Kamis, 30 Mei 2013

Resensi Kumpulan Puisi "Aku Ingin Jadi Peluru" Karya Widji Thukul

Judul buku         : Aku Ingin Menjadi Peluru
Pengarang         : Widji Thukul

Widji Thukul merupakan salah satu penulis puisi yang jarang sekali dikenal. Masyarakat lebih mengenal dengan kata-kata “hanya ada satu kata, Lawan!”. Buku kumpulan pusis Widji Thukul sendiri memang sudah sulit di temukan kembali. Beberapa orang sangat mendukung buku kumpulan ini. Widji Thukul sendiri sekarang keberadaanya tidak ada yang mengetahui, ia menjadi korban praktek penghilangan orang pada masa orde baru. Atau ia hanya melarikan diri dan mencari ketenangan pasca masa orde baru. Banyak kontroversi keberadaan Widji Thukul. Salah satu pendukung Widji Thukul adalah alm. Munir yang nasibnya teragis yaitu harus mati diatas pesawat saat ingin pergi keluar negeri. Munir menulis sebuah esai untuk Widji Thukul.Sebagai apresiasi atas karya-karyanya yang selama ini membangun semangat untuk terus menyadarkan masyarakat.
Karya Widji Thukul sangat mudah dipahami dan di baca. Bahasanya ringan dan kita dapat dengan cepat menangkap apa yang Widji Thukul maksudkan. Karyanya banyak menceritakan tentang kehidupan sehari-hari dan pada akhirnya berubah menjadi menentang pemerintah. Mungkin ia menjadi salah satu pengerak dalam bidang seni agar sadar bahwa pemerintah yang sebenarnya. Melalui karyanya Widji Thukul terus menyadarkan dan menjadi sebuah titik arus balik. Pembaca sangat menikmati dan bernostalgia tentang kenangan-kenangan masalalu di dalam karyanya.
Dibawah ini adalah karya Widji Thukul yang akan saya analisis. Sebuah teknologi yang sangat canggih pada masanya sekarang berubah menjadi sangat kuno.

Aku Berkelana di Udara

Aku berkelana di udara
Singgah di gelombang-gelombang radio
Di udara kalian tak bisa mendusta
Gelombang radio tak bisa dibungkam
Dengan senjata

Di udara tak ada pembredelan
Disana menteri luar negeri
Mentri penerangan dan presiden
Tak bisa ngomong seenaknya

Di udara seribu suara berbicara
Kalian tak bisa menyeragamkannya

Ketika meletus peluru laras senapan
Gemanya menyebar ke sudut-sudut benua

Kekejaman dikabarkan kepada berjuta warga dinua
Kebusukan menyebar siapa bisa menguburnya?

Di udara penguasa seperti Raja Telanjang
Tua tambun dan menggelikan

12 november 96

Puisi ini menceritakan tentang sebuah kekuatan yang susah dibungkam oleh kekuasaan pada masa itu. Melalui gelombang-gelombang radio, rakyat mendengar apa yang sedang terjadi. Bukan hanya berita, hiburan pun ada. Dalam karya Widji Thukul yang lain pernah di tulis. Salah satu hiburan yaitu dagelan. Gelombang radio adalah sebuah alat komunikasi satu arah, dengan frekuensi tertentu kita bisa mendengarkan orang-orang mengudara dengan bebasnya. Berbicara tanpa takut diketahui siapa dirinya yang sebenarnya. Pada tahun itu radio merupakan sebuah alat untuk menggerakkan masyarakat agar mengetahui sebenarnya apa yang terjadi di seluruh dunia. Siaran gelombang radio tidak hanya bisa mencapai pulau lain tetapi bisa mencapai benua-benua lain. Pemerintah takut untuk bertindak seenaknya, karena kesalahan sedikit saja bisa disiarkan keseluruh dunia.
Mengutip dari puisi di atas “di udara penguasa seperti raja telanjang” yang di maksud raja telanjang di sini adalah penguasa seperti di permalukan oleh rakyatnya sendiri. Tetapi para penguasa dengan gagah beraninya tetap ingin berkuasa. Kata raja telanjang sendiri di ambil dari sebuah dongeng karya HC Andersen. Bercerita tentang seorang raja yang ingin tampil berbeda di hadapan rakyatnya dengan memakai pakaian yang indah. Raja kali ini ingin memakai pakaian yang khusus, di buat oleh seorang penipu ulung. Raja tidak mengetahui bahwa itu adalah tipuan. Kata penipu hanya orang yang pintar dan berilmu tinggi bisa melihat pakaian yang di kenakan raja. Seluruh staf krajaan mengagumi, dalam hati mereka tertawa dan bingung. sampai suatu ketika raja sendiri tersadar dan dipermalukan oleh rakyatnya sendiri.
Pada saat itu radio memang populer dikalangan kelas menegah atas sampai ke rakyat yang sering mendengarkan di warung kopi. Radio sendiri sulit dilacak sinyalnya, oleh karena itu mengudara melalui radio merupakan jalan yang aman untuk menggerakkan rakyat menuju Indonesia yang lebih baik. Banyak fakta-fakta yang diungkapkan di radio agar rakyat mengetahui dan tidak tinggal diam.

Teknologi yang merupakan sebuah senjata untuk menggerakkan sekarang sudah jauh tertinggal oleh teknologi yang lebih canggih lagi. Internet merupakan teknologi yang jika tidak di kontrol oleh pemerintah bisa menjadi senjata paling berbahaya. Terlebih sekarang semua kalangan pasti sudah mengetahui dan mengerti fungsinya. Selain menjadi berbagi informasi merupakan alat media sosial.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar