A.
PENDAHULUAN
Perbedaan kecakapan berbahasa anak sangat dipengaruhi
oleh berbagai faktor, seperti faktor kecerdasan, pembawaan, lingkungan, fisik,
terutama orang yang bicara, dan sebagainya. Pada usia dini dan
seterusnya, seorang anak belajar bahasa pertamanya secara bertahap dengan
caranya sendiri. Ada teori yang mengatakan bahwa seorang anak dari usia dini
belajar bahasa dengan menirukan. Ada lagi teori yang mengatakan bahwa seorang
anak belajar dengan cara penguatan, artinya kalau anak belajar ujaran-ujaran
yang benar, ia mendapat penguatan dalam bentuk pujian, misalnya bagus, pandai,
dan sebagainya. Dari umur satu sampai dengan satu setengah tahun seorang bayi
mulai mengeluarkan bentuk-bentuk bahasa yang telah dapat kita identifiksikan
sebagai kata. Ujaran satu kata ini tumbuh menjadi kalimat komplek menjelang
umur empat atau lima tahun.[1] Anak usia lima tahun
kemampuan berbahasanya dipengaruhi oleh tingkat kecerdasannya, disiplin
keluarga, posisi urutan dalam keluarga, jumlah saudara, penerapan dwibahasa,
dan perbedaan jenis kelamin, dan lainnya.
Proses pemerolehan bahasa pada anak sangat dominan dimulai
pada rentangan usia 0;0— 5;0 tahun. Usia anak 0;0—5;0 adalah masa 'keemasan'
otak anak. Di usia inilah otak anak berkembang dan mudah menerima rangsang dari
luar. Maka tidak heran bila masa inilah dikenal sebagai golden age (masa keemasan otak bayi). Anak sudah memiliki kemampuan
bahasa sesuai dengan peraturan tata bahasa yang baik dan benar.[2] Pada usia
lima tahun anak
sudah dapat menggunakan kalimat yang terdiri dari lima sampai enam kata,
melakukan percakapan tanpa memonopoli pembicaraan, dan dapat menerima suatu
pesan serta memproduksi bahasa dengan teratur. Pada anak usia ini anak sudah
mampu menjawab pertanyaan seperti ‘Namamu siapa?’, ‘Sudah sekolah belum?’
kemudian ia akan menjawab apa yang dipahaminya, biasanya dengan jawaban yang
singkat seperti ‘Ani’ dan ‘Sudah’. Dalam bidang sintaksis, usia lima tahun dapat dikatakan telah memiliki
struktur sintaksis yang hampir sempurna. Misalnya ketika mereka bertanya pada
gurunya ‘Bu, itu apa?’ atau ‘Bu, bagaimana caranya?’ Anak telah menggunakan kalimat tanya ketika
menanyakan sesuatu.
Dalam berkomunikasi, ujaran-ujaran anak lima tahun telah dengan mudah
dipahami oleh orang dewasa. Hal ini pengecualian untuk anak dengan kelainan
fisik seperti bibir sumbing, juga kelainan dari lahir seperti gagap dan lainnya.
Tapi, secara umum pada usia ini mereka telah mampu berkomunikasi secara
intensif baik dengan teman-teman sebayanya maupun orang yang lebih dewasa.
Seperti berbagi cerita, mengungkapkan kekesalan dan kebahagiaan, dan lainnya.
Taman kanak-kanak merupakan lembaga pendidikan yang memiliki peranan
penting dalam membantu anak mempelajari bahasanya. Karena lingkungan berperan
dalam mempengaruhi bahasa anak, maka di taman kanak-kanak anak belajar
beriteraksi baik dengan teman, maupun guru-guru yang mengajarkan. Dengan guru
anak belajar struktur sintaksis yang sesuai, serta penerapannya baik dalam
tulisan maupun komunikasi lisan. Pembelajaran
di taman kanak-kanak sangat mempengaruhi kemampuan berbahasa anak di jenjang
pendidikan selanjutnya. Seperti kemampuan mereka berbicara ketika bertanya,
kemampuan membaca pada buku panduan belajar, kemampuan menulis ide-ide, kemampuan bercerita, dan lain sebagainya. Mengingat pentingnya anak dalam menguasai bahasa dan
untuk mengetahui sejauh mana kemampuan sintaksis anak, maka penulis melakukan
peneliatian yang berkaitan dengan hal tersebut dengan penelitian yang berjudul,
“Kemampuan Sintaksis pada Anak Usia Lima Tahun di RA (Raudatul Alfa) Melati Legoso,
Ciputat”. Penelitian ini memusatkan perhatian pada bagaimanakah
bentuk-bentuk struktur sintaksis anak usia lima tahun di RA (Raudatul
Alfa) Melati Legoso, Ciputat dan apa sajakah jenis kalimat yang
diproduksi anak usia lima tahun di RA
(Raudatul Alfa) Melati Legoso, Ciputat.
Makalah ini berasal dari hasil penelitain ini dilakukan secara deskriptif
dengan metode pengamatan dan metode wawancara dalam megumpulkan data. Metode
pengamatan diterapkan ketika mengumpulkan data lisan pada waktu terjadi tindak
komunikasi antara peneliti dengan narasumber.
Melalui metode kualitatif ini akan dideskripsikan kemampuan sintaksis anak usia 5 tahun yang
bernama Syed Ahmad Rafi. Teknik analisisnya
penggolongan jenis kalimat dan bentuk-bentuk struktur kalimat bahasa Indonesia, dengan tujuan menganalisis
jenis kata dan struktur kalimat yang diproduksi
oleh anak umur lima tahun. Pemerolehan data tidak
melalui perlakuan (eksperimen).Subjek penelitian sebagai sumber data dibiarkan
bercakap-cakap secara alamiah. Percakapan
alamiah itu diharapkan memunculkan data yang bersifat alamiah. Data alamiah menjadi ciri
khas penelitian ini. Data
dalam penelitian sederhana ini diperoleh melalui teknik perekaman dan pencatatan. Perekaman dilakukan pada
saat terjadi komunikasi antar pewawancara. Hal tersebut berkaitan
dengan tujun penelitian ini, yaitu mendeskripsikan
struktur sintaksis dan jenis-jenis
kalimat yang diproduksi anak usia lima tahun di RA (Raudatul Alfa) Melati Legoso, Ciputat. Dengan manfaat untuk
mengetahui bentuk-bentuk struktur sintaksis dan
jenis kalimat yang dihasilkan oleh anak usia lima tahun.
B. PEMBAHASAN
1.
Kajian Teori
Perkembangan pemerolehan
bahasa seseorang dipengaruhi oleh faktor alamiah, perkembangan kognitif, latar
belakang sosial budaya, dan faktor keturunan.
Pemerolehan bahasa dalam prosesnya dibantu oleh perkembangan kognitif,
sebaliknya kemampuan kognitif akan berkembang dengan bantuan bahasa. Keduanya
berkembang dalam lingkup interaksi sosial. Pada dasarnya setiap anak akan
melalui tahap-tahap atau urutan yang sama dalam proses pemerolehan bahasa.
Anak-anak akan berkembang secara alami sehingga sampai pada kompetensi penuh
sesuai dengan perkembsngan biologis dan neurologisnya, Penguasaan unsur
tertentu; akan diperoleh terlebih dahulu, baru kemudian diikuti unsur yang
lain. Meskipun demikian, pada perkembangan secara individual mungkin saja ada
beberapa perbedaan antara anak yang satu dengan anak yang lain karena adanya
faktor-faktor lain (lingkungan) yang ikut mengintervensi.
Umur
lima tahun merupakan tahap tata bahasa pra dewasa (4-5 tahun), artinya pada
tahap ini anak sudah mampu menyusun kalimat yang cukup lengkap meskipun masih
ada kekurangan pada kata fungsi.[3] Bahasa sepenuhnya
terbentuk pada saat anak usia lima tahun berkenaan dengan penguasaan bahasa
yang sudah bebas dari kesalahan-kesalahan bentuk yang mendasar (pada peringkat
morfologi). Sementara masa antara tiga sampai sepuluh tahun merupakan masa
penyempumaan kekurangan-kekurangan di dalam tata bahasa dan masa pemerluasan
kosa kata.[4]
Pada tahun 1960-an orang
beranggapan bahwa anak sudah dapat menguasai sintaksis bahasa ibunya pada usia
5 tahun, dan perkembangan selanjutnya hanyalah penambahan kata-kata canggih.
Disertasi Carol Chomsky (1968 terbit 1969) melawan anggapan ini. Di dalam
penelitian itu ditelusuri perbedaan antara tata bahasa anak usia lima sampai 10
tahun dan tata bahasa orang dewasa, dan tersingkaplah bahwa ada sejumlah
sintaksis bahasa Inggris yang belum dikuasai dengan sempurna pada anak usia
sekolah dasar. Pendapat ini didukung oleh pengetahuan mengenai perkembangan
kognitif anak. Pada anak usia antara lima dan 14 masih terjadi perubahan
kognitif yang mendasar. Kalau kita menganut pandangan Piaget, yaitu bahwa
perkembangan bahasa berkaitan dengan perkembangan bahasa erat berkaitan dengan
perkembangan kognitif, maka masih akan terjadi pula perkembangan bahasa pada
anak usia lima tahun.[5]
Pada umumnya, usia 3-4 tahun sudah
mampu sudah mampu menghasilkan kalimat-kalimat yang di dalamnya memiliki unsur
subjek maupun predikat. Selain itu, pada asa ini anak juga telah menguasai
beberapa bentuk kalimat dan fungsi bahasa, seperti kalimat deklaratif, kalimat
tanya, dan perintah, dan fungsi bahasa informasi,
fungsi bahasa eksplorasi dan fungsi bahasa persuasi. Dalam hal ini ketiga bentuk kalimat dan
fungsi bahasa tersebut merupakan satu kesatuan yang digunakan anak untuk berkomunikasi
dengan orang lain untuk menyampaikan tujuannya
Berdasarkan uraian di
atas, dapat disimpulkan bahwa pemerolehan bahasa adalah proses memperoleh
bahasa yang merupakan aktivitas ambang sadar, dan berlangsung di lingkungan
masyarakat bahasa target dengan sifat alami dan informal serta lebih merujuk
pada tuntutan komunikasi. Pemerolehan bahasa di dalam psikolinguistik
adalah proses yang berlangsung di dalam otak seorang anak ketika dia memperoleh
bahasa pertamanya atau bahasa ibunya. Pada anak usia lima tahun sudah dapat memproduksi
kalimat yang dapat dimengerti oleh orang dewasa walaupun masih dalam bentuk
informal.
C. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Reduksi Hasil Wawancara
Pewawancara:
Kemarin kamu berenang ya Mat?
Ahmad:
Bukan besok.
Pewawancara:
Di mana?
Ahmad:
Di Bali view. Ada yang segini aku (dengan menunjukkan kedalaman kolam renang
sedadanya) ekh segini aku, aku nanti yang di 100 meter. Aku udah berani.
Ahmad:
Mba Wulan kampusnya di UIN yah?
Pewawancara:
Iya.
Pewawancara:
Enggaklah. Kamu bisa main bola Mat?
Ahmad:
Bisa, jago. Nendang pake kayak ginian nih, kalau mau tinggi nendang pake ginian
nih (menunjukkan tungku kiri kakinya)
Pewawancara: Tadi kamu bangun kesiangannya ya?
Ahmad:
Iya kesiangan jam 7 bangunnya. Nanti ada tamu yang datang, bapaknya orang
Jambi.
Pewawancara:
Paling suka kamu makan apa Mat?
Ahmad:
Pizza
Pewawancara:
Pernah, kamu sukanya main apa Mat?
Ahmad:
Sukanya main PM (polisi maling)
Pewawancara:
Bagaimana cara bermainnya Mat?
Ahmad:
popopopo siapa yang jadi polisi, linglinglingling siapa yang jadi maling.
Mainnya itu yang polisi nangkep malingnya.
Pewawancara:
Bola kaki donk
Ahmad:
Aku kalo main sepak bola di lapangan basket di pondok ijo masjid, di sininya
ada lapangan. MbaWulan, Mba Wulan
berani ke jalan raya gak?
Hasil Penelitian
No
|
Jumlah
|
Pola
Kalimat
|
Bentuk
Ujaran
|
||||
1
|
Klausa
yang membentuk
|
Kalimat
Sederhana
|
3
|
Prep-Ket.tempat,
P-O, dan Objek
|
1-4
kata
|
||
Kalimat
Luas
|
5
|
Pel-S-Ket,
Ket.cara-Pel, P-Ket.cara, Ket-Pel-Ket, S-P-O-Ket
|
1-12
kata
|
||||
2
|
Berdasarkan
fungsinya
|
Kalimat
Deklaratif
|
10
|
Prep-Ket.tempat,
P-O,S-Ket,
S-Ket.Adj, S-Ket-Pel, Ket, Ket.Adj-P-O, Ket-S-P-Pel, S-P-O-Ket.tempat.
Ket-Pel.
|
1-16
kata
|
||
Kalimat
Introgatif
|
3
|
S-Pel-Ket.tempat,
S-Pel, S-P-Peposisi-Ket.tempat.
|
1-7
|
||||
Kalimat
Imperatif
|
1
|
Ket
|
1-2
|
||||
3
|
Berdasarkan
subjeknya
|
Kalimat
Aktif
|
6
|
S-P-O- Ket.tempat,
Pel-S-P-O, Ket.waktu-Pel-P-Ket, Ket-P-Ket.cara, Ket-Adj-P-O
|
1-12kata
|
||
Kalimat
Pasif
|
-
|
-
|
-
|
||||
4
|
Berdasarkan
kelengkapan unsur ketergantungan dan ketaktergantungan
|
Kalimat
minor
|
1
|
Ket
|
1
kata
|
||
Kalimat
mayor
|
1
|
Ket
|
1-2
kata
|
||||
a.
Jenis
kalimat berdasarkan klausa yang membentuknya
Kalimat Sederhana
(a) Di (Preposisional)
Bali view (Ket.tempat perumahan di Legoso). Merupakan
kalimat sederhana karena hanya menyajikan satu informasi atau hanya satu
klausa, merupakan kalimat sederhana preposisional yang menunjukkan keterangan
tempat, meskipun kalimatnya tidak lengkap, jika dijabarkan dan dikaitkan dengan
subjek dan predikatnya maka menjadi Ahmad (S) berenang (P) di (Preposisional)
Bali View (Ket.tempat)
(b) Pizza. Merupakan
kalimat sederhana karena hanya menyediakan satu informasi dan keterangan.
Meskipun kalimat ini tidak lengkap, jika dijabarkan dan dikaitkan dengan subjek
dan predikatnya menjadi Ahmad (S) menyukai (P) makanan pizza(O/Pel), dan
merupakan jenis kalimat verbal bitransitif yang memiliki komponen makna
tindakan, sasaran, dan pelengkap.
(c) Sukanya (P) main PM (polisi maling)
(O). Merupakan
kalimat sederhana karena hanya menyediakan satu informasi dan keterangan.
Meskipun kalimat ini tidak lengkap, jika dijabarkan dan dikaitkan dengan subjek
dan predikatnya menjadi Ahmad (S) menyukai (P) permainan polisi maling (O/Pel).
Kalimat Luas
(a) Ada yang segini aku (Ket/Pel) (dengan menunjukkan
kedalaman kolam renang sedadanya) ekh segini aku, aku (S) nanti yang di
100 meter (Ket). Merupakan kalimat luas
karena memiliki keterangan lebih dari satu dan menyampaikan informasi lebih
dari satu atau dibangun lebih dari satu klausa, jika dijabarkan menjadi, Ahmad
(S) melihat (P) kolam renang (O) yang tingginya sedada anak tersebut (Ket)
(klausa 1) , kemudian Ahmad (S) akan berenang (P) di kedalaman 100 meter (Ket)
( (b) Iya kesiangan (Ket), jam 7
bangunnya (Ket). Merupakan kalimat luas
karena memiliki keterangan lebih dari satu dan menyampaikan informasi lebih
dari satu, adanya keterangan tambahan pada satu kalimat menandakan kalimat ini
merupakan kalimat luas. Selain itu terdapat lebih dari satu klausa yang membentuknya.
Ahmad (S) berangkat (P) kesiangan (Ket) (klausa 1), karena ia bangun jam 7
(Ket) (klausa 2.
(c) Nendang (P) pake kayak
ginian nih (Ket), kalau mau tinggi nendang pake ginian nih (Ket) (menunjukkan
tungku kiri kakinya). Merupakan kalimat luas karena
memiliki keterangan lebih dari satu dan menyampaikan informasi lebih dari satu,
penambahan keterangan juga merupakan ciri dari kalimat luas, jika dijabarkan
Ahmad (S) menendang (P) bola (O) menggunakan kakinya (Ket 1), jika ingin tinggi
maka menggunakan kaki di bagian dekat tumit di kaki kirinya (Ket 2)
(d) Nanti (Ket.waktu)
ada tamu yang datang (Pelengkap), bapaknya orang Jambi (Keterangan). Merupakan
kalimat luas karena memiliki keterangan lebih dari satu dan menyampaikan
informasi lebih dari satu serta terbentuk lebih dari satu klausa. Jika
dijabarkan, Ahmad (S) mengatakan (P) akan ada tamu yang datang (O/Ket (klausa
1)), tamu itu (S) memiliki (P) bapak
yang merupakan orang jambi (O/Ket) (klausa 2)
(e) Aku (S) kalo main (P) sepak
bola (O) di
lapangan basket (Ket) di pondok ijo masjid (Ket). Merupakan
kalimat luas karena memiliki keterangan lebih dari satu dan menyamaikan
informasi lebih dari satu, serta terbentuk leih dari dua klausa yaitu mengenai
tempat-tempat yang dikunjungi bapaknya. Jika disempurakan menjadi, Aku (S)
bermain (P) sepakbola (O) di lapangan basket (Ket) (klausa 1) yang letaknya di
pondok hijau masjid (ket.2) (klausa 2).
Kesimpulan: Karena merupakan bentuk kalimat lisan, maka
struktur yang diucapkan Ahmad pun kurang sistematis, maka untuk melihat kalimat
itu merupakan jenis kalimat sederhana ataupun luas, maka melihat dari
keterangan yang disajikan dari kalimat tersebut, serta merubahnya ke dalam
bentuk yang lebih sistematis. Dari hasil analisis, kalimat sederhana yang
ditemukan terdapat tiga kalimat yaitu yang menyajikan hanya satu keterangan
atau informasi, dan terdapat tujuh kalimat luas yaitu yang menyajikan lebih
dari satu keterangan atau terbentuk lebih dari satu klausa.
b.
Jenis
kalimat berdasarkan fungsinya
Kalimat Deklaratif
(a) Di Bali View. Dilihat dari strukturnya
hanya berupa keterangan tempat namun jika dilihat dari fungsinya kalimat
tersebut merupakan pernyataan yang ditunjukan pada pewawancara, yang merupakan
informasi bahawa Ahmad berenang di bali view. Maksud penggunaannya untuk memberi
penjelasan, keterangan/perincian pada pewawancara.
(b) Ada yang segini aku (dengan
menunjukkan kedalaman kolam renang sedadanya), ekh segini aku, aku nanti yang
di 100 meter. Kalimat
yang diucapkan oleh Ahmad ini masih berkaitan dengan yang sebelumnya yaitu
mengenai berenang. Kalimat tersebut merupakan kalimat deklaratif karena berupa
pernyataan yang diungkaapkan oleh Ahmad yang memberikan informasi bahwa ketika
dia berenang di kolam renang menunjukan kedalaman air yang menunjukkan sampai
ke dadanya, tapi dia ragu dan menunjuk pada lehernya, dan dia menyatakan bahwa
jika nanti berenang laagi dia akan mencoba dikedalaman 100 meter. Dilihat dari
struktur yang diungkapkan kalimat tersebut akan kurang dimengerti oleh orang
yang tidak mengetahui konteksnya.
(c) Aku udah berani. Kata tersebut sehaarusnya
diungkapkan aku sudah berani, karena kata udah tidak baku, yang baku adalah
kata sudah. Kalimat tersebut merupakan kalimat deklaratif yang memberikan
informasi bahwa dia sudah tidak takut lagi berenang.
(d) Nendang pake kayak ginian
nih, kalau mau tinggi nendang pake ginian nih (menunjukkan tungku kiri
kakinya). Dilihat
dari konteksnya kalimat ini sudah berubah pembahasannya, sebelumnya membahas
mengaanai kesuakaannya berenang dan kalimat ini membahas mengenai kesukaannya
bermaain bola. Dari peengetahuannya bersekolah di sekolah sepak bola dia
memberikan informasi pada pewawancara jika ingin menendang bola yang tinggi
maka sebaiknya menendang bola dengan tungku kirinya. Sama seperti sebelumnya
Ahmad menunjukkan bagian tubuhnya tidak menyebutkan nama bagian dari tubuhnya,
ini dikarenakan kurang diketahui Ahmad secara jelas menegani bagaain di
tubuhnya, atau mungkin karena dia mengetahuinya namun lupa. Kalimat tersebut
strukturnya kuraang tepat begitupula pemilihan kata yang diucapkan tidak baku,
seharusnya yang benar adalah kalau mau menendang bola tinggi, maka menendangnya
dengan tungku kaki. Kata yang tidak baku adalah pake seharusnya pakai.
(e) Iya kesiangan jam 7
bangunnya. Pernyataan
ini merupakan pemberian keterangan bahwa tadi pagi Ahmad tidak ke UIN karena
seperti biasanya hari minggu Ahmad bermain bola di halaman UIN, seperti yang
kita tahu setiap hari minggu kampus II UIN ramai dengan orang-orang yang
berolahraga. Dan kalimat tersebut memberikan keterangan dan informasi bahwa
Ahmad bangun tidur kesiangan karena bangunnya jam 7 pagi.Kalimat tersebut
kurang tepat seharusnya iya kesiangan, aku bangun jam 7.
(f) Nanti ada tamu yang datang,
bapaknya orang Jambi. Merupakan
kaliamat deklaratif yang diucapkan oleh Ahmad berfungsi sebagai informasi pada
pewawancara, bahwa nanti di rumah Ahmad akan kedatangan tamu yang orangtuanya
berasal dari Jambi. Subjek pada kalimat tersebut adalah tamu dan kata –nya pada
kalimat tersebut merujuk pada tamu tersebut. ini menunjukkan bahwa sebenarnya
Ahmad sudah bisa menggunakan subjek (tamu), predikat (datang), objek
(bapaknya), dan keterangan (orang Jambi).
(g) Pizza (Ket). Kalimat
tersebut merupakan kalimat atas jawaban dari pertanyaan makanan yang disukai
oleh Ahmad. Dan informasi yang didaptakan adalah pizza. Yang berarti Ahmad
menyukai pizza.
(h) Sukanya main PM (polisi
maling). Kalimat di atas merupakan kalimat deklaratif,
jawaban dari pertanyaan pewawancara. Dari struktur kalimatnya merupakan kalimat
yang benar karena dapat dipahami oleh pewawancara dan sesuai dengan konteks dan
pertanyaannya. Tetapi kalimat tersebut bukan merupakan kalimat yang benar
karena penggunaan kata ganti –nya kurang tepat seharusnya aku atau kata ganti
yang menunjuk pada diri sendiri.
(i) Popopopo siapa yang jadi
polisi, linglinglingling siapa yang jadi maling. Mainnya itu yang polisi
nangkep malingnya. Kalimat ini pun kalimat
deklaratif yang merupakan jawaban dari pertanyaan yang diajukan oleh
pewawancara berkaitan dengan pertanayaan sebelumnya. Kalimat tersebut sudah
memberikan informasi dan keterangan mengenai cara bermain yang sering dilakukan
oleh Ahmad.
(j) Aku kalo main sepak bola di
lapangan basket di pondok ijo masjid, di sininya ada lapangan. Kalimat
deklaratif ini pun bersifat memberikan informasi dan keterangan mengenai tempat
yang sering digunakan Ahmad dalam bermain bola. Kalimat tersebut merupakan
kalimat yang diucapkan Ahmad tanpa ditanya, yang sifatnya memberikan informasi
pada pewawancara. Dari struktur kalimatnya penggunaan kata ganti aku sudah
digunakan dan sudah cukup baik dan benar hanya saja penggunaan kata ijo
seharusnya hijau. Kesalahan yang ditemukan tersebut karena data yang diperoleh
dalam pengucapan secara lisan.
Kalimat Interogatif
(a) Mba Wulan (S)
kampusnya (Pel) di UIN
(Ket.tempat)
yah? Kalimat tersebut merupakan
kalimat pertanyaan yang diajukan oleh Ahmad, kalimat pertanyaan yang ditanyakan
oleh Ahmad tersebut tidak menggunakan kalimat tanya yang tidak membutuhkan
kalimat untuk memeperjelasnya. Kalimat tanya tersebut membutuhkan jawaban ya
atau tidak. Yang tidak lain hanya untuk meminta konfirmasi dari yang ditanya.
(b) Maling (S)
itu kayak mana (Pel)? Kalimat
introgatif tersebut merupakan kalimat pertanyaan yang meminta jawaban dengan penjelasan,
seringkali kita jumpai bentuk struktur kalimat tersebut pada bahasa lisan.
Secara bahasa lisan kalimat tersebut dapat dipahami bahwa kalimat tersebut
menanyakan maling itu seperti apa? Atau
seperti apa maling itu?
(c) Mba Wulan, Mba Wulan (S) berani
(P) ke (Preposisi) jalan raya (Ket-tempat)
gak? Kalimat introgatif tersebut
merupakan kalimat pertanyaan yang membutuhkan jawaban ya, atau tidak.
Kalimat Imperatif
(a) Bukan, besok! (Ket). Kalimat imperatif tersebut
merupakan kalimat yang meminta himbauan, yang menyatakan bahwa Ahmad
berenangnya tidak sekarang melainkan besok ia akan berenang.
Kesimpulan: jenis kalimat berdasarkan fungsinya ada 4
yaitu kalimat deklaratif, kalimat introgatif, kalimat imperatif, dan kalimat
interjektif. Jenis kalimat yang telah diproduksi oleh Ahmad ada 10 kalimat
deklaratif, 3 kalimat introgatif, satu kalimat imperatif, dan Ahmad belum memproduksi
kalimat interjektif. Kalimat deklaratif yang
diungkapkan oleh Ahmad untuk menyatakan atau memberikan informasi sudah
cukup baik walaupun ada beberapa kata yang tidak baku yang diucapkan namun
strukturnya sudah cukup bagus. Kemudian kalimat introgatif yang diproduksi,
Ahmad sudah mampu menyatakan kalimat tanya dengan kata tanya namun penggunaan
kata tanya yang tidak terstruktur,
kemudian Ahmad juga sudah mampu menggunakan kata tanya untuk jawaban ya atau
tidak. Selanjutnya, kalimat imperatif yang diproduksi Ahmad merupakan kalimat
himbauan dan larangan dari kata atau kalimat yang sebelumnya tidak sesuai
dengan pengetahuannya.
c.
Jenis
kalimat berdasarkan subjeknya
Kalimat Aktif
(a) Aku (S)
kalo main (P) sepak bola (O) di lapangan basket di
Pondok Ijo Masjid (Ket.tempat). Merupakan kalimat aktif
karena subjek yang yang melakukan pekerjaan, aku (S) kalo main (P/V) sepak bola
(O) di lapangan basket di Pondok Ijo Masjid. Selain itu juga bisa diuji dengan
mengubahnya menjadi kalimat pasif, sepak bola (O) dimainkan (P/V) di lapangan
basket di Pondok Ijo Masjid.
(b) Mainnya itu yang (Pel) polisi
(S) nangkep (P)
malingnya (O). Merupakan kalimat aktif
karena subjeknya melakukan pekerjaan, mainnya itu yang polisi (S) nangkep (P/V)
malingnya (O). Selain itu juga bisa diuji dengan mengubahnya menjadi kalimat
pasif, mainnya itu malingnya (O) ditangkep (P/V) polisi (S)
(c) Iya kesiangan jam 7 (Ket)
bangunnya (P). Merupakan kalimat aktif
karena subjeknya melakukan suatu pekerjaan, iya kesiangan jam 7 (K) bangun
(P/V) -nya [Ahmad] (S).Selain itu juga bisa diuji dengan mengubahnya menjadi
kalimat pasif, iya kesiangan jam 7 (K) terbangun (P/V) –nya (S).
(d) Nanti (Ket.waktu)
ada tamu yang (Pel) datang (P), bapaknya orang Jambi (Keterangan). Merupakan
kalimat aktif karena bisa dipasifkan, nanti ada tamu yang datang menjadi nanti
didatangi tamu.
(e) Kalau mau tinggi (Ket)
nendang (P) pake ginian nih (Ket.cara). Merupakan
kalimat aktif karena bisa dipasifkan, kalau mau tinggi nendang pake ginian nih,
pake ginian nih ditendangnya kalau mau tinggi
(f) Sukanya (Ket.Adj) main (P)
PM (polisi maling) (O). Merupakan
kalimat aktif karena subjeknya melakukan pekerjaan, Suka -nya (S) main (P/V)
polisi maling (O). Selain itu bisa diuji dengan cara dipasifkan, polisi maling
(O) suka dimainkan (P/V) –nya (S).
Kesimpulan: Dari
penelitian di atas, ditemukan enam kalimat aktif yang diucapkan oleh Ahmad dan
tidak ditemukan satu pun kalimat pasif yang diucapkan Ahmad.Ahmad disinyalir
lebih mudah memahami kalimat aktif daripada kalimat pasif. Hal ini dapat
diketahui dari banyaknya kalimat aktif yang diucapkan oleh Ahmad, berbanding
nol kalimat pasif yang diucapkannya. Secara umum, struktur kalimat yang
diproduksi oleh Ahmad tidak semuanya beraturan, namun peneliti masih bisa
menangkap apa yang dimaksud Ahmad.
d.
Jenis
kalimat dilihat dari kelengkapan unsur-unsur ketergantungan dan
ketaktergantungan.
Kalimat Minor
Pizza (Ket). Kalimat
minor ini merupakan kalimat minor jenis pernyataan, yang disampaikan kepada
Ahmad atas jawaban dari pertanyaan pewawancara “Paling suka kamu makan apa mat?”
Kalimat Mayor
Bukan besok
(Ket). Kalimat
yang digunakan Ahmad menjadi kalimat Mayor atau bisa diperluas, karena
berdasarkan pertanyaan yang diajukan yaitu “Kemarin
kamu berenang ya?” Dengan pertanyaan seperti itu maka jawaban Ahmad bisa
diperluas menjadi “aku berenangnya bukan
kemarin mba tetapi besok”.
Kesimpulan: Dari analisis kalimat percakapan tersebut
maka dapat ditemukan empat kalimat minor dan tiga kalimat mayor. Kalimat minor
yang ditemukan bisa saja berupa objek saja, predikat saja, keterangan saja yang
berupa pertanyaan, seruan, maupun pernyataan yang diucapkan oleh Ahmad. Dari
percakapan atau tuturan kalimat yang disampaikan diketahui bahwa Ahmad bisa
memunculkan kalimat minor dan mayor, walaupun dalam struktur yang belum tepat.
Tetapi masih bisa dipahami oleh pewawancara.
PEMBAHASAN
Berdasarkan
hasil penelitian ditemukan bahwa anak usia 5 tahun sudah mampu mengujarkan
berbagai jenis kalimat yang dilihat dari beberapa bentuk sintaksisnya dan
menghasilkan pola kalimat yang beragam, yaitu Prep-Ket.tempat,P-O,S-Ket,
S-Ket.Adj, S-Ket-Pel, Ket, Ket.Adj-P-O, Ket-S-P-Pel, S-P-O-Ket.tempat. Ket-Pel.
S-Pel-Ket.tempat, S-Pel, S-P-Peposisi-Ket.tempat. Hal tersebut merupakan suatu bukti bahwa adanya kompetensi anak dalam
pemerolehan bahasa pertamanya telah diperoleh walaupun sebagain besar masih
dalam bentuk informal dan struktur yang tidak gramatikal, namun seiring
bertambahnya usia mereka akan mengembangkannya ke dalam bentuk yang lebih
kompleks.
Pemerolehan
sintaksis pada Ahmad sudah cukup baik namun dalam memproduksi kaliman imperatif
dan kalimat pasif Ahmad belum bisa. Jika dianalisis lebih lanjut, secara penguasaan
kosakata sudah cukup luas, hal tersebut dipengaruhi oleh segi kognitif serta
peran lingkungan rumah dan lingkungan sekolahnya. Secara pemahaman dan
pemaknaan dari kalimat yang diproduksi Ahmad juga sudah dapat dimengerti oleh
lawan bicara namun dalam segi struktural dalam kalimat, Ahmad seringkali tidak
menyertakan subjek pada awal kalimat, namun memberikan keterangan atau
pelengkap kalimat terlebih dahulu (pada wal kalimat) selanjutnya diikuti dengan
subjek, predikat, dan sebagainya. Kemudian, Ahmad hanya menjawab pertanyaan dengan
satu kata, misalnya pizza, jawaban tersebut secara struktur tidak lengkap namun
dapat dipahami oleh lawan bicara.
C. SIMPULAN
Secara keseluruhan struktur yang diucapkan Ahmad tid
sistematis, dan masih menggunakan bahasa
informal. Oleh karena itu, untuk melihat kalimat itu
merupakan jenis kalimat sederhana ataupun luas, maka melihat dari keterangan
yang disajikan dari kalimat tersebut, serta merubahnya ke dalam bentuk yang
lebih sistematis.
Dari jenis kalimat yang diproduksi (a) berdasarkan klausa
yang membentuk Ahmad dapat memproduksi kalimat sederhana, terdapat tiga kalimat
yaitu yang menyajikan dan hanya satu keterangan atau informasi, dan terdapat
tujuh kalimat luas yaitu yang menyajikan lebih dari satu keterangan atau
terbentuk lebih dari satu klausa. (b)
Berdasarkan fungsinya, Ahmad memproduksi 10 kalimat deklaratif, 3 kalimat
introgatif, satu kalimat imperatif, dan Ahmad belum memproduksi kailmat
interjektif. (c) Dilihat dari jenis kalimat berdasarkan subjeknya Ahmad
memproduksi enam kalimat aktif dan tidak ditemukan satu pun kalimat pasif yang
diucapkan Ahmad. (d) Berdasarkan ditemukan satu kalimat minor dan satu kalimat
mayor. Kalimat minor yang ditemukan bisa saja berupa objek saja, predikat saja,
keterangan saja yang berupa pertanyaan, seruan, maupun pernyataan yang
diucapkan oleh Ahmad. Dari percakapan atau tuturan kalimat yang disampaikan
diketahui bahwa Ahmad bisa memunculkan kalimat minor dan mayor, walaupun dalam
struktur yang belum tepat. Tetapi masih bisa dipahami oleh pewawancara.
Saran
Kemampuan sintaksis anak usia lima tahun sangat
dipengaruhi dari lingkungan pemerolehan bahasa pertama khususnya keluarga.
Keluarga dapat menjadi agen untuk dapat membiasakan diri dan memberikan contoh
menggunakan jenis kalimat dan struktur kalimat yang sesuai artinya yang baik
dan benar. Dan bagi guru di RA (Raudatul Alfa) seharusnya sejak dini
membiasakan berkomunikasi dengan anak didiknya menggunakan bentuk struktur dan
jenis kalimat yang sesuai artinya yang baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. Psikolinguistik:
Kajian Teorerik. Jakarta: Rineka Cipta, 2009.
Dardjowidjojo, Soenjono. Psikolinguistik. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008.
Ginn, Wanda Y. “Jean Piaget - Intellectual Development”. http://www.SK.com.br/.skvyqot.htrnl.
(diakses 16 Desember 2015)
Lenneberg
E. H. (Ed.) New Direction The Study Of Language. http://www.
ualberta.ca/~gemian/ejournal/libben2.html (diakses16 Desember 2015)
Parera,
J.D. Dasar-dasar
Analisis Sintaksis. Jakarta: Erlangga, 2009.
Melza Marta. “Pemerolehan Sintaksis Bahasa
Minangkabau pada Anak Usia 5 Tahun Di Kambang”.
Skripsi. Universitas Negeri Padang, 2013.
Lampiran 1
Hasil
Wawancara
Latar di rumah pewawancara, subjek penelitian diajak ke
rumah dan membuat minuman jelly di dapur.
Pewawancara:
Kemarin kamu berenang ya Mat?
Ahmad: Bukan
besok!
Pewawancara:
Di mana? Di Bali view. Ada yang segini aku (dengan menunjukkan kedalam kolam
renang sedadanya), ekh segini aku, aku nanti yang di 100 meter. Aku udah
berani.
Pewawancara: Oh kamu sudah bisa renang
yah Mat? Iya bisa, paling tinggi segini aku, segini doank nih (menunjukkan
kedalam kolam renang).
Pewawancara:
Udah gak takut kan? Enggak, yang di dalem yang segininya (sekepala anak
tersebut) takut Mba Wulan,
nanti nyelem takut aku.
Ahmad:
Mba Wulan
kampusnya di UIN yah?
Pewawancara: Iya.
Pewawancara:
Tadi pagi kamu olahraga di UIN gak Mat?
Enggak, tidur. Tidurnya tau noh jam brapa tidurnya aku.
Pewawancara: Kamu kesiangannya yah? Iya kesiangan jam 7
bangunnya. Nanti ada tamu yang datang, bapaknya orang Jambi.
Pewawancara:
Enggaklah. Kamu bisa main bola Mat?
Ahmad:
Bisa, jago. Nendang pake kayak ginian nih. Kalau mau tinggi nendang pake ginian
nih (menunjukkan tungku kiri kakinya)
Pewawancara:
Pakai jari Mat?
Ahmad:
Enggak ini (menunjukkan tungku kakinya lagi)
Pewawancara:
Kamu main bolanyanya di mana Mat?
Ahmad:
Di astam. Astam mau pindah. Mba Wulan makan pake apaan? Pewawancara: Pakai nasi lah
Pewawancara:
Paling suka kamu makan apa Mat?
Ahmad:
Pizza
Pewawancara:
Kamu sukanya main apa Mat?
Ahmad:
Sukanya main PM (polisi maling)
Pewawancara: Bagaimana cara mainnya Mat?
Ahmad:
Popopopo siapa yang jadi polisi, linglinglingling siapa yang jadi maling.
Mainnya itu yang polisi nangkep malingnya. Maling itu kayak mana?
Pewawancara:
Maling? Maksudnya gimana Mat?
Ahmad:
Maling, siapa yang pernah maling Bapak, Bapak, em Pak, Mbah Putri punya anak
gak?
Pewawancara:
Iya punya.
Ahmad: Pernah main bola gak Mba Wulan? Pakainya bola apa?
Pewawancara: Bola kaki donk
Pewawancara: Bola kaki donk
Ahmad:
Aku kalo main sepak bola di lapangan basket di pondok ijo masjid, di sininya
ada lapangan. MbaWulan, MbaWulan berani ke jalan raya gak?
Pewawancara:
Berani donk.
Lampiran 2
Biodata Subjek Penelitian
Nama
Lengkap : Syed Ahmad
Rafi
Nama
Panggilan : Ahmad
Tempat,
Tanggal Lahir : Gorontalo, 28
Agustus 2010
Alamat :
Nerada Estate Blok C4 No. 2 Ciputat, Tangerang Selatan
Anak
ke : Dua
dari Tiga Saudara
Pendidikan : RA
(Raudatul Alfa) Melati, Legoso, Pisangan, Ciputat
Hobi : Main
Bola dan Sepeda
Nama
Orang Tua : Edi Amin, M.A.
dan Vera Al-Hasni