Minggu, 06 April 2014

Anggrekku Cumi

Anggrek
Tiba-tiba aku menerima sebuah pesan
23:05. Udah lah …. Ngapain sih memelihara anggrek? Mending buang aja anggrenya jauh-jauh walau lambat laun ia akan mati, daripada terus-terusan hidup dalam dirimu dan hanya menjadi sebuah penyesalan dan lebih menyesal lagi dia mekar bukan untukmu?
Terkejut, terenyuh segala rasa merasuk hingga satu ke hati tak dapat terungkap namun bisa kutuliskan dengan satu kata “MENYESAL”, benar-benar menyesal apa yang telah kulakukan dan kuperbuat. Tapi aku belum bisa menerima yang dia perlakukan dengan ku dan sikapnya kepadaku. Apakah aku yang memang keterlaluan dan ataukah memang aku yang benar-benar tak menyadari setiap sikap yang memihak kepadaku.
23:12. Karena kamu adalah pohon yang istimewa, begitu juga yang ada di sekelilingnya. Dan dirimu tidak ingin lebih diistimewakan dari apapun juga.
Terlintas, anggrek memang parasit awal tumbuh menumpang di pohon lain baru bisa dilepas. Manja! Awalnya aja Cuma bisa numpang tapi ternyata kamu yang mengatakan sendiri mau mekar bukan untuk yang membesarkan tapi untuk orang lain! Berkecamuk dan tanaman tak tahu diuntung!
Benar katamu. Bukan hanya aku yang istimewa tapi disekelilingku banyak yang istimewa bahkan lebih …. Ternyata kamu bisa melihatnya dan menyadarinya. Dan sialnya kata “Semoga terluncur lagi” padahal aku tak pernah mengharapkan aku berkata, “Semoga kamu mendaptkan yang paling istimewa bukan aku tapi disekelilingku!.
23:15. Buat apa kau pelihara ia? Tak ada gunanya lagi kan?
Benar! Tak ada gunanya lagi dipelihara kalau memang tidak sadar, kurang ajar, dan tidak mau belajar!
23:17. Buang
Aku yang terlelap atau memag bodoh ternyata benar kamu mengakui kalau lagi sedang mekar tapi bukan buat aku. Ternyata mimpiku benar kemarin malam. Mimpi yang membuat aku gelisah menemukan dua mayat yang berdarah dibungkus dan sudah menjadi bangkai di kamar. Apa memang ini pertanda dan isyarat bahwa kamu adalah salah satunya. Aku tak pernah berharap begitu namun mimpi ini benar-benar mengusikku. Apa ini merupakan isyarat dari pendahuluku, kakek, buyut putri? Telah aku berikan hadiah doa dan yasin namun mimpi itu mengusikku atau memang ada gumpalan darah di dalam diri ini yang belum diketahui atau di luar sana.
Buntu untuk menafsirkannya. Buntu harus menafsirkannya bagaimana tapi itu benar-benar seperti nyata dia berada dipojok kamar atau apa ini interpretasi dari pojok atap rumah yang hitam dan selalu kotor. Atau hanya ilusi tidak membaca doa sebelum tidur?
23:23. Iyakan? Mending di buang ajalah gak guna.
Pecah pikiranku fokus terbagi ketika mendapat pesan itu masuk lagi. Bukan hanya dibuang tapi harus dicabut sampai akar. Kalau hanya dibuang Cuma akan jadi sampah masyarakat. Lebih baik dimusnahkan walau aku tak pernah sanggup memusnahkannya karena cinta.
23:27. Itu ide bagus
Haha …. Sudah lama mengenal aku kan? Aku selalu memilki ide bagus. Baru sadar? Makanya berfikir dan coba bersikap lebih bijak.
23:33. Ya karena yang teristimewa punya pemikiran yang terlalu istimewa. Jadi, taka da yang lebih istimewa selain pemikiran dia sempurna.
Aku melewatkan sesuatu “:teristimewa’ ternyata anggrek ingin merelakan dirinya dari yang teristimewa baginya. Apakah aku tidak keterlaluan dan benar-benar keras kepala. Aku mau didengarkan tapi mengapa aku tidak coba mendengarkannya, peliharaanku. Seharusnya sku lebih mengetahui peliharaanku daripada yang lain. Tapi mengapa aku jadi keras kepala dan tak tahu diri.
Egoisnya diriku ketika mengatakan, dan lebih indah lagi kalau aku membiarkannya pergi karena sebentar lagi dia akan mekar dan mengharumkan suasana hati yang teristimewa. Tapi yang harus kamu ingat kalau dia tumbuh dan yang membesarkannya aku. Dia tidak akan bisa berbunga tanpa aku. Biarkanlah saat itu berarti berbunga dan berbahagia dengan yang lain tapi saat membesarkannya adalah masa yang tersulit denganku, Yang membesarkannya memang tak pernah dapat apa-apa hanya dapat pengkhianatan dan melihat bukan memilikinya lagi sepenuh hati.
23:46. Sampai kapanpun bertarung dengan pemikiran yang sempurna itu takkan menang, karena dirinya yang merasa paling benar, karena benar itu mutlak untuk yang sempurna. Biarkan saja anggrek ini pergi karena ia takkan pernah menyentuh pohon yang sama, mungkin ia cukup tahu diri.
Menghela napas panjang, serasa aku sudah tidak merasakan oksigen setengah jam yang lalu. Yah, anggrek juga punya pilihan hidup, dia mau berusaha tetap hidup atau matiatau mekar atau apapun itu, dia memiliki hak. Karena dia juga tumbuhan yang sudah besar dan tidak butuh atau bahkan mengabaikan perawatan yang serius. Sampai sekarang pun aku baru sadar ia menyadari tahu diri. Dari dulu dia kemana saja? Toh pergi juga aku tidak akan tahu menyentuh atau bukan urusan yang membesarkan.
23:55. Tha-tha
……

Tidak ada komentar:

Posting Komentar