Jumat, 10 Februari 2012

IKAN dan KARANG

Sebuah musim berganti, 425 hari sudah berlalu tetapi sebuah karang itu hanya tak mengerti, ia adalah sebuah karang yang di temani oleh ikan-ikan kecil yang berwarna-warni dalam hidupnya. Ikan-ikan itupun hilir berganti menjadi tempat tinggal sementara, ketika badai menerjang, ketika ombak yang keras menggulung seisi lautan, atau menjadi tempat tinggal sebuah ikan yang`kan setia menemani dirinya hingga rapuhnya karang tersebut di tinggal olehnya.
Seekor ikanpun setia menemai perjalanan hidupnya melewati segala sesuatu yang terjadi di dalam lautan yang luas ini. Ketika ada ikan yang lebih cantik daripada ia, karangpun tak mengijinkanya tuk tinggal menemaninya, ia hanya boleh singgah dan mampir saja setelah itu ia berharap pergi meninggalkan ia dan ikan tersebut.

Karang tersebut tidak selamanya mulus dan halus, ketika ikan itu memasuki keruang yang lebih dalam karang takut akan menyakiti dirinya oleh sisinya yang tajam. Ikan itupun terkadang terluka karena sisi yang tajam tersebut, karang hanya bisa diam ketika ikan tersebut membutuhkannya untuk menyembuhkan luka tersebut. Sebisa mungkin karang itu mematahkan sisi yang tajam dan kasar itu namun semakin banyak sisi yang tajam lainya tumbuh. Karang hanya takut melukai ikan itu lagi. Ia bukan tempat yang bagus dan nyaman lagi seperti dulu. Ia tahu kekurangan dan keburukan yang ia miliki. hanya saja ia pun tak bisa mengurangi atau menghilangkanya.

Karang tak banyak berharap, tanpa apa karang hidup sendiri? Sebuah karang hidup karena ada ikan yang selalu menemaninya dengan setia. Menjaganya dari ikan-ikan yang merusak dirinya, merawatnya dan saling melindungi. Ikanpun demikian membutuhkan karang untuk mengkis sisiknya yang tajam, menjaga dia dari jamur dan parasit di tubuhnya, melindungi dia dari ikan yang lebih ganas ataupun mencari perlindungan karena ganasnya lautan.

Karang hanya dapat menunggu sebuah jawaban dari seokor ikan yang terus tersakiti itu. Ikan apakah kamu masih sanggup hidup denganku? Aku tahu tak semua ikan akan sanggup hidup denganku terlebih lagi aku memiliki sisi yang tajam dan kasar ini. Tetapi semua karangpun punya sisi itu.
Karangpun tak ingin menyakiti lebih dari ini. Aku tahu ini tak mudah, semua keputusanya ada di ikan.

Sekarang aku menunggu jawaban darimu, sang ikan. Kau tahu, semua ini aku kembalikan padamu. Ikan semua sudah kita lalui tak sedikit kita korbankan satu sama lain. Aku hanya bertanya untuk kali ini. Jika engkau ingin mengarungi lautan sendiri maka aku tidak akan bisa mengurungmu dalam karangku, jika engkau masih bisa menerima diriku walau aku sering menyakitimu dengan sisiku yang tajam maka tinggalah. Aku tahu semua itu ikan yang menentukan, karena ikan yang menjalani. Tak apa jika karang ini di tinggalkan sendiri. Karang hanya bisa nyenyakitimu terus. “Maafkan aku” kata karang. Aku tahu sebuah aib yang kupunya, tetapi itubukan`lah aib. Ketika sebuah ketulusan dari hati yang memintanya. Aku hanya menunggu jawaban darimu ikan,…………………………………………………………!


NOTE:
Jikalau ikan tak sanggup sedikitpun untuk menulis dan membalasnya aku tak`kan meminta lebih, biarkan saja dan tinggalkan catetan ini putih bersih, maka dengan itulan ikanpun pergi meninggalkan sebuah karang ini.
makasih yah tak ada ikan seperti dirimu di luasnya lautan ini. Aku harap ikan membacanya dengan teliti yah^^”. Makasih siapapun yang membacanya.1/28/12.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar