KERIKIL
oleh Wulandari Nur Fajriyah pada 30 Juli 2011 pukul 12:47 ·
gw
cukup pendam ni, aku bagai kerikil yang terbuang dari batu yang besar
yang terhembas tsunami n angin topan, jiwa ku melayang entah kemana,
mata ni tak sanggup untu menatapnya,AKU KERIKIL. Ya allah kau boleh
cabut nyawaku sekarang tapi jangan kau hadapkan aku dengan kenyataan
ini, jalanku masih panjang, aku tak butuh batu besar, karena aku yakin
aku bisa hidup sebagai KRIKIL di tengan batu-batu yang besar. Cukup aku
sudah mengorbankan semua ni hanya untuk membesarkan batu dengan
mengorbaknu menjadi KERIKIL.
Pasir, laut, pohon yang dulu bersahabat dengan ku kini memalingkan wajahnya, aku ingin terhempas jauh hingga ku tak tau aku dimana ?? jiwa ini yang ingin tapi hati ku mengapa membeku ??
SAMPAH memang pujian yang tepat untukku, walaupun didaur ulang aku taka akan sebagus yang dulu, hati ku, jiwaku n ragaku ini milik siapa ?? Ya allah hanya kepada engkaulah aku ini, hanya engkau yang memiliki takdir ini,, aku mohon,, aku mohon,, lepaskan semua ini. Lepaskan dari seluruh hidupku n janagn kau sangut pautkan dengan kehidupan ku yang kekal ya allah. KERIKIL tak kan bisa berbuat tanpa adannya angin n ombak pantai serta tendangan orang. jangan kau jadikan aku kerikil lagi, yang hati n seluruh hidupnya TERBUDAK.
Pasir, laut, pohon yang dulu bersahabat dengan ku kini memalingkan wajahnya, aku ingin terhempas jauh hingga ku tak tau aku dimana ?? jiwa ini yang ingin tapi hati ku mengapa membeku ??
SAMPAH memang pujian yang tepat untukku, walaupun didaur ulang aku taka akan sebagus yang dulu, hati ku, jiwaku n ragaku ini milik siapa ?? Ya allah hanya kepada engkaulah aku ini, hanya engkau yang memiliki takdir ini,, aku mohon,, aku mohon,, lepaskan semua ini. Lepaskan dari seluruh hidupku n janagn kau sangut pautkan dengan kehidupan ku yang kekal ya allah. KERIKIL tak kan bisa berbuat tanpa adannya angin n ombak pantai serta tendangan orang. jangan kau jadikan aku kerikil lagi, yang hati n seluruh hidupnya TERBUDAK.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar