Wulandari Nur Fajriyah
Tak kau lihatkah magma di gunung cintaku
Menggelegak dan membara
sejak zaman purba?
Tak kau rasakankah
gempa dari perut bumi cintaku?
Mengguncang dan
meruntuhkan apa saja?
Jika tak , o , dada
yang sempit ini
Betapa sesak..
Di bibir mawar itu
Tertanam seribu sembilu
Tak tampak
Namun menyayat-nyayat
kalbu
Lukaku tak
berdarah,kasih
Tapi perihku menghitamkan
langit biru
Malam tak lagi punya
bintang
Tak lagi memberiku
keindahan
Kau masih ada
Tapi tinggal
bayang-bayang samar
Mantra suku mana yang
bisa mendekatkan hati kita?
Lagu cinta siapa yang
bisa menyatukan hatti kita?
Atau memang tak pernah
ada
Dan kita tapaki rel
sepanjang ketakmungkinan hujan tanpa awan?
Kalau begitu biarlah ku
temui..
Ingkari Janji
Wulandari Nur Fajriyah
Wulandari Nur Fajriyah
Siang
ini matahari begitu memekakan mata
Dan
kita masih berjabat hangat
Nikmati
panas dengan ketulusan dan kebersamaan
Janji
setia terus temani
Sore ini matahari meredupkan sinarnya
Dan kita masih tetap bersama
Nikmati terik yang beranjak pergi
Berdua bagai sepasang kekasih
Malam
ini matahari tak terlihat pagi
Tapi
kita masih berguna berdekatan
Lepaskan
semua tawa dan penat
Jadikan
satu dalam hangat
Kini
matahari kembali terangi
Namun
kita tak bersama lagi
Kau
lupakan aku yang setia temani
Kini...
Ombak
itu pergi
Tinggalkan
laut buat sepi
Kini...
Ombak
itu punya pengganti
Laut
tak berguncang beranjak mati
Kini...
Laut
merintih
Rindu
akan ombak gusar nan gundah
Kini...
Sunyi
meniti jejak sang ombak
Ombak
yang dulu setia teman
Kini...
Laut itu pun mati
Semakin perih dalam sendiri
SAXSION
Wulandari Nur Fajriyah
Perasaan merana
menghantui jiwa, bagai kapal tanpa nakoda
Angin yang akan
menjadi kapten kapal, ombak yang akan mejadi petunjuk jalan
Pulau hanya
batas impian dan khayalan belaka
Dibawah kapal
terdapat karang yang lebih besar dari kapal
Hingga
membuatnya kan tenggelam
Ku tunggu
seorang di ujung anjungan dermaga
Sambil membawa
seutas bunga yang berisi namaku
Disore senja
matahari`kan beranjak pergi
Tiba-tiba dia
melemparkan bunga itu kedalam dinginya lautan
Sudah q teriak
tunggu...
Dia pergi
meninggalkan ku yg di ujung samudra...
Kini sudahi saja
riwayat kapalku ini....
Kuingin mati
tenggelam bersama hartaku yang paling berharga
Hanya tersisa
hati yang penuh luka karena kubagikan kesetiap manusia
Semoga
kepergianku membawa rumah baru bagi ikan-ikan yang setia menemaniku
Rumah bagi
karang yang indah yang selalu bergoyang menghiburku
Tempat berlidung
dari ganasnya ombak dan badai
Suatu ketika
kuingin seseorang menemui q, melihat....
Betapa indah
kapalku ini walau sudah mati tak seperti dulu lagi
Haruskah ku
senandungkan biola dan organ
Untuk
mengungkapkan semua isi hati yang`sudah mati ini
Sia..sia lah
semua....tak kan ada yang ingin mendengar rintihan suara subang
Dan tak kan ada
yang paham akan makna yang terpendam
Sampai suatu
ketika seseorang menemukannya dan tau arti dari semua ini
GEJOLAK
Wulandari Nur Fajriyah
Duh gusti aku sendiri diambang batas
Duh gusti sepi menekan menusuk kalbu
Jiwaku terhempas dalam kesunyian
Aku butuh kehangatan jiwa yang tegar
Aku butuh temen yang mampu memberi
Aku labil, merana, terkoyak terhempas
Aku ingin bersandar pada bahumu yang kokoh
Aku ingin terlelap dalam pelukanmu
Ingin ku ukir hari-hari bersamamu
Namun hanya sedikit yang dapat kita rajut
Kau terlarang kasihku………..
Kau bukan milikkku………..
Kau dan aku palsu
Hanya nafsu kasihku
Yang kita punya,dan mungkin ini juga akan
sirna
KUKILA
Wulandari Nur Fajriyah
Kukila kukila kukila
Hidup seperti mimpi
Terikat dalam jerat
Jerat suci bermakna sepi
Jerat cinta mengikat sukma
Kukila ingin kau berlari
Menggapai mimpi
Yang tak pasti
Atau tetap bertahan
Walau dalam kegalauan
Hidup seperti mimpi
Terikat dalam jerat
Jerat suci bermakna sepi
Jerat cinta mengikat sukma
Kukila ingin kau berlari
Menggapai mimpi
Yang tak pasti
Atau tetap bertahan
Walau dalam kegalauan
17 Februari 2015
Wulandari Nur Fajriyah
Kamu adalah mimpi
terindah yang selalu ingin kuulang setiap lelapku
Menjagaku dari
kelelahan dan membangunkanku dengan senyuman setiap hari
Kamu adalah bayang
masa yang mengedap-endap dalam keheningan
Menyergap begitu
dekat, lekat dan pekat
Kamu adalah aku
yang membawa segala mimpi dalam hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar