Merangkum momen terindah di bulan november
Asslamualaikum.
Selamat sore blogger sudah lama rasanya tidak berbagi
pengalaman di setiap keping kehidupanku ini. Ada beberapa momen terindah dalam
hidup yang belum aku bagikan dan abadikan dalam blog ini. Walaupun sudah
berlalu tapi ingin aku ceritakan.
4-6 November 2014
Hari yang bersejarah untuk ku dan
dosen-dosen PBSI karena acara yang kami persiapkan dari bulan 4 bulan yang lalu
berlangsung. Bukan hanya bagi jurusan kami tapi bagi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Mengapa? Karena jurusan kamilah yang
pertama membuat acara internasional. Dengan mengusung tema “Pendidikan Berbasis
Keragaman Budaya: Sumbanagan Bahasa dan Sastra Indonesia. Kami mengundang pembicara kunci: Pak HAR
Tilaar diacara pembukaan itulah beliau menyampaikan mengenai pendidikan
berbasis multikulturalisme.
Dari awal aku menjadi tim humas bersama Bu
Novi dan Arul, mempublikasikan melalui media sosial dan cetak kemudian menjai
narahubung dengan para peserta. Namun pada acara H saya ditugaskan menjadi LO
Pak James tepatnya Pak James T Collins.
Hari pertama Selasa, 4 November jam 08.00
saya sudah siap bersama Pak Abbas dan Kak Silvi menjemput beliau di Bandara
Soekarno Hatta. Kedatangan beliau jam 11.15 kami sudah sampai sejak jam 10.00,
reat sejenak di salah satu restauran bandara kemudian jam 11.00 kami siap di
pintu kedatangan.
Dengan inisiaf saya, saya coba menghubungi
beliau dan beliau menjawab seketika bahwa pesawat sudah turun di bandara
Soekarno Hatta. Aku dan Kak Silvi cukup binggung karena ada dua pintu
kedatangan dari luar negeri ada di pintu D dan E.
Menunggu cukup lama di pintu D yang muncul
hanya beberapa orang saya langsng berlari ke pintu yang satu lagi, pintu E. Tak
lama saya melihat sekiar sangat padat dan ketika membalikkan badan dengan
bermodalkan kertas bertuliskan James T Collins, seorang pria bertumbuh besar
dan tinggi mendorong trolli berkata, “Itu Saya”. Rasanya air muka ini tak bisa
dibendung rasa senang dan lega, “Alhamdullillah, akhirnya sukses penjemputanku
hari ini”. Kemudian aku hubungi Pak Abbas untuk menuju ke bagian E dan
menghubungi Kak Silvi untuk segera ke bagian E. Sembari kami berdua menunggu
kami berbincang-bincang mengenai perjalanan beliau dan ternyata Pak James sudah
dua kali berputar mencari ku di pintu kedatangan. Beliau orang yag ramah,
lancar menggunakan bahasa Indonesia.
Tanpa menyia-nyiakan waktu kami bertiga Kak
Silvi, Pak James, dan aku foto bersama di bandara sebagai bukti pada panitia
lain bahwa Pak James sudah tiba dan dijemput.
Terlintas dipikiranku, Pak James asal dari
Amerika bisa bergelut mengenai bahasa Melayu dan bahasa Indonesia mengerti
sejarah dan kebudayaan kami, bukan hal yang biasa namun sangat luar biasa.
Mungkin pengetahuanku dan kita semua belum megetahui secara pasti bahasa kita
rumpun apa, berasal dari mana, dan bagaimana sejarahnya? Tapi Pak James mau
mendedikasikan pemikiran dan hidupnya sebagai peneliti sejarah bahasa Melayu
dan Indonesia.
Perjalanan menuju penginapan Pak James
sangat lancar, tepatnya di Hotel Keraton Lebak Bulus hanya menempuh waktu 45
menit. Sampai di hotel jam 13.40, kami semua beristirahat sejenak termasuk Pak
James di kamarnya. Kemudian memesan makan siang di hote dan makan bersama. Satu
hal yang tak pernah saya lupakan dari beliau adalah beliau sangat menjaga
makanan. Beliau makan nasi goreng dengan catatan tidak pakai bakso, tidak pakai
sosis, dan tidak pakai nugget sampai makanan ringan seperti risoles dan kue-kue
pun beliau tidak makan sehigga dilimpahkan ke saya. Hehehehe
Beliau makan paling cepat selesai, aku
belum selesai makan dan yang lain kemudian datang Pak Yapaar Saleh dari
Malaysia dengan Istri beliau yang cantik dan murah senyum. Kami menyambut dan
menyediakan tempat untuk istirahat dan memesan makanan. Cukup terheran dengan
Ibu Yapaar yang bersaliman dengan tangan halus dan wajah putih berseri serta
halus sekali. Esoknya aku bertanya apa resepnya ternyata beliau sejak kecil
menggunakan perawatan alami menggunakan bahan-bahan alami untuk merawat rambut
dan wajah hingga kini.
Hal yang berkesan juga dari Ibu Yapaar
Saleh adalah beberapa kali beliau memberikan pembelajaran mengenai budaya yang
tidak boleh dilakukan, seperti: Perempuan itu ndak boleh makan pindah-pindah
tempat, tidaklah baik. Kemudian, tidak boleh makan sambil membawa kazut
(sepatu) itu juga tidak baik.
Nasihat seperti itu yang sebenarnya
kurindukan dari negeri in,banyak sekali nasihat dan petuah yang sering
diberikan oleh nenek dan buyutku hingga kini. Namun, secara sadar saya
mengetahui ilai tersebut semaki lama semakin luntur hingga sudah sedikit sekali
yang memberikan hal tersebut.
Pembukaan yang meriah di Audtorium Haru
Nasution malam dipadati oleh peserta dan pembicara dari penjuru nasional.
Peserta dan pembicara terlebih dahulu disilahkan untuk makan malam kemudian
acara pembukaan dimulai pada puku 19.30 dan sangat kecewa hanya bertemu dan
bersalaman dengan Pak HAR Tilaar tanpa mendengarkan ceramah dari beliau. Semoga
bisa melihat di video nantinya. Amin..
Pukul 20.30 saya mengantar Pak James dan
Pak Andy Fuler ke hotel. Pak james yang dari awal mengingatkan saya untuk
mengantarnya ke hotel lebih awal kemudian Pak Andy yang berasal dai Australia
dan sekarang menjadi peneliti bahasa di Leinden, Belanda kurang enak badan
karena tangan kanan beliau terkilir bekas jatuh sewatu di Yogjakarta.
Malam itu, saya bersama Pak Abbas
menjanjikan tukag pijat untuk Pak Andy, kemudian tukang pijat tersebut datang
dan selama satu jam kami menunggu di bawah.
Pukul 23.00 saya baru sampai di kampus dan acara
sudah selesai kemudian saya mengikuti evaluasi dan alhamdulillah dapat makan
karena belum makan malam. Hari yang cukup panjang dan mengesankan.
Hari kedua acara Seminar Internasional saya
sudah siap jam 07.30 di Syahida Inn. Pak James dijemput oleh Pak Abbas jam
08.00 karena aku menjadi notulensi pleno I dengan pembicara Pak Yaapaar Saleh,
Pak Zamzani, dan Pak Andy Fuller dengan moderator Pak Muhbib. Sesi pleno I
berjlan lumayan panjang dan selesai diluar jadwal karena acara diskusi baru
dimulai jam 08.30. diawali dengan Pak Yapaar yang mengemukakakn mengenai
“Pendidikan Sastra dalam Konteks Keberagaman Budaya: Prinsip dan Pendekatan Ke
Arah Kemajuan”. Kemudian Pak Andy Fuller membahasa megenai “Penulisan mengenai
kota di sastra Indonesia dalam karya-karya Seno Gumira Ajidarma dan Afrizal
Malna”. Dan yang terakhir adalah Pak Zamzani yang membahas mengenai “Pendidikan
Bahasa dan Sastra berbasis Mutikultural”. Dari pembahasan tersebut anusiasme
para peserta untuk bertanya lebih lanjut mengani materi yang disampaikan oleh
ketiga pembicara sangat tinggi hingga 10 pertanyaan.
Pada sesi pleno ke-2 pembicara Pak James,
Bu Darsita, dan Mbah Sudjiwo Tejo. Pak James menyampaikan makalah beliau
mengenai “Keragaman Bahasa dan Kesepakatan Masyarakat: Pluralitas dan
Komunikasi”. Kemudian Bu Darsita membahas mengenai “Bahasa Cia-cia untuk
memperkaya kosakata bahasa Indonesia”. Kemudian yang terakhir walaupun tanpa
makalah Mbah satu ini mengawali pembicaraannya dengan memberikan tanggapan dari
kedua pembicara sebelum beliau.
Disampaikan dengan bahasa yang mudah
dimengerti mengenai seribu satu bahasa yang memilki makna dan cara penyampaian
yang berbeda-beda namun membuat suasana gedung mencair dan tertawa menyaksikan
dan memahami berbagai pembicaran yang beliau utarakan. Penyampaian yang
sederhana serta melalui nyayian dan nada-nada ditembangkan membawa kita santai.
Acara selesai jam 12.30 kemudian ISOMA.
Setelah zuhur jam 14.00 acara diskusi
paralel berlangsung dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu: (1) pendidikan (2) bahasa
dan (3) sastra. Dan sudah dipersiapkan 8 kelas dengan kelas bahasa 2, kelas
pendidikan 2, dan kelas sastra 4. Hal tersebut dikarenakan makalah dan abstrak
yang diseleksi banyak yang membahas mengenai sastra.
Aku dan Pak James mengikuti kelas sastra karena
Pak James memeilki urusan dengan Bu Sastri. Di kelas sastra ini sangat menarik
sekali, ketiga pembicara membahas mengenai sastra indonesia, ciri lokal dari
sastra indonesia. Dua pembicara membahas novel dari minangkabau dan Bu sastri
membahas mengenai cerita-cerita lisan yang bersifat lucu atau jenaka yang bisa
menjadi materi dalam pendidikan sastra.
Sore, pukul 16.30 saya megantar Pak James
ke hotel ersama Kaka Silvi dan Kak Agam sesampainya di sana saya makan terlebih
dahulu dan shalat. Setelah itu, berpamitan pulang kemudian Pak James berkata,
“Besok tolong antar saya ke bandara dari sini jam 05.30”. dan itu tandanya
beliau besok pagi harus pulang, belum ke Malaysia tapi ke Kalimantan untuk
menjadi pembicara kembali di salah satu Universitas yang ada di sana.
Esokya pukul 04.00 pagi aku sudah bangun
dan bersiap menjemput. Alhamdulillah ada adekku aku langsung minta anter dia ke
hotel tersebut. Di sana sudah menunggu Kak Silvi dan Pak Abbas. Untunglah aku
masih belum ketinggalan. Akhirnya kita sampai di bandara pada pukul 06.30
kemudian Kak Silvi dan aku memberikan kenang-kenangan pada Pak Jims. Semoga
beliau suka dan diancarkan dalam perjalanan. Sehat selalu Pak James. Semoga
kita bisa bertemu kembali. Amin.
Untuk selengkapnya acara seminar diabadikan dalam video https://www.youtube.com/watch?v=UyhUK-brdEU&feature=share
*Bersambung*