Jumat, 30 Januari 2015

Kebahagian November Bagian II



 Baru sempat meluangkan waktu ketika di Lampung untuk menulis kebahagian November Bagian II. Setelah direnungan peristiwa ini bukan hanya sebuah kebahagiaan tetapi juga suatu ujian dan naik kelasku untuk melangkah lebih tinggi lagi.

Di satu sisi menunggu saat peristiwa wisuda adalah hal yang membahagian di mata orang lain
tetapi di mataku sendiri adalah ini ujung dari perjuanganku selama empat tahun di kota Ciputat ini. Terakhir presentaiku sudah sejak Juli, tepatnya pada taggal 17 Juli 2014 aku dinyatakan sudah menyandang S-1 dengan mengikuti sidang S-1 yang diuji oleh Dra. Hindun, M.Pd dan Dr. Nuryani, M.A. senang rasanyasemua berjalan dengan lancar karena hasil jerih payah setelah bimbingan aku bisa menjawab dan memberikan seuah penelitian baru pada bidang linguistik. Memang masih banyak kekurangan di sana- sini sehingga jangan senang dulu setelah selesai sidang masih ada tanggung jawab yang berat untuk merevisi dan berkonsultasi dengan kedua penguji agar menghasilkan skripsi yang layak baca. Sekarang, yang membuatku bersemangat adalah ketika aku melihat skripsiku di hardcover membacanya kembali ternyata banyak yang muncul berbagai pertanyaan kembali mengeni analisisku hal tersebut didorong oleh pertanyaan tema-teman di grup PBSI B 2010 yang menanyakan mengenai proses morfofonemik, ta sabar aku ingin melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi.


Lulus setelah sidang tanpa adanya ceremonila atau wisuda sepertiya beum pas untuk sebuah kelukusan ini. Aku memutuskan untuk mengundurkan diri dari tempat kerjaku yang sudah hampir 3 tahun aku di sana, karena kurangnya saya memgalami perkembangan dalam segi pribadi dan profesinalisme itulah alasan utamanya. Kemudian fokus untuk membantu jurusan PBSi yang mengadakan Seminar Interasional pada 4-6 November 2014, setelah itu keluargaku datang pada tanggal 7 November karena tangga 8 November 2014 adalah sejarah penting bagiku, yaitu hari aku wisuda tepatnya “Wisuda UIN Jakarta ke-94”. Acara berlangsung khidmat dan baru pertama kalinya wisuda di kampusku ini diadakan tiga kali, hal tersebut dikarenakan jumlah wisudawan hampir 2.000 orang. Aku berangkat lebih awal dari keluarga, tepat pukul 06.00 aku sudah berada di depan gedung rektorat. Belum banyak yang berkumpul ternyata padahal aku memilih untuk berangkat daripada sarapan terlebih dahulu. Kemudian keluargaku menyusul pada pukul 07.30 WIB, aku memasuki gedung pada pukul 07.00 dan acara dimulai pada pukul 08.15-11.00 WIB. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan berdampingan dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis mendengarkan pesan-pesan dari rektor Prof. Komaruddin Hidayat, warek serta dekan.

Auditorium Harun Nasuition inilah yang menjadi saksi aku masuk pertama kali 4 tahun yang lalu ketika di orientasi dan mendapatkan ucapan selamat datang dan selamat belajar. Dan tak pernah kulupa aku maju untuk mendapatkan buku dan mengucapkan ikrarku untuk lulus tepat pada 4 tahun, menjadi wisudawan terbaik, dan cita-cita ingin mengabdi pada bangsa dan negara serta mendirikan yayaysan pendidikan. Alhamdulillah ikrar tersebut sudah kuwujudkan untuk orangtuaku tercinta. Aku lulus di 4 tahun, delapan semester, dan dengan menyandang kumlaude wisudawan terbaik. Terimkasih Umi dan Abah atas segala doa, dukungan, dan seluruh fasilitas yang diberikan pada wulan. Adik-adikku semoga ini menjadi contoh untuk kalian dan kelak akan menjadi sarjana. Amin.


]Tak lupa teman-teman seperjuanganku Nuning Sintya Defa, Nur Azizah, dan Zakiatunnisa yang menemani selama 4 tahun masih mau berbagi, berkumpul. Seluruh teman-teman angkatan 2010 juruan Pendidikan Bahasa dan Sasatra Indonesia. Untuk yang terluarbiasa adalah segenap dosen-dosenku di PBSI yang telah memberikan ilmu, berbagi ilmu, dan menjadi contoh bagiku terutama kedisiplinan, ketekunan, dari Pak Djoko Kentjo dalam ilmu Linguitik yang membuat aku    tertarik di bidang tersebut.


Kebahagiaaan tersebut legkap dengan datangnya nenek yang sudah tidak beretemu selama 5 tahunan dan menemani di rumah Ciputat sampai di hari wisudaku. Tak menunggu hari esok tetapi setelah isya rencana kami sekeluraga mengantar nenek ke Tegal dan memutuskan untuk mengantar Muhammad Faiz Prawiro Negoro terleih dahulu ke Bekasi yang kebetulan memang satu jalur tol ke Jawa shingga tinggal keluar tol dan sampai di rumahnya. Setelah hapur satu jaman di sana tepat pukul 22.00 WIB kami pamit untuk melanjutkan perjalanan ke Tegal, melelahkan namun sangat menyenangkan karena bisa bersama sekeluarga walaupun kurang Afwan dan Adis.

Pukul 06.00 WIB pagi aku sudah tiba di Tegal, di sambut dengan jalanan berkabut dan mulai dingin (atis bahasa Tegalnya) hehehehe.... seharian beristirahat dengan selimut namun sebelumnya mandi dan beres-beres.


Waktu tak terasa sore ari tiba dan kami memutuskan untuk mengunjungi rumah saudara-saudara dan kemudian malamnya menu wajib di Tegal adalah “Sate Balibul”, rekomendasi untk yang berkunjung. Sate balibul ini menyediakan sate kambing yang sangat empuk karena kambing nya masih dibawah umur 5 bulan. Lumayan lama menunggu si balibul ini karena memang sangat antri da rame sekali apalagi hari ini hari minggu. Kesetiaan menunggu dibayar dengan enaknya balibul mantap. Hehehehe.


Keesokannya, pagi pukul 06.00 kami sudah jalan menuju gucci, tempat pemandian air panas yang terkenal di Tegal, pemandangan selama perjalanan sungguh indah hampir seperti puncak namun daerah ini tidak didominasi dengan kebun teh namun kebun sayuran, bukit-bukitnya pun seperti puncak, suasana dan dingginya sama apalagi jalannya yang berkelok-kelok dan menanjak. Tapi sudah banyak berubah banyak dijadika pinggir-pinggir jalan untuk penginapan dan villa-villa. 25 menit perjalanan akhirnya sampai di pemandian air panas Gucci, karena masih pagi dan hari senin parkiran dan Gucci searasa milik sendiri. Heheheheh









Mandi dengan air panas yang langsung dari gunung slamet, di bawah air terjun yang sangat dingin, bermain dengan adik-adik, berenang, mandi, dan akhirnya piknik dipinggir jalan sekeluarga. Momen yang takkan terulang dua kali dengan keluarga, kenangan, kemesraan, kebersamaan. Aku bahagia. Terimakasih Tuhan :)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar