A.
PEMIKIRAN SAID NURSI TETANG FILSAFAT
(PENCIPTAAN) ALAM
Risalah Thabi’ah (Risalah
Tentang Alam)
Risalah ini memiliki
kedudukan yang sangat penting sehingga diletakkan pada cahaya kedua puluh tiga.
Risalah ini menghantam habis gelombang kekufuran yang bersumer dari pemahaman
manusia terhadap alam sekaligus meghancurkan batu kekufuran dan
memporak-porandakan fondasinya.
Sebab yang paling utama
mengapa risalah ini ditulis adalah karena aku merasakan adanya seragan yang
kuat terhadap al-Qur’an dan hakikat keimanan, pengkaitan antara sikap kufur dan
alam, serta peggunaan khufarat dalam setiap hal yang tak dipahami oleh akal
mereka yang terbatas dan rusak. Serangan tersebut tentu saja menimbulkan
kemarahan di dalam kalbu sehingga memancarkan lava yang tertuang dalam bntuk
risalah seperti ini. Lava dan peringatan keras ini hanya tertuju kepada para
atheis dan para penganut aliran batil yang menentang kebenaran. Jika tidak,
biasanya Risalah Nur mempergunakan ungkapan yang lemah lembut dalam berbicara
(penulis). [1]
Dalam risalah ini, Said
Nursi mengungkapkan bahwa ada beberapa ungkapan yang keluar dari mulut manusia
yang mengandung kekufuran. Kaum beriman menggunakannya tanpa sengaja. Ada tiga
ungkapan yang paling bebahaya darinya sebagai berikut:
Pertama: Pendapat mereka mengenai
sesuatu, “Sebab-sebab Alam yang Menyebabkan Terbentuknya Segala Sesuatu”.
Maksud dari ungkapan
tersebut adalah terbentuk sesuau dan penciptaan makhluk terjadi dengan
terkumpulnya sebab-sebab alam. Said Nursi dalam Al-Lama’at menyebutkan tiga
dari sekian banyak kemustahilan di dalamnya.
Kemustahilan petama
Kemustahilan pertama menjelaskan
dengan perumamaan berikut: Apotek memiliki berbagai macam botol berisi bahan
kimia. Arena sebab tertentu kita membutuhkan obat mujarab untuk mengobati demam.
Kemudian kita menemukan banyak sekali obat untuk melawan demam. Setelah
dianalisis obat terseut memilki komposisi yang telah ditentukan. Masing-masing
diambil dari ukuran yang berbeda-beda. Jika masing-msing ukurannya kurang atau
kelebihan maka khasiat obat tersebut akan hilang. Dari perumpamaan tersebut
dapat disimpulkan bahwa bahan yang beraneka ragam itu didatangkan dengan
takaran yang berbeda-beda sesuai dengan ukurannya.
Jika demikian, mungkinkah racikan
kimia yang unsur-unsurnya tersusun dengan sangat akurat itu terbentuk secara
kebetulan? Atau, mungkinkah ia terbentuk karena adanya benturan antara
botol-botol yang ada akibat gempa dahsyat yang terjadi di apotek tersebut
sehingga bahan kimia tadi mengalir dengan ukuran tertentu dan saling mneyatu, membentuk
racikan berkhasiat?
Atas dasar itulah, kita bisa
mengatakan bahawa setiap mahluk hidup merupakan komposisi yang hidup dan
racikan yang memilki ruh. Begitupula dengan tumbuhan, sebab tersusun dari
unsur-unsur berbeda dan dari bahan-bahan beraneka macam sesuai dengan ukurannya
yang sangat akurat. Olh karena itu, menyandarkan penciptaan makhluk yang sangat
indah itu kepada sebab, unusr materi, serta terwujud oleh sebab adalah batil,
mustahil, dan sangat tidak logis. Sama tidak logisnya dengan racikan obat yang
terbentuk sendiri lewat mengalirnya bahan-bahan kimia dari botol tadi.
Kesimpulannya, bahan-bahan yang
terambil dari timbangn qada dan qadar yang dimilki Allah Yang Maha Bijaksana
dan Maha Mengetahui yang terdapat di alam, yang merupakan apotek besar dan
mengagumkan ini hanya bisa terwujud lewat kebijaksnaan dan pengetahuan yang tak
terkira, serta lewat khendak-Nya yang mencakup segala sesuatu.
Kemustahilan kedua
Jika penciptaan seluruh alam
disandakan kepada sebab-sebab materi tentu sebagian besar unsur alam berikut
sebab-sebabnya ikut campur dan memberikan pengaruh pada keberadaan seluruh
makhluk hidup. Padahal berkumpulnya sebab-sebab alam yang berbeda secara sangat
teratur dengan ukuran yang sangat akurat dan tepat dalam fisik makhluk hidup
seperti lalat misalnya, meupakan sesuatu yang mustahil.
Jadi, jika penciptaan tidak
disandarka kepada kekuasaan ilahi yang bersifat mutlak, semua sebab-sebab alam
harus hadir dan berkumpul secara langsung di samping fisik kecil tersebut
ketika ia tercipta (lalat). Bahkan ia harus masuk karena jika sebab-sebab
tersebut berupa materi ia harus dekat dan masuk ke dalam bendanya. Sebagai
konsekuensinya, semua unsur di seluruh bagian alam serta sifatnya yang
berbeda-beda harus bisa diterima masuk ke dalam wujud yang dikenal sebab tadi,
di samping harus bisa bekerja di dalam sel yang sangat kecil dengan mahir dan
terampil.
Kemustahilan ketiga
Jika entitas merupakan satu kesatuan,
pastilah ia bersumber dari sebab dan tangan yang sama yang sesuai dengan kaidah
aksiomatik yang berbunyi, “Yang satu hanya berasal dari yang satu”. Jika
entitas terseut sangat teratur dan akurat, serta memilki kehidupan yang
kompherensif, dapat dipastikan ia tidak berasal dari banyak tangan yang bisa
memicu munculnya pertentangan. Tetapi ia berasal dari satu tangan yang sangat
berkuasa dan bijaksana. Karena itu, menyandarkan alam yang teratur, harmonis,
seimbang, dan satu kepada sebab-sebab alam yang tuli, buta, tak berperasaan,
dan tak berakal, kemudian mengaggap sebab-sebab tersebut sebagai pencipta
entitas mengagumkan ini, serta menjadikannya sebagai pilihan di antara berbagai
kemungkinan yang lain, hal ini berarti menerima seratus satu kemustahilan
karena semua itu sangat tidak logis.
Kedua: Pertanyaan Mereka, “Segala
Sesuatu Terbentuk dengan Sendirinya”
Berkenaan
dengan pendapat yang menyatakan bahwa sesuatu terbentuk dengan sendirinya.
Pendapat ini mengandung banyak kemustahilan, kebatilan, dan ketidakmungkinan
sangat jelas ditinjau dari berbagai aspek. Di sini kami akan mengemukakakn tiga
hal kemustahilan sebagai contoh:
Kemustahilan Pertama
Tak diragukan lagi bahwa engkau ada.
Engkau bukanlah unsur yang sederhana dan mati serta tak berubah. Tetapi, engkau
bagaikan mesin besar yang sangat teratur dalam perubahan dan ibarat istana megah
yang sisi-sisinya selalu berubah. Atom-atom selalu bekerja di tubuhmu. Tubuhmu
memilki hubungan dengan alam semesta, khususnya dalam kaitannya dengan rezeki
dan bagaimana menjaga kelangsungan hidup.
Atom-atom yang bekerja di dalam
tubuhmu senantiasa menjaga agar ikatan dan hubungan tadi tidak rusak dan tidak
lepas. Jika engkau tidak percaya bahwa atom-atom di atas merupakan pegawai yang
bergerak sesuai dengan peraturan Tuhan Yang Mahakuas, atau tentara bersenjata
dalam pasukan-Nya yang teratur, atau ujung pena kekuasaan Ilahi, atau tulisan
pena kekuasaan Ilahi, maka berarti menurutmu setiap atom yang bekerja itu
memiliki mata lebar yang bisa melihat semua bagian tubuhmu.
Kemustahilan kedua
Wahai manusia! Tubuhmu seperti istana
besar yang berkubah. Pada setiap kubahnya ada bebatuan yang saling berkaitan
dan berhubungan dalam sebuah bangunan rapih tanpa tiang. Jika kita memalingkan
perhatian kita kepada ruh, kalbu, dan berbagai organ halus yang dibawanya
sebagai sebuah mukjizat tersendiri, lalu kita merenungkan dan memikirkan sebuah
organ saja dari banyak organ yang ada ditubuhmu, kita akan menyaksikannya
serupa dengan rumah yang memilki kubah-kubah.
Seandainya atom-atom tersebut bukan
merupakan pegawai suruhan yang tunduk kepada perintah Sang Maha Pencipta, pastilah
setiap atom tersebut berkuasa penuh terhadap atom-atom lainnya yang terdapat di
tubuh sekaligus dikuasai secara penuh pula. Juga, ia tentu mempunyai
sifat-sifat mulia yang hanya dimilki oleh Allah Ta’ala, serta akan terikat dan
bebas secara total dalam waktu yang sama.
Sebuah ciptaan teratur dan
terkoordinir yang pasti merupakan salah stu tanda kekuasaan Dzat Yang Maha Esa
mutahil untuk dinisbatkan kepada atom-atom yang tak terhingga itu. Tentu saja
hal tersebut hanya bisa ditangkap oleh mereka yang mempunyai akal pikiran.
Kemustahilan Ketiga
Jika keberadaanmu ini tidak ditulis
dengan pena Dzat Yang Maha Esa, Kuasa, dan Azali, tetapi dibentuk oleh alam dan
aneka sebab, pastilah ada cetakan alam sebanyak ribuan konstruksi yang teratur
dan bekerja di tubuhmu yang tak terhintung jumlahnya, mulai dari sel yang
paling kecil sampai orang yang paling luas yang bekerja di dalamnya.
Jika menurutmu kitab ini disalin
dengan dengan tangan, maka untuk menyalinnya cukup diperlukan satu pena saja
yang digerakkan oleh pengetahuan penulisnya guna ditulis semuanya. Tetapi kalau
menurutmu ia tidak disalin dengan tangan dan bukan hasil kreasi pena si
penulis, melainkan terbentuk dengan sendirinya atau dihasilkan oleh alam,
berarti setiap hurufnya memilki pena tersendiri. Jumlah pena yang ada sama
dengan jumlah huruf tersebut. Dengan kata lain, harus ada pena sebanyak
hurufnya sebagai ganti dari sebuah pena yang dipakai untuk menyalinnya. Juga,
bisa jadi dalam huruf-huruf tersebut terdapat sejumlah huruf besar yang tertulis
dengan tulisan kecil dalam satu halaman penuh. Dengan begitu, untuk menuliskan
huruf-huruf besar tersebut harus ada ribuan pena kecil.
Sekarang bagaimana menurutmu
seandainya huruf-huruf tadi saling berbaur secara teratur dengan bentuk seperti
tubuhmu? Tentulah setiap bagian dari masing-masing daerah mempunyai cetakan
sebanyak konstruksi tersebut yang tak terhitung jumlahnya.
Ketiga: Pernyataan “Segala Sesuatu
Merupakan Tuntutan Alam”
Ungkapan bahwa segala sesuatu ada
karena tuntutan alam mengandung banyak sekali kemustahilan. Sekedar contoh,
kami akan menyebutkan tiga saja darinya sebagai berikut:
Kemustahilan pertama
Kreasi dan penciptaan yang dilandasi
oleh pengetahuan dan kebijaksanaan seperti tampak pada seluruh entitas secara
jelas, terutama pada makhluk hidup, jika tidak dinisbatkan kepada pena
ketentuan Ilahi dan kekuasaan-Nya yang bersifat mutlak, lalu dinisbatkan kepada
‘alam’ yang buta, tuli, dan bodoh, serta dinisbatkan kepada ‘sebuah kekuatan’,
berarti untuk mencipta, alam harus menghadirkan berbagai cetakan dengan jumlah
tak terbatas dalam segala sesuatu. Atau, dalam segala sesuatu itu terdapat
kekuasaan yang menciptakan seluruh alam serta kebijaksanaan yang mengatur semua
urusan.
Dengan demikian kita bisa mengatakan
bahwa jika penciptaan seluruh entitas dan makhluk hidup tidak dinisbatkan
secara lagsung kepada manifestasi nama-nama Allah yang mulia sebagai cahaya
yang menyinari langit dan bumi, berarti kita menyakini keberadaan alam dan
adanya kekuatan yang memiliki kekuasaan dan kehendak mutlak disamping
pengetahuan dan kebijaksanaannya yang bersifat mutlak pada semua entitas,
terutama pada makhluk hidup. Artinya, kita harus menyakini adanya Tuhan pada
segala sesuatu.
Kemustahilan kedua
Jika seluruh entitas yang sangat
teratur, mengagumkan, terukur, sempurna, dan seimbang ini tidak dinisbatkan
kepada Dzat Yang Maha Berkuasa secara mutlak dan Mahabijak, lalu dinisbatkan
kepada alam, maka pada setiap genggaman tanah, alam harus menyediakan pabrik
dan percatakan sebanyak pabrik dan percetakan yang ada di Eropa agar segenggam
tanah tersebut bisa menjadi tempat tumbuh bunga dan buah yang indah. Sebab,
segenggam tanah yang menjadi tempat tumbuh berbagai bungaitu bisa menumbuhkan
sekaligus membentuk berbagai benih bunga dan buah yang diletakkan ke dalamnya
secara bergantian., berikut bentuknya yang beraneka ragam dan warna-warnanya
yang cemerlang.
Apabila kemampuan tersebut tidak dinisbatkan kepada Dzat
Pencipta Yang Maha Agung Yang berkuasa atas segala sesuatu, berarti di dalam
segenggam tanah itu terdapat mesin alamiah yang khusus untuk masing-masing
bunga. Jika tidak, tak mungkin berbagai bunga dan buah iu muncul ke permukaan.
Kemustahilan Ketiga
Ada dua cotoh yang telah kami
jelaskan dalam beberapa risalah, yaitu:
1. - Badui masuk istana
Ketika orang badui masuk ke sebh
istana melihat sekeliling stana dengan perabotan yang berbagai macam bagus dan
indah membuat pemandangan megas. Kemudian kakinya melangkah menuju salah satu
sisi istana, dan tiba-tiba di situ ia menyaksikan sebuah buku acun berisi
rancangan rinci prose pembangunan istana.
Di dalam buku tersebut juga terdapat
penjelasan mengenai benda-benda dalam istana berikut atran pengelolahannya.
Orang badui tersebut kemudian berkata, “Buku inilah yang telah membangun,
menyusun, dan membuat istana tersebut dengan indah. Dialah yang telah
menciptakan dan mengaturnya secara rapih”. Dari pertanyaaan tersebut tampak
dengan jelas betapa bodohnya orang dusun tadi.
2. - Orang primitif yang masuk ke dalam
kemah militer atau masjid Aya Shofia
Seseorang yang sama sekali tak
mengenal budaya dan peradaban masuk ke tengah-tengah kampung militer besar. Ia
tercengang tatkala melihat berbagai latihan dengan sangat teratur dan disiplin
dilakukan oleh para prajurit di kampung tersebut. Gerakan mereka yang seragam
itu tampak seolah-olah seperti satu gerakan. Orang yang tak mengenal budaya dan
peradaban itu terheran-heran melihatnya. Akalnya yang polos tak mampu memahami
bagaimana mungkin keemimpinan seorang panglima dipatuhi sedemikian rupa dan
dilaksanakan secara rapih. Lalau ia membayangkan ada seutas tali yang mengikat
masing-masing prajurit. Kemudian ia mulai merenungkan kehebatan tali khayalan
tadi sehingga ia pun bertambah heran dan biggung. Lalu ia pergi.
Selanjutnya, pada hari Jumat ia masuk
ke sebuah masjid besar seperti Aya Sophia. Di sana ia menyaksikan begitu banyak
orang yang shalat di belakang imam. Karena orang tadi ama sekali tidak
mengetahui syariat Tuhan serta tidak mengetahui aturan yang ada di balik
perintah-Nya, ia menganggap bahwa kelompok orang yang shalat tadi saling diikat
dengan tali.
Ia memposisikan hukum-hukum yang
bersumber dari ilmu dan ucapan Ilahi itu seperti Tuhan yang bisa mencipta. Lalu
semua itu disebutnya dengan ‘alam’ seraya mengaggap kekuatan yang merupakan
salah satu wujud manifestasi kekuatan Ilahi sebagai pemilik kekuasaan penuh.
B.
PEMIKIRAN SAID NURSI TETANG KETUHANAN
Yang pertama adalah “aku
bukan pemilik diriku “ pemilik diriku adalah sang pemilik kerajaan, zat yang mahaagung
dan mulia. Kubayangkan diriku sebagai pemilik untuk memahami sifat-sifat
pemilikku lewat antologi. Maka dengan sesuatu yang akhirnya, pagi datang dan
lentera hayalan itupun padam.
Kedua adalah “kematian adalah sesuatu
yang haq (nyata)” kehidupan dan tubuh ini tidak bisa menjadi pilar kehidupan
yang agung. Pasalnya, keduanya tidak abadi; juga tidak berasal dari besi dan
batu. Namun ia berasal dari daging, darah, dan tulang serta berbagai unsur yang
saling berlawanan yang beberapa saat bisa sejalan namun kemudian berpisah.
Bagaimana istana seluas dunia dibangun di atas pondasi yang rapuh dan pilar
yang cepat membusuk.
Ketiga adalah “tuhanku mahaesa”.
Puncak kebahagiaan setiap orang adalah ketika berserah diri kepada tuhan yang
maha esa. Jika tidak, tentu ia membutuhkan banyak tuhan yang saling
besebrangan. Pasalnya, totalitas manusia memiliki berbagai kebutuhan terhadap
banyak hal, sejumlah hubungan dengannya derita, kasan, kesadaran dan ketidak
sadaran terhadapnya. Ini semua merupakan kondisi yang sangat menyiksa. Maka
dari itu mengtahui tuhan yang maha esa di mana sejumlah tuhan imajiner ini
hanyalah hijab halus yang membungkus kekuasaannya merupakan sorga duniawi.
Keempat adalah “ego” yang merupakan
titik hitam yang kepalanya dibungkus dengan goresan kreasi tuhan. Padanya
tampak bahwa sang pencipta lebih dekat daripada dirinya sendiri.
Lailahaillallah
Kupersaksikan kepada seluruh saksi
dan yang disaksikan bahwa aku bersaksi tiada tuhan selain Allah yang wujud dan
seluruh sifatnya sempurna-Nya, serta keberadaanya yang maha esa dan tunggal di
tunjukkan dan diakui oleh:
Saksi yang jujur dan dapat dipercaya,
hujjah yang bertutur dan diimani, pemimpin para nabi dan rasul, penggenggam
rahasia kesepakatan dan pembenaran mereka, imam para wali dan ulama bertakwa,
penyimpan rahasia kesepakatan dan pembenaran mereka, yaitu Muhammad ibn
abdullah ibn abdul mutholib. Jadi seluruh entitas bersaksi bahwa dia zat yang
wajib ada dan Yang Mahaesa lewat semua spesies, pilar, anggota, bagian,
partikel, sel, atom, dan eternya, baik secara terpisah maupun secara tersusun
melalui penyusunan yang rapih seraya mengangkat panji kesaksian akan keberadaan
sang pencipta yang zali, serta mempersembahkan sejumlah lukisan untuk yang
menunjukkan eksistensi sang pelukis azali. Lewat limapuluh lima lisan setiap
struktur alam bersaksi bahwa dia adalah zat yang wajib ada dan Mahaesa.
Ketika kita ingin melihat pohon islam
lihatlah dari pangkalnya karena apabila orang yang mendatpakan taufik melihat
kepada pangkal, ia akan melihat telaga besar yang memiliki sumber suci yaitu,
wahyu ilahi. Telaga tersebut semakin bertambah lewat curahan ayat-ayat yang
terdapat di cakrawala dan jiwa. Dari telaga itu muncul materi dan nutrisi bagi
kehidupan buahnya. Membuktikan kehidupan satu buah sudah cukup membuktikan
keberadaanya. Bahkan ia juga cukup untuk membuktikan kehidupan pohon tersebut.
Membuktikan kehidupan buah sangat mudah dan cepat bisa dilakukan dengan hanya
melihat. Sementara, melenyapkan dan menghapus kehidupan sangat sulit dan sukar
selama masih bersambung dan selama akarnya tidak tercabut. Andaikata di saat
itu kebetulan melihat ada sejumlah buah yang mati, maka kematiannya dinisbatkan
kepada sebab-sebab eksternal. Ini merupakan pandangan imani dan islami yang
lurus, mudah, dan mengarah kepada kenabian. Ya Allah, anugrahi kami jalan
tersebut dan teguhkanlah kami di dalamnya.
Cara kedua
Sakit yang menjadi sumber kesesatan
dan keragu-raguan adalah melihat dari sisi buah secara kritis. Cara melihat
semacam ini membutuhkan pembuktian pada setiap buahnya karena tidak ada
keterpautan. Menetapkan keberadaan satu buah serta menyambungkan dengan
nutrisinya adalah sangat sulit. Ia membutuhkan sesuatu yang dibutuhkan oleh
pangkal. Sebaliknya, ia cepat lenyam di mana hal itu bisa terwujud hanya dengan
sesuatu yang paling sederhana. Andaikan secara kebetulan terdapat buah yang
mati dan kering, hal tersebut langsung dinisbatkan kepada pangkal yang dianggap
mati. Semoga allah melindungi kita dari cara melihat semacam ini. Hanya saja,
andaikata cara melihat seperti ini merupakan lanjutan dari cara melihat yag
pertama tentu sangat baik da membuat hati tenang.
Empat penyakit adalah:
Putus asa
Ujub (bangga diri)
Lupa diri
Buruk sangka
Subhanallah (maha suci Allah)
Mahasuci Allah zat yang maha kuasa
secara mutlak dengan kekuasaaanya sendiri, yang maha kaya, yang maha bersih
dari segala kelemahan dan kebutuhan.
Mahasuci Allah Yang Mahaesa Yang
Mahabersih dari segala sekutu. Tiada sekutu bagi-nya entah dalam kerajaannya
elalui keesaan makhluk yang menunjukkan keesaan penciptanya; atau dalam
uluhiyahnya yag mengharuskan kondisi tunggal, esa dan berdiri sendiri.
Mahasuci Allah yang seluruh malaikat
bertasbih kepadanya. Demikian pula dengan semua yang terdapat di langit dan di
bumi sesuai dengan goresan pena ketentuan yang terdapat padanya.
Al-Hamdulillah (segala puji milik Allah)
Segala puji milik Allah, zat yang
seluruh alam dengan semua lisannya baik yang terucap maupun yang tak terucap
memuji dan menyanjung-nya dengan kenampakkan sifat-sifatnya yang sempurna.
Selanjutnya segala puji milik Allah
yang seluruh entitas berikut semua yang terdapat di dalamnya memujinya,
bertasbih kepadanya, dan menyanjungnya dengan memperlihatkan sifat-sifatnya
yang sempurna. Sebab, kitab besar dengan seluruh bab, pasal, lembar, baris,
kalimat dan hurufnya lewat hikmah dan penciptanya dengan sifat dan lukisanya,
masing-masing sesuai dengan kadar yang telah ditentukan merupakan manisfestasi
dan cermin beragam dari penampakan sifat-sifat agungnya, cahaya sifat indahnya,
kalau sifatnya sempurna, dan sinar nama-namanya yang mulia.
Segala puji milik Allah atas nikmat
wujud yang merupakan kebaikan murni, atas nikmat hidup yang merupakan bentuk
kesempurnaan murni, atas nikmat hidup yang merupakan bentuk kesempurnaan wujud,
serta atas nikmat iman yang merupakan bentuk kesempurnaan hidup; bahkan sumber
kehidupan.
Cahaya iman menggambarkan seluruh
alam, serta dunia dan akhirat sebagai tempat yang dipenuhi rahmat yang menjadi
hadian bagi setiap mukmin yang benar. Mukmin bisa mengambil manfaat dari semua
hadiah tadi lewat sarana dan indranya yang demikian berlimpah. Iajuga berhak
dan wajib mengucapkan “segala puji bagi Allah atas seluruh ciptaanya” ia wajib
untuk tidak rida jika makhluk yang tidak memiliki apa-apa menjadi tuhan yang
disembah, yang dicinta, dan dituju.
Jika Allah ridai menjadi terlihat,
serta umat manisua mendapatkan petunjuk kepada iman yang merupakan cahaya alam.
Segala puji milik Allah atas cahaya
iman yang demikian terang dengan cahaya Bismillahirrahmanirrahim. Orang yang
memuji Allah harus melihat dari nikmat kepada zat pemberi nikmat sehingga
tampak bahwa dia lebih melihat kepadanya dan lebih dekat darinya. Dia
berkenalan dengan nikmat tadi, mengasih dengan cara berbuat baik, mendekat
dengan sifat murahnya pada manusia. Mansia baru dikatakan bersyukur apabila
bisa merasakan hal tersebut.
AllahuAkbar (Allah Mahabesar)
Allah Mahabesar daipada segala
sesuatu. Pasalnya, dia mahakuasa atas segala sesuatu dengan kekuasaan yang tak
terhingga dari berbagai aspeknya. Bagi=nya sama saja antara atom dan bintang,
antara sebagai dan keseluruhan, antara individu dan spsies sesuai dengan
firmannya QS Luqman: 28
Allah Mahabesar. Pasalya, Dia Maha
mengetahui segala sesuatu dengan pengetahuan yang tak terhingga dilihat dari
berbagai aspeknya yang melekat pada diri-Nya.[2]
Karena itu, tidak ada satupun yang terlepas dari-Nya. Hikmah komprehensif,
perhatian yang menyeluruh, perasaan yang mencangkup, ketentuan yang rapi,
takdir yang berlaku, ajal yang telah ditentukan, rezeki yang ditetapkan, kasih
sayang yang beragam, dan perhatian yang indah, semuanya menjadi saksi atas
pengetahuan-Nya yang meliputi segala sesuatu sesuai dengan firman-Nya.
Allah Mahabesar. Pasalnya, Dia Maha
berkehendak atas segala sesuatu seluruh entitas berkutat di antara berbagai kemungkinan
yang tak terhingga. Kemudian pengaturan-Nya dengan bentuk semacam ini,
keseimbangan-Nya serta penciptaan beragam hal yang tertata indah, seperti
pohon, daun, bunga, buah, dari asal yag sederhana, semua itu menunjukkan
kehendak-Nya yang bersifat menyeluruh. Ha itu sesuai dengan kaidah,”apakah yang
dia kehendaki terwujud, sementara yang ia tak terkehendaki terwujud”
Catatan:
Kaidah dari ketiga bab diatas
petunjuknya dapat diketahui dengan cermat dengan kondisi sesuai dengan
ketentuan.
Allah Mahabesar apabila ada yang
bertanya, “Mengapa dan siapa Dia?” jawabnya “ Dia adalah Zat Yang Maha kuasa
azali yang seluru entitas merupakan mukzizat kekuasaa-Nya. Mukjizat tersebut
menjadi saksi maha kuasa atas segala sesuatu”
Allah Mahabesar. Apabila engkau bertanya,
Siapa Dia?” Jawabannya, Dia adalah Pencipta segala sesuatu. Dia pemberi rezeki
seluruh makhluk. Dia pemberi nikmat bagi semua karunia. Dia Maha Penyayang baik
di dunia maupun di akhirat.
Allah Mahabesar. Apabila engkau
bertanya, “Siapa Dia?” Jawabannya, Dia adalah Pelukis segala sesuatu, Yang Maha
Berbuat terhadap segala sesuatu, serta Pengatur alam ini.
Allah Mahabesar. Dia tidak bisa
dijangkau oleh akal pikiran serta bersih dan jauh dari kekurangan dan
kelemahan.
Allah Mahabesar daripada segala sesuatu.
Sesuatu yang diperuntukkan bagi-Nya lebih besar, lebih tinggi, lebih baik, dan
lebih uama. Serta segala sesuatu yang dengan-Nya lebih agung dan lebih mulia.[3]
[1]
Badiuzzaman Said Nursi, Al-Lama’at:Membumikan Inspirasi Ilahi, (Tagerang
Selatan, 2014), h. 337-354.
[2] Sama
seperti melekatnya cahaya yang mengitari mentari. Allah memiliki perumpamaan
yang paling mulia.
[3]
Badiuzzaman Said Nursi, Al-Matsnawi An-Nuri Menyibak Misteri Keesaan Ilahi,
Jakarta: Anatolia (Diterjemahkan oleh Fauzi Bahreisy), h. 85-167