku senang, sedih sendiri, beruntunglah aku punya bahasa,, bahasa yang bisa digunakan untuk segalanya ,, bahasaku memang aneh,, tapi ? Yang jelas aku bahagia. Aku bahagia karena di sini dan cuma disini, orang menannyakan di sini mana lan ? Aku tertunduk yakin dengan pandangan seribu bahasa aku arahkan ke matannya,, si penannya pun ambil seribu langkah ke belakang, mungkin sekarang saatnya aku akan disini dan cuma disini, Bulan, matahari, hingga supernova di sini, di sini mana lan ? Pendengaran yang didengar jelas. Tangan yang meremas membuat si penannya dari luar mundur terbata-bata. Aku pergi, aku pergi. Bahasa itu lagi. Aku di sini, di sini,, selamannya :)

Top of Form
Bottom of Form

Sabtu, 29 September 2012

JUNI


HUJAN BULAN JUNI
Tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan Juni
Dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu,
Tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan Juni
Dihapuskannya jejak-jejak kakinya yang ragu-ragu di jalan itu
Tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan Juni
Dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu..
Awal ceritanya
sebuah kisah seorang yang dibilang kekasih bukan, apa yah mereka dekat lebih dari kekasih.
tapi ada suatu hal yang tak ingin keduanya tahu. berawal si cwo ini kagum dengan kesempurnaan sesosok cwe ini. Di sudah menembak si cwe hampir 12 kali dan pada saat yang terakhir si cwo bilang ke cweini,“mungkin aku kurang meyakinkan dirimu untuk menjadi kekasihku, maka ini permintaan terakhirku untuk menanyakan kepadamu, apa kamu mw menjadi pacarku?? selama dua belas kali, aku berusaha meyakinkan bahwa kamu adalah jodohku yang diberikan tuhan, tapi kamu terus menolaknya. Jika tidak, makan carilah seorang cwo yang lebih dari pada aku” dia itupun pergi meninggalkan cwe`nya dan tiba-tiba cwe`nya yakin tuhan ini mungkin jodoh yang engkau berikan untuk`ku.
dia mengejar cwo tersebutsaat`itu dia bilang “aq yakinkan aku selama dua belaskali, sekarang aku yakinkan kamu hanya sekali, apa kamu mw menjadi pendamping hidupku, bukan pacar yang esoknya kalau bosan engkau tinggalkan aku” cwo itu jawab “iya” dengan senang hati sepasang kekasih itu berpelukkan, akhirnya sebuah penantian dan perjuangan yang takmudah dari seorang cwo untuk meyakinkan seorang cwe.
Setelah itu,si cwe’selalu bertemu dengan si cwo di sebuah bangku taman yang pemandangannya menghadap sebuah danau. Setiap sore setiap hari, mereka berdua datang. Terkadang cwe`nya yang menunggu dengan harap cemas, terkadang cwo`nya yang harus menunggu dengan perasaan yang khawatir dia tidak datang. suatu ketika cwenya meyakinkan cwo`nya di berkata “aku ini tidak sesempurna apa yang engkau bayangkan, dan apa yang engkau tuliskan dalam setiap sajak puisi2 cintamu untuku” setelah itucwo berkata “aku mencintaimu kekuranganmu dan mencitai kelebihanmu” sicwe senang dengan apa yang cwo ucapkan, terlihat tak satupun ada keraguan di matanya.
bulan telah berlalu, di suatu saat ketika si cwo memegang rambutnya, ternyata rambut indah itu patah.
tak di sangkamusim berganti, hujan deras di awal juni bulan itu menutup semuaharapan bertemunya si cwe. si cwo menanti setiap hari hanya menunggu hujan reda dan berharap orang yang dia sayang datang dan bertemu denganya.
6 bulan berlalu, dalam penantian itu sang cwo tidak pernah absen untuk datang di pagi dan sore hari berharap bertemunya sang kekasih di tempat mereka bertemu di sebuah bangku dan sebuah danau.
saat awal pergantian musing panas, si cwo udah menanti mungkin ini adalah hari dimana dia bertemu kembali dengan kekasihnya itu. dalam hati sang cwo “aku yakin aku bertemu dengan kekasihku hari ini”.
seseorang cwe lain duduk di bangku yang pernah dia tempati dengan kekasihnya itu, dia bertanya dalam hati “hey di sini banyak bangku kosong kenapa engkau harus duduk di kursi itu, tak apalah, mungkin aku akan menunggunya dengan sabar”,ternyata cwe tersebut tidak beranjak dari bangku tersebut dia masih menunggu. si cwo bertanya dalam hati “siapakah seseorang yang dia tunggu apa aku…???”rasa penasaran si cwo,setelahbeberapa hari dia biarkan si cwe itu duduk di bangku kesayangannya itu, tetapi cwe itu datang setiap pagi dan sore sama persis waktu dia janjian dengan kekasihnya itu.
Di perhatikan dari jauh ternyata dia mirip dengan kekasihnya, apa itu kekasihnya yang dulu atau bukan. Akhirnya cwo itu memberanikan diri untuk hanya sekedar menyapa sang cwe ”hay” sapa dari cwo. sang cwe menyapanya balik “iya” mereka pun berkenalan. Setelah itu keduanya makin akrab sajadan mereka mungkin saling tertarik tapi tidak seperti sang cwo. Suatu ketika cwe ini bertanya “kamu orangnya menarik,apakah kamu sudah memiliki seorang pacar…..??” sang cwo hanya diam. di bulan juni, ini kenapa dia menanyakan begitu padahal kita sudah akrab dan bayang2 kekasihku ada bersama dia. sang cwo tak menjawab. hanya diam yang tersisadi antara sore terakhir di musim panas. Esokannya adalah musim hujansang cwo berharap dan penasaran kenapa cwe itu bertanya seperti itu, tetapi penantiannya kandas. dia berharap bertemu dengan cwe itu sekali lagi. dia menanti dengan sabarnya setiap hari walau, tak ada kabar yang pasti dia pasti akan bertemu dengan cwe tersebut lagi…….!!
setelah 6 bulan penantian sang cwe yang dia harapkan kedatangannya tidak datang juga akhirnya esok adalah musim panas kembali.
sesosok wanita yang dia kenal. Duduk di bangku itu dia senang sekali. Sang cwo bilang dulu aku punya seorang kekasih tetapi dia menghilang entah kemana.
Di saat bulan juni.
Sang cwe menunjukkan kamu besok datanglah kesebuah taman di situ akan aku pertemukan kamu dengan kekasihmu dulu. Dengan senang hati si cwo mngikutinya petunjuk dari sang cwe itu. Saat dia di taman, dia bertanya “mana kekasihku…??? Aku sudah lama tak melihatnya bagaimana rupanya…?? Apa dia masih seperti dulu yah..?? terus kemana saja dia…?? Pasti banyak cerita seru yang akan aku dengar dari dia..??” begitulah sang cwo ituterus menanyakan kepada cwe dengan antusiasnya. Setelah memasuki sebuah taman, di tengah2 ada sebuah bangunan yang indah. Mungkin bisa dibilang gazebo, sang cwe bilang ke cwo “di situ kamu akan bertemu dengan kekasihmu, masuklah ke dalam”
Dengan langkan cepat dan sedikit berlari, dia meninggalkan cwe`itudan ingin cepat bertemu dengan kekasihnya, melewati sebuah taman yang indah di kelilingi oleh bunga.
Sampai di depan gazebo tersebut, dia membuka sebuah pintu kecil. Dia tersandung karena gelap. Dia meyakini itu bukan sebuah batu biasa. Ada sedikit cahaya yang masuk, tapidia bisa melihat sebuah nama dan tanggal.
Dia baca dengan perlahan dan samar. “Tidak, nama itu”dengan nada kagetya sang cwo terdiam, dia tak percaya nama itu tertulis di sebuah batu.
dia melihat tanggal pada saat itu bulan juni dan saat musim berganti.
Sang cwo menangis, di atas makan kekasihnya. Datanglah cwe itu, dia bilang “ya, dia kakak`ku”
dia meninggal karena penyakit di otak, sang cwo tetap saja menangis. Dia tak bisa menerimakenyataanini mimpi atau kenyataan……???
sang cwe bilang ”aku tadinya tidak setuju dengan pendapat kakak`ku, bahwa aku harus bertemu denganmudan berusaha mencintaimu, tapi`aku belum mengenalmu. Aku selalu perotes, tapi aku sekarang sadar kenapa aku harus bertemu denganmu. Kamu lelaki yang sempurna untuk dia, tapi dia meninggalkan untuk aku selalu menjaga dirimu, karena dia sangat cinta padamu.”
cwo itu hanya diam, tak menjawab satu katapun. Tiba-tiba cwe itu melanjutkan pembicaraannya “hah, sekarang aku benar2 cinta dengan dirimu” cwo`bilang maaf, tinggalkan aku sendiri.
setiap hari, cwo itu datang membawa sebuah mawar. Setiap mawar itu akan mati, selama sebulan dua`kali dia berikan mawar itu. Selama 6bulan, selama itu juga cwe itu memperhatikan,dia begitu setia. Setiap pagi dan sore selalu datang ketempat itu. tibalah bulan junidi musim hujan lagi. Dia tidak datang cwe itu menanti dia dengan cemas “ada apa dengan cwo ini? Tanyanya dalam hati”. Cwe ini terus menanti menghilangnya cwo tersebut. Selama 6 bulan cwe ini menanti kedatangan cwo itu tetapi tidak ada kabar sama sekali. Suatu ketika`dia balik ke sebuah rumah sakit yang mengurusi tentang penyakit dan merawat kakaknya saat sebelum meninggal, tak sengaja dia lihat album foto2 yang dulu pernah ada di rumahsakit itu…………ternyata cwo itu juga mengidap penyakit yang sama dengan cwe`nya…….dia kaget…….dia mendengar bahwa dia cwo yang ramah, sopan, suka membantu,………tapi saying dia sudah meninggal karena penyakitnya……….cwe itu sedih…..dia terlalu bingung untuk mengungkapkan perasaannya……..aku harus apa…??? Sedih, bahagia, kecewa, tuhan hidup ini adil atau tidak…???akupun tidak bisa mejawabnya……..sekarang hanya tinggal aku sendirian………tapi ini kisah yang sangat berharga……..mungkin itu yang dia mau….dia bisa menemaninya,,,,,,,,,……….kakak q pasti sungguh bahagia bisa mendapatkan cwo seperti dia……..terimakasih ya tuhan…………

Senin, 09 Juli 2012

Mencoba Kritik Cerpen 'Lima' Sheila Hida


A.    Pendahuluan
Lima mungkin diambil dari desa Limau suatu daerah di Ambon yang berarti jeruk Limau. Daerah tersebut sama seperti yang diceritakan di cerpen ini. Daerah Limau adalah desa yang pada malam harinya pasti mati lampu, mengapa? karena listrik desa Limau dipakai untuk menghidupi kota ambon, itulah kemungkinan yang diambil dari kata Lima. Lima berarti angka. Lima juga diambil dari tokoh tersebut, yaitu Lima, ibu Lima, penduduk, pemuda, dan sang pencerita. Lima orangnya kurang bersosialisasi karena cerita ini tidak membahas sama sekali tentang tokoh-tokoh lain disekitar Lima.
Lima adalah seorang yang sangat cantik yang buta bukan sejak lahir. Matanya yang buta bukan membuat orang menjauhinya, tetapi matanya lah yang menjadi daya tarik tersendiri. Mata Lima yang penuh dengan ketulusan dan kejujuran karena matanya yang selalu menunjukan keteduhan dan gerak-gerik mata yang tidak pada umumnya.

B.     Sinopsis Cerpen “Lima” Karya Sheila Hida
Lima seorang gadis yang buta 6 tahun yang lalu. Ia hanya tinggal dengan ibunya yang setia merawat dia dan mengajarkan dia. Lima selalu teringat waktu dia masih bisa melihat dimana ia tidak bosan melihat bintang-bintang di langit dan juga selalu menyalakan sebatang lilin dan bernyanyi bersama ibunya jika kampungnya mati listrik.
Kini Lima berusia 17 tahun, banyak orang yang mengatakan Lima lebih cantik setelah ia buta karena ada yang berubah dengan matanya. Dengan hidung mungil mancung tertempel di atas bibirnya yang selalu basah. Senyumanya membuat orang di sekitarnya berhenti beraktifitas hanya untuk menikmatinya.
Lima sekarang kehilangan senyuman yang ditunggu banyak orang. Semua orang mengorbankan hartanya untuk melihat Lima sekedar tersenyum. Lima hanya mematung diatas bangkunya, semua orang menolong Lima dengan sabarnya. Yang Lima ingat hanyalah kenangan bersama ibunya yang membuat dia menjaga air mata yang berharga tidak terjatuh. Karena ibunyalah yang terus mendukung Lima dengan mengatakan “kau tak perlu sedih, Anakk, dank au juga harus tahu. Air matamu terlalu berharga untuk jatuh.” Kemudian dengan menceritakan sebuah cerita yang terus dapat menyemangati hidup Lima, dari keadaan yang dialaminya.tidak hanya itu ibunya mengajarkan dia bermain biola karena biola adalah satu-satunya benda berharga yang dimiliki ibunya dan yang akan mewarisinya siapa lagi jikalau bukan Lima. Dengan tekat yang kuat Lima dapat memainkan biola, dan orang-orangpun berdatangan menikmati permainan Lima berharap melihat senyumnya. Mata dan senyum Lima seakan-akan menjadi candu.
Setelah ia kehilangan ibunya semua berubah yang Lima lakukan hanya diam. Hampir satu tahun ia diam tidak melakukan apa-apa sampai akhirnya datang pemuda mabuk yang mengatakan untuk menangis, menangislah karena dunia ini sudah gila sehingga menyadarkan Lima hingga ia menangis dan begitu pula disadari oleh penduduk desa bahwa menangis itu perlu.
Pertanyaan
1.   Analisislah Cerepen tersebut sebaik mungkin. Anda bebas menggunakan pendekatan yang Anda anggap sesuai ?
Jawab, saya menggunakan pendekatan objektif karena yang paling tepat dalam mengkaji cerpen ini. Pendekatan objektif adalah pendekatan kajian sastra menitikberatkan kajiannya pada unsure intrinsik karya sastra tersebut.
Kenapa memilih pendekatan objektif ?
1.      Nama pengarangnya tak terkenal dan dikenal, menyusahkan kita menggunakan pendekatan ekspresif. Jadi tidak bisa dan susah untuk menganalisis cerpen “Lima” ini dengan menggunakan pendekatan ekspresif
2.      Latar kejadian tempat dan waktu tidak digambarkan secara khusus terjadi dimana, hanya digambarkan secara umum di desa, sehingga kita tidak dapat sembarangan dalam menerka secara khususnya. Tetapi dalam berbagai hal seperti buta atau penggambaran umum terhadap tokoh memungkinkan kita dapat menghubungkan dengan keadaan yang sebenarnya di luar karya sastra.  Jadi, kita tidak bisa menggunakan pendekatan mimetik karena dengan kemungkinan tersebut membuat penafsiran yang subjeltif dan kurang akurat.

Analisis Pendekatan Objektif
1.      Alur = Campuran / Flasback
Paragraf pertama,kalimat pertama “Sekarang listrik mati, tapi itu sama saja untuk Lima. Kegelapan menyelimuti pengelihatannya sejak 6 tahun lalu.” Paragraf pertama kalimat ketiga “Lima ingat bagaimana menghabiskan waktu sebelum penglihatanya diselimuti oleh kegelapan. Dia akan menyalakan sebatang liulin yang dia taruh ……...”
Kedua kutipan dalam cerpen tersebut, menyiratkan kepada kita bahwa alur atau yang menggerakan cerita pada cerpen ini yaitu campuran karena pada paragrap pertama dapat kita lihat menceritakan pada masa sekarang yaitu listrik mati kemudian selanjutnya diceritakan  pada kalimat selanjutnya tentang masa lalu Lima ketika sebelum buta. Alur yang campuran ini sangat berfungsi dalam menceritakan cerpen “Lima” karena alur inilah yang menceritakan masa lalu Lima bersama ibunya yang menceritakan kesedihan dengan cara yang indah tanpa disadari oleh pembaca.
2.      Latar
a.       Tempat      = Daerah terpencil (Desa). Paragrap ketigakalimatpertama “Lima ingat saat listrik mati di desanya mati.” Ini menunjukan kepada kita bahwa di desanya bukan berarti tidak ada listrik, ada tetapi tidak meneranginya 24 jam penuh. Ini berarti Lima berada di daerah terpencil (desa). Paragrap SembilanbelaskalimatkeLima “Lima minta kepada para istri untuk memandikannya dan mengantarkannya ke sungai untuk buang hajat. Para istri mengantarkan Lima ke sungai terlebih dahulu…..”
      Dapat kita simpulkan bahwa Lima beradsa di sebuah desa yang terpencil karena listrik tidak selamanya meneranginya begitu pula diperkuat dengan keadaan ketika mandi dan buang hajat mengharuskan ke sungai bukan ke kamar mandi.
      Tempat yang lainnya dapat di lihat pada cerpen “Lima” ada di sungai, rumah Lima, teras rumah dan lain sebagainya tapi secara umum ada di desa daerah terpencil di mana Lima tinggal.
b.      Waktu

Waktu yang terjadi pada cerpen ‘Lima’ terjadi pada malam dan sore hari. Paragraf ke dua puluh dua “Sore telah tiba…..” dan paragraf ke dua puluh tiga “Langit tampak merah kekuning-kuningan…..”. Paragraf ketiga “….. Lima sangat menyukai pemandangan malam seperti itu…”. Digambarkan pula waktu yang dialami Lima sejak kecil hingga berumur 18 tahun.
·   Masa kecil Lima. Paragraf keempat kalimat pertama “Sejak kecil Lima sangat  suka melihat lilin yang dinyalakan ibunya di teras rumah.”
·   Ketika ia buta pada umur 10 tahun hampir 11 tahun
Paragraf pertama,kalimatkedua “ Kegelapan menyelimuti pengelihatannya sejak 6 tahun lalu.” Paragrap ketujuh kalimat pertama “Kini umur Lima hampir 17 tahun.”
Dapat kita simpulkan bahwa yang diceritakan kini Lima hampir berumur 17 tahun 16 tahun dikurang 6 tahun lalu (16-6=10), jadi Lima buta ketika berumur 10 tahun hampir 11 tahun. Paragraf pertama kalimat ketiga“Lima ingat bagaimana menghabiskan waktu sebelum penglihatanya diselimuti oleh kegelapan.” Ini berarti Lima tidak buta dari kecil tapi ketika ia berumur 11 tahun, tetapi tidak dijelaskan apa alasannya Lima buta.
·   Lima hampir umur 17 tahun ia kehilangan ibunya.
Paragrap ketujuh belas kalimat pertama “Kini umur Lima hampir 17 tahun.” Paragraf kedelapan “ Tapi kini Lima jarang tersenyum. Itu membuat semua orang kebinggungan”, paragraf ini ada kaitannya menjelaskan keadaan Lima ketika berumur 17 tahun. Pararaf ke sembilan belas “Ini hari kedua ratus dua puluh satu hari Lima masih diam dengan pandangan kosong ke depan. Ingatannya melayang-layang berebut antrian ingatan yang akan diputar di kepala Lima. Selama hari-hari ini Lima terus mengingat ibunya.”
·   Lima berumur 18 tahun.
Berkelanjutan pada point diatas ketika Lima umur 17 tahun kemudian diceritakan pada paragraf ke dua puluh tujuh “Ini hari ketigaratus enam puluh Lima hari, Lima masih diam dengan pandangan kosong ke depan kursinya yang pernah bau pesing air kencingnya.” Tigaratus enam puluh hari berarti satu tahun ini berarti Lima telah berumur 18 tahun.

c.       Suasana
·   Sedih dan mengharukan tetapi dikuatkan oleh kegembiraan yang ditimbulkan oleh masa lalu/kenangan Lima bersama ibunya dahulu. Terdapat di awal cerita paragraf pertama hingga ke enam. “lima sangat menyukai lilin-lilin yang dinyalakan ibunya di teras rumah”.” Lima juga ingat, lagu ulang tahun tidak lagi dinyayikan oleh ibunya ketika mereka bermain seperti itu, karena di depan mereka hanya ada sebuah lilin, lilin yang tanpa sebuah kue sekecil apa pun sebagai alas lilin.”
 Begitu pula pada akhir cerita yang diceritakan bahwa orang-orang melihat Lima bangkit dari kediamannya selama setahun karena menangis semalaman, setelah itu Lima memainkan biola yang sungguh menyayat hati, membuat suasana disekitar Lima yaitu orang-orang itu seakan-akan merasakan yang Lima rasakan dan menjadikan mereka sadar bahwa menangis itu perlu.
·   Gembira yang di rasakan oleh orang-orang ketika melihat Lima tersenyum. Paragraf ketujuh “ Apalagi saat dia tersenyum, sepasang lesung pipi membuat semua orang yang melihat senyumnya berhenti dengan kesibukannya untuk sekedar menikmati senyum lima”.
·   Ketegangan, paragraf kesembilan belas “Hai kau, bentaknya pada Lima.”dan pada paragraph selanjutnya keduapuluah “Lima menangis setelah itu, tak tanggung tanggung Lima menangis dengan menjerit sekuat-kuatnya. Semua orang diam. Lalu di antara mereka maju untuk menghajar pemuda itu….”
·   Bingung, sedih
Pada paragraf ke delapan “Tapi kini Lima jarang tersenyum. Itu membuat semua orang kebinggungan. Banyak usaha yang mereka lakukan agar lima tersenyum lagi.”. Keadaan inilah yang membuat orang-orang binggung dan sedih melihat lima hanya diam dan mematung tanpa ekspresi.
3.      Sudut Pandang
Pencerita merupakan orang ketiga/diaan bukan tokoh. Paragraf pertama,kalimat kedua, “Kegelapan menyelimuti pengelihatannya sejak 6 tahun lalu.” Paragraf pertama kalimat ketiga “Lima ingat bagaimana menghabiskan waktu sebelum penglihatanya diselimuti oleh kegelapan. Dia akan menyalakan sebatang lilin yang dia taruh ……...” begitu pula seterusnya hingga akhir cerita ada orang ketiga sebagai pencerita (narrator) cerita Lima yang diciptakan oleh pengarangnya.
4.      Tokoh dan Penokohan
·   Lima             : Lima merupakan tokoh utama dalam cerpen. Tokoh yang mempunyai karakter bulat, artinya ia mengalami perubahan karakter dari yang selalu tersenyum dan ceria menjadi pemurung dan hanya diam tanpa melakukan kegiatan apapun untuk mengurus dirinya sendiri, kemudian ia berubah kembali menjadi seperti dulu lagi.
Anak yang baik dan penurut karena Lima selalu mendengarkan semua yang dikatakan oleh ibunya, tidak mudah menyerah, paragraf ketiga belas “ Lima juga masih ingat, dulu ibunya pernah mengajarkan cara memainkan biola padanya saat dia telah buta. Mungkin Lima kesulitan dan beberapa kali putus asa saat belajar memainkan biola. Taoi ibunya terus menyemangatinya, ibu ingin kau juga bisa memainkannya, :ucap ibunya setiap kali membujuk Lima untuk tetap berlatih.” Hingga Lima bisa memainkan biola tersebut. 
Pintar paragraf kesepuluh kalimat pertama “ Lima sangat suka membaca buku-buku yang dimiliki ibunya. Lima juga suka menulis. Menulis sebuah cerita. Ibunyalah yang mengajari ia menulis.”
·   Ibu Lima                  : ibu yang bijaksana, semangat dan selalu optimis mengajarkan anaknya segala hal termasuk menulis dan memainkan biola walaupun anaknya buta tetapi dia yakin Lima dapat melakukan sesuatu kegiatan yang lain, paragraf kesepuluh kalimat pertama “ Lima sangat suka membaca buku-buku yang dimiliki ibunya. Lima juga suka menulis. Menulis sebuah cerita. Ibunyalah yang mengajari ia menulis.” Paragraf ketiga belas “ Lima juga masih ingat, dulu ibunya pernah mengajarkan cara memainkan biola padanya saat dia telah buta. Mungkin Lima kesulitan dan beberapa kali putus asa saat belajar memainkan biola. Tapi ibunya terus menyemangatinya, ibu ingin kau juga bisa memainkannya, ucap ibunya setiap kali membujuk Lima untuk tetap berlatih.”
Kutipan diatas dapat kita ketahui bahwa peran seorang ibu bagi Lima sangat menonjol/dominan karena yang menemanin dan mengurusnya sejak kecil. Ini dapat menunjukan kepada kita bahwa perkembangan yang terjadi ketika masa kecil sangat mempengaruhi kita dari segi emosi, fisik, kognitif kita dengan siapa kita dibesarkan. Begitu pula yang terjadi pada Lima, perkembangan Lima hanya didominasi oleh peran ibu dan kurang adanya interaksi dengan sosial.
·   Semua Orang                       : Binggung, paragraf ke delapan kalimat pertama “Tapi kini Lima jarang tersenyum. Ini membuat semua orang kebingungan
Peduli secara fisik terhadap Lima : paragraf ke delapan kalimat kelima “banyak usaha yang mereka lakukan untuk membuat Lima tersenyum lagi….. “Bahkan mereka sudah patungan dengan harta mereka mereka yang berjumlah tidak sedikit, paragraf ke delapan kalimat kelima belas “ para istri pun hanya memandikan Lima dengan membasuh bagian tubuh Lima yang bisa dijangkau. Baju lima pun hanya mereka semprot dengan minyak wangi banyak-banyak supaya tidak berbau terlalu menyengat, karena belum pernah terlepas dari tubuh Lima.” Kutipan ini menyiratkan bahwa penduduk kampung sangat peduli kepada Lima dari segi kebutuhan fisik Lima saja tanpa memikirkan dari segi batin/perasaan yang dirasakan oleh Lima.
Sabar, paragraf ke delapan “….. Lima tak mau mengunyah. Merekan melakukan itu dengan sabar.”
·   Pemuda                    : buruk tingkah lakunya tetapi memiliki kejujuran karena mabuk, pada dasarnya orang yang sedang mabuk prilaku yang muncul ialah benar-benar jujur dan apa adanya karena ketika mabuk kita tidak sadar dengan apa yang kita lakukan, sebab kognitif kita tidak berfungsi dengan baik, bukan tidak berfikir tetapi kita dapat berfikir apabila adannya stimulus dan si pemabuk akan merespon dengan cepat dan jujur apa adanya. Paragraf delapan belas kalimat keempat “Seorang pemuda dengan gentoyoran berjalan memasuki rumah Lima. Semua orang terpaku di temapt duduk masing-masing walaupun ada pemuda mabuk mendekati Lima.” Dari kutipan tersebut dapat diketahui bahwa pemuda itu sedang mabuk, mabuk adalah salah satu perbuatan yang dilarang oleh agama dan menyalahi norma yang berlaku. Tetapi dari perbuatannya tersebut pembaca tidak akan menyangka yang menyelesaikan cerpen ini/ yang menjadi solusi bagi Lima untuk dapat pulih dan sadar adalah perkataan pemuda tersebut “Hai kau, bentaknya kepada Lima. “Aku tak mengerti siapa kau, dank au juga tak mengerti siapa mereka yang selalu mengharapkanmu tersenyum.”Pemuda itu meminum isi botol di genggamannya. “Untuk apa tersenyum, hah ? Dunia ini sudah terbalik dan menggila, buat apa tersenyum pada dunia ini, dunia yang tak mengerti hatimu. Menangislah! Menangislah!”pemuda itu membentak lima. “Menangislah kau gadis, menangislah !” Kali ini pemuda itu mengguncang-guncang tubuh Lima.”
Kutipan tersebut membuat Lima menangis sepanjang malam sampai ia tertidur di bahu pemuda tersebut, dan keesokan harinya Lima tak termangu dan berdiam tetapi mulai minta dimandikan, makan dan buang hajat. Pemuda tersebut membuat Lima menangis dan mengobati kesedihannya setelah ditinggalkan oleh ibunya. Sosok pemuda disini dapat menjadi sosok yang diharapkan Lima untuk membimbing dan mengerti hati/perasaan Lima setelah ibunya tidak ada, dan mungkin Lima merindukan sosok seorang ayah yang tegas dan keras. Secara psikologis perkembangan yang dibentuk dari bimbingan ibunya, dalam cerpen ini tidak digambarkan tentang ayah dan saudara lima, oleh karena itu lima hanya mendapatkan sifat-sifat ibunya yang tegar dan tegas dan membutuhkan panutan untuk mengerti hati/perasaannya yang dia rasakan ada pada pemuda itu.

5.      Gaya Bahasa
Secara keseluruhan yang digunakan oleh pengarang dalam cerpen ini bahasa yang mudah dipahami oleh pembaca yang maknanya tersurat, tetapi ada beberapa yang memiliki makna tersirat dan menggunakan metafora, pesonifikasi, repetisi dan hiperbola.
·         Metafora, paragraf ke sembilan belas “Dunia ini sudah terbalik dan menggila…”
·         Personifikasi, paragraf ke lima belas “beberapa bulan ibunya mengajarinya memainkan biola itu, sampai akhirnya Lima pandai dan lincah membuat jari-jarinya menari-nari di atas papan biola. Paragraf ke dua puluh dua  Dia antara itu awan bergulung-gulung melayang melintas.
·         Repetisi, paragraf kesembilan belas “Menangislah kau gadis, menangislah !”
·         Hiperbola, paragraf keenam belas Entah mengapa permainan itu terdengar sangat menyayat hati.”
Begitu banyak makna yang tersirat yang terdapat dalam cerpen ‘Lima’ ini termasuk nama Lima, pemuda dan masih banyak lainnya.

6.      Tema
Dari uraian dan analisis di atas dapat kita dapat memaknainya bahwa tema cerpen “Lima” ini adalah menemukan sosok yang mengerti hati/perasaan kita tidak mudah tetapi siapapun mempunyai kemungkinan tersebut. Dan yang terpenting adalah perasaan yang tidak boleh dipendam yang menceritakan cerita yang penuh dengan kesedihan tetapi memiliki keindahan yang tersirat didalamnya, lalu kesedihannya ditumpahkan pada akhir cerita dengan menangis. (menceritakan kesedihan dengan cara yang indah). Ketidakmampuan Lima dalam menghadapi kesedihan yang dialaminya setelah ditinggalkan ibunya sehingga tidak ada yang mengerti hati dan perasaanya lagi.

7.      Pesan (amanat)
·      Janganlah hidup pada masa lalu hiduplah untuk sekarang dan masa yang akan datang, masa lalu harusnya dijadikan pengalaman sebagai pelajaran. Jadi kita harus bangkit dari kesedihan kita jangan terpuruk dalam kesedihan.
·      Ikhlaskanlah yang telah terjadi kepada kita.
·      Jadilah pribadi yang apa adanya, jikalau ingin menangis maka menangislah, jika ingin tertawa maka tertawalah.
·      Janganlah hidup dengan bergantung kepada orang lain, belajarlah mandiri dalam segala hal.
·      Kita jangan melihat seseorang dari fisiknya saja tetapi dari hati dan perasannya.
·      Jika kita mempunyai masalah dan kesedihan menimpa kita, janganlah ditanggung sendiri. Berbagilah dengan orang lain, dan ceritakan apa yang kita rasakan karena itu dapat melegakan hati dan perasaan kita.

2.Menurut Anda, apa segi-segi menarik dari cerpen tersebut ? Uraikan dan beri alasan Anda.
·         Keindahan dan kebahagiaan yang diceritakan tersirat, ada kesedihan yang amat mendalam. Salah satu keindahannya ialah keindahan pemandangan bintang-bintang dimalam hari yang sudah sangat jarang kita lihat di ibu kota. Lalu cahaya lilin yang mengisaratkan kedamaian dalam hati. Cerepen ini menceritakan konflik batin yang sangat indah,  menceritakan kesedihan dengan cara yang sangat indah.
·         Konflik yang dibangun oleh pengarang tidak melibatkan antara dua orang atau lebih, tetapi konflik yang terjadi diciptakan dalam diri/perasaan “Lima” yaitu melalui satu tokoh utama yaitu “Lima”.
·         Adannya perbedaan antara pemuda yang mengatakan bahwa “….untuk apa kau tersenyum… buat apa tersenyum pada dunia yang tak mengerti hatimu.” Sedangkan  penduduk sangat menyukai senyum Lima, hingga mengorbankan seluruh harta bendanya untuk menyewa grup lawak terkenal dan apa pun yang dapat membuat Lima tersenyum. Inilah yang membuat kita berfikir kembali, sebenarnya pesan apa yang ingin di sampaikan oleh pengarang disini.
Jika kita analisis kembali kita dapat mengetahui bahwa Lima adalah seorang yang tidak hanya memerlukan kebutuhan fisik saja, tetapi memerlukan kebutuhan batin. Saat ibunya meninggal, warga hanya memberikan kebutuhan fisiknya saja, seperti: makan, mandi, dll. Pemuda pemabuk datang sambil berteriak, teriak. Sentak hal itu membuat Lima tersadar dari derita batinya selama ini. Seketika itu Lima menangis. Jadi, Lima yang diceritakan membutuhkan penuntun dan pengobat batin. Di antara kesedihan yang menderu, setelah kehilangan ibunya. Ia tidak bisa mengungkapkan perasaan yang ada hatinya karena ibunya yang selalu mengajarkan“…kau tak perlu sedih, anakku, dan kau juga harus tahu. Airmatamu terlalu berharga untuk jatuh” itulah yang membuat Lima hanya terdiam selama setahun yang akhirnya disadarkan oleh perkataan pemuda yang mabuk itu.
·         Lima yang semasa hidup bersama ibunya sangat mendambakan sosok ayah yang tidak di ceritakan di Cerpen ini. Saat pemuda itu datang, mungkin sosok ini hadir walau tingkah-lakunya pemabuk tapi sifat tegas,keras dan jujur apa adanya yang dihadirkan menyadarkan diri Lima bahwa menangis itu perlu, menangis juga dapat mengobati kesedihan.
·         Sosok pemuda hadir sebagai pengganti sosok ayah yang di dalam keluarga harus memimpin dan tegas. Sejak dulu ketika Lima hanya mendengarkan kata-kata dari ibu, ia menganggap ibulah yang paling sempurna. Kesempurnaan itu hilang, tokoh pemuda menggantikan posisi ibunya secara tidak langsung karena ketika pemuda bebicara kepada Lima orang-orang disekitar Lima ingin menghajar pemuda tersebut, tetapi Lima melindungi pemuda tersebut, dan menangis semalaman hingga tertidur di pundak pemuda itu. Ini menandakan bahwa tidak mungkin seseorang akan melindungi dan tidur di pundak orang lain jikalau tidak ada hubungan atau keterkaitan diantaranya, begitupula dengan Lima yang menemukan sosok ibunya dulu pada pemuda itu.
·         Dari segi sosial, kurangnya pergaulan lima dengan laki-laki mengakibatkan ia kehilangan sosok pemimpin di dalam keluarga. Semua beban batin ia anggap sama seperti ibunya yang menjadikan ia dua sosok yang sama yaitu bapak dan ibu. Sehingga ketika di munculkannya sosok pemuda ini, maka cerita selesai.
·         Pemuda pemabuk yang dimunculkan oleh pengarang sangat menarik karena pada dasarnya orang yang sedang mabuk prilaku yang muncul ialah benar-benar jujur dan apa adanya karena ketika mabuk kita tidak sadar dengan apa yang kita lakukan, sebab kognitif kita tidak berfungsi dengan baik, bukan tidak berfikir tetapi kita dapat berfikir apabila adannya stimulus dan si pemabuk akan merespon dengan cepat dan jujur apa adanya.
·         Cerpen ini sangat sederhana, karena kesederhanaan itu kita tidak meduga seorang tokoh yang dipandang buruk bisa menjadi seorang pahlawan di mata orang lain. Dan cerpen ini dapat dikaji dengan berbagai penafsiran yang berbeda-beda bergantung pada setiap tujuan yang ingin di capai oleh si penganalisis.


3. Menurut Anda, apakah ada kelemahan pada cerpen tersebut ? Jika ada, uraikan dan beri alasan Anda.
·         Ada beberapa tanda baca yang tidak biasa dan beberapa kata-kata yang dipenggal menjadi sebuah kalimat yang tidak legkap hanya terdiri dari satu,dua dan tiga kata. Paragraf ketiga “……terlukis di langit berlama-lama. Entah mengapa. Lima sangat menyukai…….”.
·         Ada beberapa kata yang diksinya kurang tepat karena kata tersebut tidak baku seperti, paragraf pertama “Dia akan menyalakan sebatang lilin yang di taruh di teras rumah…”, paragraf ke delapan “Bahkan mereka sudah patungan dengan harta mereka…..”.
·         Pencerita adalah orang ketiga/diaan yang seharusnya diciptakan oleh pengarang sebagai orang yang maha mengetahui tetapi dalam cerpen “Lima” ini tidak menunjukan demikian, karena pencerita tidak menceritakan tokoh-tokoh, latar dalam cerpen “Lima” secara khusus/spesifik, seperti : apa yang menyebabkan Lima buta ? apa yang menyebabkan ibunya meninggal ? , dan sebagainya.
·         Ada beberapa unsur yang tidak logis dalam cerpen “Lima” seperti, Lima yang tidak buang hajat selama satu tahun.
·         Konflik yang terjadi pada Lima yakni perasaan kesendirian karena kesedihan yang ia pendam dan ia tidak berusaha melakukan apa pun untuk mengobatinya, hanya melamun dan berdiam diri. Seharusnya, pengarang menampilkan unsur spiritual dan unsure yang mendukung lainnya, sebagai usaha untuk mengobati kesedihan dan kesendirian yang terjadi pada Lima.
Kesimpulan :
·         Karya yang indah dalam menceritakan sebuah kesedihan yang berangsur-angsur diingat. Dan menampilkan konflik yang kompleks, konflik yang dimunculkan oleh pengarang bukan antara dua orang tetapi menampilkan konflik batin dalam tokoh utama tersebut (satu orang) yaitu Lima.
·         Perkembangan seorang anak yang dipengaruhi siapa yang berperan dalam mengasuhnya, dan bagaimana interaksi sosial disekitarnya. Yang diceritakan ini bahwa tokoh Lima yang kurang besosialisasi karena tidak di ceritakan ayah dan saudara-saudaranya, khususnya berinteraksi dengan laki-laki, yang berkemungkinan Lima merindukan sosok seorang ayah.
·         Kebutuhan yang harus diperhatikan setiap orang tidak hanya berfokus pada fisiknya semata, tetapi ada yang jauh lebih penting daripada itu adalah hati/perasaan. Untuk mengerti kebutuhan fisik itu akan gampang terlihat berbeda dengan hati /perasaan kebutuhannya yang harus kita amati dan rasakan belum tentu sama, tapi dengan adannya anugrah akal kita dapat berfikir mana kebutuhan yang sesuai dengan hati/perasaan kita. Dan mendapatkan seseorang yang dapat memahami hati/perasaan kita itu tidaklah mudah tetapi siapapun mempunyai kemungkinan tersebut.
·         Mengapa dengan kesedihan bisa belajar dewasa? Karena kesedihan merupakan gejolak batin yang membuat kita terus belajar. Orang yang sehat mentalnya adalah ketika kesedihan datang maka orang tersebut akan siap jika suatu kejadian yang tidak terduga mengancam. Pada orang yang sukses terus tanpa pernah mendapatkan kegagalan atau kekurangan, saat ia mengalami kesedihan itulan titik dimana mental akan hancur seketika. Berbeda pula yang sering dilanda kesedihan dan bisa mengatasi dengan  baik kesedihan itu secara positif dan diterima norma masyarakat yang berlaku. Maka semakin tinggi tingkat mental seseorang, ketika ia gagal maka ia akan cepat bangkit kembali.
·         Keadaan ‘buta’ yang dialami Lima menjadi hal menarik. Karena ‘buta’ dapat memiliki dua makna yaitu tersurat buta fisik (sesungguhnya) dan tersirat buta hati dan perasaan. Jadi, cerpen “Lima” ini dapat kita maknai “lebih baik buta fisik daripada buta hati dan perasaan”.