Anggrek
Tiba-tiba
aku menerima sebuah pesan
23:05.
Udah lah …. Ngapain sih memelihara anggrek? Mending buang aja anggrenya
jauh-jauh walau lambat laun ia akan mati, daripada terus-terusan hidup dalam
dirimu dan hanya menjadi sebuah penyesalan dan lebih menyesal lagi dia mekar
bukan untukmu?
Terkejut,
terenyuh segala rasa merasuk hingga satu ke hati tak dapat terungkap namun bisa
kutuliskan dengan satu kata “MENYESAL”, benar-benar menyesal apa yang telah
kulakukan dan kuperbuat. Tapi aku belum bisa menerima yang dia perlakukan
dengan ku dan sikapnya kepadaku. Apakah aku yang memang keterlaluan dan ataukah
memang aku yang benar-benar tak menyadari setiap sikap yang memihak kepadaku.
23:12.
Karena kamu adalah pohon yang istimewa, begitu juga yang ada di sekelilingnya.
Dan dirimu tidak ingin lebih diistimewakan dari apapun juga.
Terlintas,
anggrek memang parasit awal tumbuh menumpang di pohon lain baru bisa dilepas.
Manja! Awalnya aja Cuma bisa numpang tapi ternyata kamu yang mengatakan sendiri
mau mekar bukan untuk yang membesarkan tapi untuk orang lain! Berkecamuk dan
tanaman tak tahu diuntung!
Benar
katamu. Bukan hanya aku yang istimewa tapi disekelilingku banyak yang istimewa bahkan
lebih …. Ternyata kamu bisa melihatnya dan menyadarinya. Dan sialnya kata “Semoga
terluncur lagi” padahal aku tak pernah mengharapkan aku berkata, “Semoga kamu
mendaptkan yang paling istimewa bukan aku tapi disekelilingku!.
23:15.
Buat apa kau pelihara ia? Tak ada gunanya lagi kan?
Benar!
Tak ada gunanya lagi dipelihara kalau memang tidak sadar, kurang ajar, dan
tidak mau belajar!
23:17.
Buang
Aku
yang terlelap atau memag bodoh ternyata benar kamu mengakui kalau lagi sedang
mekar tapi bukan buat aku. Ternyata mimpiku benar kemarin malam. Mimpi yang
membuat aku gelisah menemukan dua mayat yang berdarah dibungkus dan sudah
menjadi bangkai di kamar. Apa memang ini pertanda dan isyarat bahwa kamu adalah
salah satunya. Aku tak pernah berharap begitu namun mimpi ini benar-benar
mengusikku. Apa ini merupakan isyarat dari pendahuluku, kakek, buyut putri?
Telah aku berikan hadiah doa dan yasin namun mimpi itu mengusikku atau memang
ada gumpalan darah di dalam diri ini yang belum diketahui atau di luar sana.
Buntu
untuk menafsirkannya. Buntu harus menafsirkannya bagaimana tapi itu benar-benar
seperti nyata dia berada dipojok kamar atau apa ini interpretasi dari pojok
atap rumah yang hitam dan selalu kotor. Atau hanya ilusi tidak membaca doa
sebelum tidur?
23:23.
Iyakan? Mending di buang ajalah gak guna.
Pecah
pikiranku fokus terbagi ketika mendapat pesan itu masuk lagi. Bukan hanya
dibuang tapi harus dicabut sampai akar. Kalau hanya dibuang Cuma akan jadi
sampah masyarakat. Lebih baik dimusnahkan walau aku tak pernah sanggup
memusnahkannya karena cinta.
23:27.
Itu ide bagus
Haha
…. Sudah lama mengenal aku kan? Aku selalu memilki ide bagus. Baru sadar?
Makanya berfikir dan coba bersikap lebih bijak.
23:33.
Ya karena yang teristimewa punya pemikiran yang terlalu istimewa. Jadi, taka da
yang lebih istimewa selain pemikiran dia sempurna.
Aku
melewatkan sesuatu “:teristimewa’ ternyata anggrek ingin merelakan dirinya dari
yang teristimewa baginya. Apakah aku tidak keterlaluan dan benar-benar keras
kepala. Aku mau didengarkan tapi mengapa aku tidak coba mendengarkannya,
peliharaanku. Seharusnya sku lebih mengetahui peliharaanku daripada yang lain.
Tapi mengapa aku jadi keras kepala dan tak tahu diri.
Egoisnya
diriku ketika mengatakan, dan lebih indah lagi kalau aku membiarkannya pergi
karena sebentar lagi dia akan mekar dan mengharumkan suasana hati yang
teristimewa. Tapi yang harus kamu ingat kalau dia tumbuh dan yang
membesarkannya aku. Dia tidak akan bisa berbunga tanpa aku. Biarkanlah saat itu
berarti berbunga dan berbahagia dengan yang lain tapi saat membesarkannya
adalah masa yang tersulit denganku, Yang membesarkannya memang tak pernah dapat
apa-apa hanya dapat pengkhianatan dan melihat bukan memilikinya lagi sepenuh
hati.
23:46.
Sampai kapanpun bertarung dengan pemikiran yang sempurna itu takkan menang,
karena dirinya yang merasa paling benar, karena benar itu mutlak untuk yang
sempurna. Biarkan saja anggrek ini pergi karena ia takkan pernah menyentuh
pohon yang sama, mungkin ia cukup tahu diri.
Menghela
napas panjang, serasa aku sudah tidak merasakan oksigen setengah jam yang lalu.
Yah, anggrek juga punya pilihan hidup, dia mau berusaha tetap hidup atau
matiatau mekar atau apapun itu, dia memiliki hak. Karena dia juga tumbuhan yang
sudah besar dan tidak butuh atau bahkan mengabaikan perawatan yang serius.
Sampai sekarang pun aku baru sadar ia menyadari tahu diri. Dari dulu dia kemana
saja? Toh pergi juga aku tidak akan tahu menyentuh atau bukan urusan yang
membesarkan.
23:55.
Tha-tha
……
Tidak ada komentar:
Posting Komentar