Jumat, 4 Januari 2015 awalnya berniat untuk membeli barang di Harco
Mangga Dua, perjalanan yang cukup menyita perhatian karena di sepanjang jalan
mangga dua sungai meluap ke kanan dan kiri, sebagian besar sudah di tinggikan
dan tampak segerombolan serta terlihat tim SAR dan polisi di tempat tersebut
membuatku memperlambat kendaraan, ternyata ada kejadian anak. Tenggelam di
sungai tersebut. Memang seperti tak dalam namun sungai yang tinggi membuat
kedalaman sungai mencapai 3-5 meter.
Setelah itu, saya tetap meneruskan perjalanan sampai di harco sudah
lumayan ramai walaupun ini hari-hari yang masih berhawa liburan. Singgah dari
satu toko ke toko yang lain dengan bertanya, menawar, dan sebagainya. Tak
menemukan proyektor di rata-rata 3,5 an. Standar semua harga sekarang sudah 4
jutaan. Setelah menemani shalat jumat, akhirnya dia mengajak ku berkeliling ke
tempak yang belum pernah ku kunjungi.
Awalnya binggung karena memamg baru pertama ke sini, yah tepatnya dari
harco lurus terussss sampai di pluit kalau diteruskan bisa sampai Muara angke.
Heheheheh. Lumayan jauh hampir 1 jam kami sampai di taman kota waduk pluit.
Terlihat air tenang terhampar luas, di sebalah kiri menjulang tinggi rusuh
(rumah susun) yang dibangun oleh gubernur Jakarta sebagai alokasi warga yang
tadinya mendirikan rumah di sekitar waduk. Tapi di sebalah ujung kiri saya
melihat masih ada beberapa rumah yang berdiri di pinggir waduk., bertahan
dengan rumah alakadarnya.
Siang hari dengan awan mendung melihat hamparan waduk Pluit dari taman
kota waduk pluit yang baru selesai dibangun, taman yang begitu luas yang bayak
pengunjung dan terdapat taman hiburan (pasar malam), dikelilingi taman yang
ditaman dan diberikan penyanggah memang belum terlalu rimbun dan teduh karena
baru selesai di bangun. Tidak ketinggalan pemandangan kaki lima pun bejajar
sepanjang jalan dekat dengan parkiran. Dan yang menarik adalah ada beberapa
orang yang menyewakan skuter, sepeda matic, dan motor matic. Tidak sedikit
keluarga yang menghabiskan sore ini di taman kota waduk pluit, kebersamaan,
menemani buah hati dan olahraga joging.
Rintik hujan mengiringiku dengan Muhammad Faiz Prawiro Negoro
meninggalkan taman ini, lelah dan memang tertidur di jalan tidak menemanimu
berkendara. Hehehehe..... Baru sampai di sekitar daerah Senen hujan deras
menghentikan perjalanan selama sejam dan dihabiskan di pinggir jalan bersiteru
dengan cumi tentang hal-hal yang bodoh dan itulah yang buat kangen setiap kali
jauh. Setelah reda, yang tak boleh dilewatkan adalah “Rujak Cingur”, dipinggir
jalan ada kedai Ruja Cingur, Tahu Campur yang sangat ramai dan enak jika tidak
awal ke sini maka akan kehabisan rujak cingurnya. Buktinya, aku sudah hampir 4
kali ke sini baru kali ini mendapatkan rujak cingur karena memang datengnya jam
17.00, heheheheh.......
Rasa rujak yang benar-benar mantap, cingur yang lembut dan kenyal serta
sayuran dan lontong yang melengkapi membuat ingin tambah dan tambah lagi.
Hehehehe..... Makanan khas Jawa Timur ini dihargai sebesar Rp 20.000,- untuk
satu porsi. Tempat lumayan bersih dan pelayanannya cepat serta efeknya satu
porsi buat kenyang banget dan lidah bener-bener dimanjakan dengan bumbu
rujaknya. Melanjutkan untuk pulang istirahat dan alhamdulillah sampai pada
waktu magrib.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar