Sebuah musim berganti, 425 hari sudah berlalu tetapi sebuah karang
itu hanya tak mengerti, ia adalah sebuah karang yang di temani oleh
ikan-ikan kecil yang berwarna-warni dalam hidupnya. Ikan-ikan itupun
hilir berganti menjadi tempat tinggal sementara, ketika badai menerjang,
ketika ombak yang keras menggulung seisi lautan, atau menjadi tempat
tinggal sebuah ikan yang`kan setia menemani dirinya hingga rapuhnya
karang tersebut di tinggal olehnya.
Seekor ikanpun setia menemai
perjalanan hidupnya melewati segala sesuatu yang terjadi di dalam lautan
yang luas ini. Ketika ada ikan yang lebih cantik daripada ia, karangpun
tak mengijinkanya tuk tinggal menemaninya, ia hanya boleh singgah dan
mampir saja setelah itu ia berharap pergi meninggalkan ia dan ikan
tersebut.
Karang tersebut tidak selamanya mulus dan halus,
ketika ikan itu memasuki keruang yang lebih dalam karang takut akan
menyakiti dirinya oleh sisinya yang tajam. Ikan itupun terkadang terluka
karena sisi yang tajam tersebut, karang hanya bisa diam ketika ikan
tersebut membutuhkannya untuk menyembuhkan luka tersebut. Sebisa mungkin
karang itu mematahkan sisi yang tajam dan kasar itu namun semakin
banyak sisi yang tajam lainya tumbuh. Karang hanya takut melukai ikan
itu lagi. Ia bukan tempat yang bagus dan nyaman lagi seperti dulu. Ia
tahu kekurangan dan keburukan yang ia miliki. hanya saja ia pun tak bisa
mengurangi atau menghilangkanya.
Karang tak banyak
berharap, tanpa apa karang hidup sendiri? Sebuah karang hidup karena ada
ikan yang selalu menemaninya dengan setia. Menjaganya dari ikan-ikan
yang merusak dirinya, merawatnya dan saling melindungi. Ikanpun demikian
membutuhkan karang untuk mengkis sisiknya yang tajam, menjaga dia dari
jamur dan parasit di tubuhnya, melindungi dia dari ikan yang lebih ganas
ataupun mencari perlindungan karena ganasnya lautan.
Karang
hanya dapat menunggu sebuah jawaban dari seokor ikan yang terus
tersakiti itu. Ikan apakah kamu masih sanggup hidup denganku? Aku tahu
tak semua ikan akan sanggup hidup denganku terlebih lagi aku memiliki
sisi yang tajam dan kasar ini. Tetapi semua karangpun punya sisi itu.
Karangpun tak ingin menyakiti lebih dari ini. Aku tahu ini tak mudah, semua keputusanya ada di ikan.
Sekarang
aku menunggu jawaban darimu, sang ikan. Kau tahu, semua ini aku
kembalikan padamu. Ikan semua sudah kita lalui tak sedikit kita
korbankan satu sama lain. Aku hanya bertanya untuk kali ini. Jika engkau
ingin mengarungi lautan sendiri maka aku tidak akan bisa mengurungmu
dalam karangku, jika engkau masih bisa menerima diriku walau aku sering
menyakitimu dengan sisiku yang tajam maka tinggalah. Aku tahu semua itu
ikan yang menentukan, karena ikan yang menjalani. Tak apa jika karang
ini di tinggalkan sendiri. Karang hanya bisa nyenyakitimu terus.
“Maafkan aku” kata karang. Aku tahu sebuah aib yang kupunya, tetapi
itubukan`lah aib. Ketika sebuah ketulusan dari hati yang memintanya. Aku
hanya menunggu jawaban darimu ikan,…………………………………………………………!
NOTE:
Jikalau
ikan tak sanggup sedikitpun untuk menulis dan membalasnya aku tak`kan
meminta lebih, biarkan saja dan tinggalkan catetan ini putih bersih,
maka dengan itulan ikanpun pergi meninggalkan sebuah karang ini.
makasih
yah tak ada ikan seperti dirimu di luasnya lautan ini. Aku harap ikan
membacanya dengan teliti yah^^”. Makasih siapapun yang
membacanya.1/28/12.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar