Jumat, 02 Juni 2017

PENGAJARAN BIPA PADA MEA (ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN): PELUANG DAN TANTANGAN

PENGAJARAN BIPA PADA MEA (ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN): PELUANG DAN TANTANGAN[1]

Wulandari Nur Fajriyah[2]
Universitas Negeri Jakarta, 089668806116, wulandarinf@gmail.com

Abstrak

Bahasa Indonesia  merupakan salah satu bahasa yang memiliki jumlah penutur paling banyak di ASEAN sehingga memiliki peluang besar menjadi bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi antara bangsa-bangsa di era MEA. Dengan adanya peluang tersebut maka tantangan terbesar bagi bahasa Indonesia sendiri adalah bagaimana melakukan penggembangan, pembinaan, dan perlindungan terhadap bahasa Indonesia. Salah satu upaya dalam pembinaan bahasa Indonesia adalah dengan kegiatan pengajaran bahasa Indonesia  sehingga pengajar bahasa Indonesia untuk penutur asing yang ada di dalam negeri maupun luar negeri memiliki fungsi strategis dalam mewujudkan bahasa Indonesia sebagai bahasa komunikasi pertama di ASEAN.


A.    LATAR BELAKANG

Indonesia dan negara-negara di wilayah Asia Tenggara akan membentuk sebuah kawasan yang terintegrasi yang dikenal sebagai Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sejak tahun 2015. MEA merupakan bentuk realisasi dari tujuan akhir integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara. Ciri-ciri utama dan Unsur Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), yakni :
– Kawasan ekonomi yang sangat kompetitif.
– Memiliki wilayah pembangunan ekonomi yang merata.
– Daerah-daerah akan terintegrasi secara penuh dalam ekonomi global
– Basis dan pasar produksi tunggal.
Di dalam mendirikan masyarakat ekonomi ASEAN atau MEA, ASEAN mesti melakukan tidakan sesuai dengan pada prinsip-prinsip terbuka, berorientasi untuk mengarah ke luar, terbuka, dan mengarah pada pasar ekonomi yang teguh pendirian dengan peraturan multilateral serta patuh terhadap sistem untuk pelaksanaan dan kepatuhan komitmen ekonomi yang efektif berdasarkan aturan.
Bahasa Indonesia adalah salah satu identitas penting bagi bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia juga merupakan tonggak penting eksistensi bangsa Indonesia, Bahasa Indonesia pula lah yang mempersatukan beragam etnis dengan berbagai bahasa di Indonesia. Dan pada era MEA di mana negara-negara anggota ASEAN akan melakukan sistem pasar bebas yang artinya dapat menjadikan peluang bagi bahasa Indonesia untuk menjadi bahasa komunikasi antar bangsa lain. Dan sudah kita ketahui bahwa bahasa Indonesia merupakan salah satu bahasa yang memiliki penutur paling banyak di wilayah ASEAN. Hal ini membutuhkan perhatian khusus bagi bahasa Indonesia tersendiri dalam memanfaatkan peluang tersebut.
Sebuah peluang memunculkan tantangan tersendiri bagi bahasa Indonesia terutama bagi para penggiat, pemerhati, praktisi dan penutur bahasa Indonesia sendiri. Tantangan tersebut adalah bagaimanakah kita dapat ikut serta dalam melakukan penggembangan, pembinaan dan perlindungan terhadap bahasa Indonesia. Terkait dengan pembinaan mencangkup dua hal, yaitu pengajaran bahasa Indonesia bagi warga negara Indonesia di dalam negeri dan pegajaran bahasa Indonesia bagi warga negara Indonesia dan warga negara asing di luar negeri.   Pada pembahasan makalah ini akan dibahasa mengenai peluang dan tantangan bagi pengajaran BIPA pada era MEA.



B.     PEMBAHASAN

1.      Penggembangan, Pembinaan, Dan Perlindungan Terhadap Bahasa Indonesia

2.      Peluang dan Tantangan Pengajar BIPA






C.    SIMPULAN

Sistem perdagangan bebas MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) sedang berlangsung, dalam bidang kebahasaan Indonesia memiliki peluang besar dalam internasionalisasi bahasa melalui program BIPA. Program pengajaran BIPA merupakan titik tolak penting dalam memanfaatkan peluang bagi para akademisi untuk mengembangkan diri, wawasan, pengetahuan, dan peuang usaha (bimbingan belajar melalui lembaga atau web) dalam pembelajaran BIPA. Selain itu, bahasa Indonesia pun memiliki peluang besar menjadi bahasa komunikasi di wilayah ASEAN hal tersebut terbukti dengan adanya beberapa permintaan pengiriman pengajar BIPA ke berbagai negara di ASEAN.
 Di samping adanya peluang yang besar maka ada beberapa tantangan bagi pengajar BIPA untuk dapat mempersiapkan diri untuk menempatkan dan bisa mengembangkan prangkat pembelajaran dan bahan ajar sesuai dengan negara yang di ajarkan. Selain itu, pengajar BIPA harus dapat menyikapi dengan arif dan bijaksana mengenai tujuan-tujuan negara asing mempelajari bahasa Indonesia.



DAFTAR PUSTAKA

Badudu, J.S. 1992. Cakrawala Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Putong, Iskandar. 2003. Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro. Jakarta: Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Rahardi, Kunjana. 2006. Dimensi-dimensi Kebahasaan. Jakarta: Erlangga.
Wicaksono, Andi. Tantangan BIPA pada Era MEA. “Koran Harian Yogjakarta”, Kamis, 17 Maret 2016.




[1] Makalah disampaikan pada acara Forum Ilmiah XII (Seminar Internasional Bahasa, Sastra, Seni, dan Pembelajarannya) Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra Universitas Pendidikan Indonesia tahun 2016
[2] Wulandari Nur Fajriyah, lahir di Pringsewu 19, Juli 1992. Menyelesaikan pendidikan Sarjana Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesaia di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, mengawali karier menulisnya sejak di bangku kuliah. Selama kuliah, sering mengikuti seminar asional dan internasional. Pernah menjadi Guru di HSKS. Saat ini sedang melanjutkan studi Pascasarjana Jurusan Pendidikan Bahasa di Universitas Negeri Jakarta dengan membimbing privat di Elite Tutors.

Kamu

Kamu adalah misteri yang membuat aku diam-diam selalu memperhatikan.

Kamu adalah seseorang yang tak pernah kubayangkan dapat membalas yang aku miliki

Kamu adalah pengisi setia kotak rahasia di hatiku

Kamu adalah kisah yang tak pernah kubayangkan namun selalu kurasakan

Kamu adalah perasaan terkuat yang membuat ku selalu ingin hidup

Kamu adalah alasan jelas mengapa aku memperbaiki diri ini









Kamu hanya kamu
Ragaku